Bismillah,,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.....
Saya ingin sedikit cerita, usia saya dalam beberapa hari kedepan akan menjumpai angka 24 (semoga sampai kesana) aamiin. Pertanyaan kapan nikah ? sudah ada calon atau belum ? sudah sarjana loh, kenapa masih belum nikah ? nyari calon yang kaya gimana sih, jangan terlalu pemilih coba ?! dan pertanyaan pertanyaan serupa lainnya, Masyaa Allah itu sudah tidak asing lagi ditelinga saya, bukan hanya orang tua, teman, sahabat, rekan kerja bahkan tetanggapun juga menanyakan hal yang serupa, begitu pentingnyakah pernikahan saya bagi mereka-mereka itu ? atau mereka hanya sebatas ingin tahu saja ? wallahu a'lam
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.....
Saya ingin sedikit cerita, usia saya dalam beberapa hari kedepan akan menjumpai angka 24 (semoga sampai kesana) aamiin. Pertanyaan kapan nikah ? sudah ada calon atau belum ? sudah sarjana loh, kenapa masih belum nikah ? nyari calon yang kaya gimana sih, jangan terlalu pemilih coba ?! dan pertanyaan pertanyaan serupa lainnya, Masyaa Allah itu sudah tidak asing lagi ditelinga saya, bukan hanya orang tua, teman, sahabat, rekan kerja bahkan tetanggapun juga menanyakan hal yang serupa, begitu pentingnyakah pernikahan saya bagi mereka-mereka itu ? atau mereka hanya sebatas ingin tahu saja ? wallahu a'lam
Lantas kenapa masih belum menikah ?
Tulisan ini saya persembahkan untuk kalian para wanita shalihah yang selalu ditanya kapan nikah
Beberapa hari yang lalu saya membaca postingannya mbak Ummu Hanif Alfatih, dan Masyaa Allah saya sangat setuju sekali dengan tulisan beliau, benar sekali bahwa cepat atau lambatnya pernikahan seseorang itu tidak ditentukan oleh keelokan fisiknya, pendidikannya, tidak oleh hitungan logika bahkan oleh diri kita sendiri, namun itu semua karena Allah belum menakdirkannya, maka berprasangka baiklah pada-Nya, bahwa semuanya berjalan sesuai kehendak-Nya yang tentunya itu yang terbaik buat kita, karena " boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui". (Q.S. Al-Baqarah: 216)
Jadii... Keep Husnudzon aja sama Allah dan berbahagia, karena menikah bukanlah satu-satunya jenis ibadah yang Allah syariatkan untuk kita, masih banyak ko ibadah-ibadah lainnya yang mungkin bahkan belum tersentuh sama sekali oleh kita. Ketika kita belum bisa memasuki satu kebaikan, kebaikan yang lain masih banyak, kita bisa mengambil pintu-pintu kebaikan yang lainnya.
Teringat dengan kisah Siti Fatimah putri Rasulullah SAW dan Sayyidina Ali bin Abu Thalib, yang mana dari kisah keduanya kita tahu bahwa perlu bertahun-tahun bagi Ali untuk memantaskan diri agar bisa menjadi pendamping hidup Fatimah, bahkan Ali mencoba mengikhlaskan bila pada kenyataannya kelak Fatimah memang bukan jodohnya. Begitupun dengan Fatimah, nampak diam dan tenang, tapi doanya menembus langit.
Maka sekali lagi, berbahagialah bagi kita yang masih diberi kesempatan oleh Allah untuk memantaskan diri dalam penantian menunggu dipertemukannya dengan jodoh kita, dengan memperbanyak istighfar dan taubat, memperbanyak doa dan yakin bahwa doa kita akan dikabul oleh Allah, serta ikhtiar mencari calon yang shaleh dengan cara yang syar'i, dan mengisi waktu dengan amal shaleh (menuntut ilmu, berbakti kepada orang tua, menghafal al-quran, sering-sering berada di majlis ilmu serta masih banyak kebaikan-kebaikan lainnya).
Atau kita bisa belajar dari bunda Khadijah, wanita cerdas, pemberani dan terhormat. Dengan kecerdasannya bunda Khadijah tau bagaimana harus bersikap ketika beliau menginginkan seseorang untuk menjadi pendampingnya.
Jadi... mau belajar dari bunda Khadijah ataupun dari Siti Fatimah, sama-sama baik, selagi kita tetap dalam kesabaran. Sabar dalam menaati Allah, sabar dari menghindari maksiat kepada Allah, serta sabar dalam menerima takdir-Nya, dan semoga Allah mendatangkan untuk kita jodoh yang shaleh yang tepat untuk kita, aamiin :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar