BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam dalam
misi penyebarannya berkembang cukup luas dan memiliki dampak yang signifikan
terhadap kemajuan dunia. Dari pusat munculnya di Jazirah Arab sampai ke seluruh
negara dibelahan bumi, diantaranya Eropa dan Amerika. Namun, perlu diketahui
bahwa mayoritas penduduk di dua benua tersebut beragama Nasrani dan Yahudi.
Sejak Islam
memasuki wilayah Andalusia pada masa Dinasti Umayyah menjadi pintu masuk
berkembangnya Islam di benua Eropa, bahkan sampai ke benua Amerika.Muslim Spanyol merupakan perwujudan atas persaingan
politik antara Umayyah dan Abbasiyyah. Sehingga sangat mudah bagi para mubaligh
menyampaikan risalah Islam atas kebijakan-kebijakan dari pusat pemerintahan
Islam.
Eropa
pada saat itu mengalami masa kegelapan. Dengan datangnya Islam, keadaan ini
menjadikan Eropa memasuki Renaissance atau masa pencerahan.
Islam membawa ilmu pengetahuan yang mengubah pola pikir masyarakat Eropa
pada saat itu yang masih terbelenggu dan terkekang oleh otoritas gereja-gereja
kerajaan.
Pemikiran orang Barat kemudian
mulai terbuka dan mereka melihat kenyataan bahwa apa yang dipropagandakan
gereja bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Pertentangan antara ilmu
berlangsung cukup lama. Persoalan ini berakhir dengan kemenangan ilmu, setelah
para ilmuwan Barat melihat kenyataan kemajuan peradaban Islam jauh meninggalkan
peradaban mereka. Maka mulai saat itu orang-orang Barat berhubungan dengan umat
Islam di Andalusia, Shiqillah (Sicilia), Syiria, dan lain-lain. Dengan adanya
kesadaran dan hubungan-hubungan tersebut, memeberikan kontribusi yang sangat
besar bagi kemajuan Eropa pada masa sesudahnya. Kemajuan tersebut ada dalam beberapa aspek, antara
lain aspek keilmuan/ sains, fiqh, sejarah/geografi, filsafat, sastra, bahkan bangunan/arsitektur.
Peninggalan-peninggalan peradaban
Islam di Eropa dan Amerika menjadi bukti bahwa Islam pernah memiliki masa
kejayaan atau keemasan. Maka dari itu sangat diperlukan pengetahuan tentang
sejarah perkembangan Islam di Eropa dan Amerika. Karena pentingnya nilai-nilai
Islam dalam menyikapi berbagai permasalahan dunia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang
masalah di atas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana latar belakang
terjadinya perpindahan ilmu Islam ke Eropa ?
2. Bagaimana cara yang
dilakukan untuk perpindahan ilmu Pengetahuan Islam ke Eropa ?
3. Bagaimana dampak
perpindahan ilmu pengetahuan Islam ke Eropa ?
C. Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui latar belakang
terjadinya perpindahan ilmu Islam ke Eropa
2. Untuk mengetahui cara yang
dilakukan untuk perpindahan ilmu pengetahuan Islam ke Eropa
3. Untuk mengetahui dampak
perpindahan ilmu pengetahuan Islam ke Eropa
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Terjadinya
Perpindahan Ilmu Islam ke Eropa
Terdapat
dua faktor yang mendukung terjadinya proses perpindahan ilmu Islam ke Eropa,
yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internalnya adalah sifat
inklusifitas umat Islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Artinya umat
Islam tidak hanya mengembangkan ilmu pengetahuan terbatas untuk umat Islam
saja, tetapi juga kepada siapa saja yang memiliki keinginan untuk belajar dan
mengembangkan pengetahuan tersebut, termasuk dari kalangan pelajar Barat.
Adapun
dari segi eksternalnya, menurut Nakosteen menyatakan bahwa setidaknya ada empat
faktor yang ikut mendukung terjadinya penyebaran klasik ke dunia Islam yang
kemudian di transformasi lagi ke dunia Barat. Keempat faktor tersebut adalah[1] :
1. Terpecahnya dengan gereja induk Kristen
Ortodoks sekte Nestorian dan Monophysite dengan
gereja induk, dengan alasan perbedaan doctrinal. Akibatnya, banyak kaum
intelektual kedua sekte tersebut dikucilkan dan bahkan terlempar dari unsur
kegerejaan. Sehingga mereka harus mencari kebudayaan yang lebih bersahabat dan
kondusif dalam mengayomi ide dinamis mereka. Satu-satunya alternatif adalah
dunia Islam. Dari ilmuwan kedua sekte ini, umat Islam kemudian mengenal ilmu
pengetahuan Helenisti, terutama ilmu kedokteran, matematika, astronomi,
teknologi, dan filsafat.
2. Penaklukan Alexander Agung juga ikut
menjadi penyebab tersebarnya ilmu pengetahuan dan kebudayaan Yunani ke Persia
dan India yang kemudian kedua Negara ini akhirnya menjadi wilayah kekuasaan
Islam.
3. Adanya pengembangan kurikulum studi yang
mampu mengakomodif seluruh ilmu pengetahuan era Universitas Alexandria oleh
kekaisaran Persia di Akademi Jundi Shapur. Akademi ini selama abad keenam mampu
memadukan ilmu pengetahuan India, Grecian, Syiria, Helenistik, Hebrew, dan
Zoroastrian. Termasuk menerjemahkan ilmu pengetahuan dan filsafat klasik
Yunani ke dalam bahasa Pahlevi dan Syiria yang kemudian disebarkan ke dunia
Islam dan Barat, sampai tugas ini diambil alih oleh Baghdad di Islam Timur dan
Sisilia serta Cordova di Islam Barat.
4. Adanya peranan para penerjemah Hebrew
(Yahudi) yang telah menerjemahkan karya-karya Yunani ke dalam bahasa Hebrew dan
Arab. Sebaliknya setelah Islam memiliki kebudayaan yang demikian tinggi, mereka
menjadi transmisi alih ilmu pengetahuan dari dunia Islam ke dunia Barat.
Sejak
pertama kali Islam menginjakkan kaki di tanah Spanyol, Islam memainkan peran
yang sangat besar. Islam di Spanyol sangat berkuasa selama tujuh setengah abad.
Sejarah Islam di Spanyol dapat dibagi menjadi enam periode, yaitu[2]:
1. Periode Pertama (711-755)
Pada
periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh
khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas
politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna, berbagai gangguan masih
terjadi baik yang datang dari luar maupun dari dalam.
Gangguan
yang datang dari dalam yaitu berupa perselisihan antara elite penguasa. Dan
gangguan yang datang dari luar yaitu datangnya dari sisa-sisa musuh Islam
Spanyol yang tinggal di desa pegunungan.
2. Periode Kedua (755-912)
Pada
periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan khalifah Abbasiyah di
Baghdad. Amir pertama adalah Abdurrahman 1 yang memasuki Spanyol, tahun 138
H/755 M dan diberi gelar Abdurrahman Ad-Dakhil. Keturunan dari Bani Umayyah
yang berhasil lolos dari kerajaan Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah berhasil
menaklukan Bani Umayyah di Damaskus. Dan Ad-Dahil mendirikan Dinasti Umayyah di
Spanyol.
Pada
periode ini, umat Islam Spanyol mengalami kemajuan, baik dalam politik maupun
peradaban. Dan Abdurrahman mendirikan Masjid Cordova dan sekolah di kota besar
Spanyol.
3. Periode Ketiga (912-1013)
Periode
ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abdurrahman III yang bergelar
“An-nasir” sampai munculnya “raja-raja kelompok”. Pada periode ini Spanyol di
perintah oleh penguasa dengan gelar khalifah. Pada periode ini umat Islam di
Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi daulah Abbasiyah di
Baghdad. Abdurrahman An-Nasir mendirikan Universitas Cordova. Perpustakaannya
memiliki ratusan ribu buku. Pada masa ini, masyarakat menikmati kesejahteraan
dan kemakmuran yang tinggi.
4. Periode Keempat (1013-1086 M)
Pada
periode ini, Spanyol sudah terpecah-pecah menjadi beberapa Negara kecil yang
berpusat di kota-kota tertentu. Bahkan pada Spanyol terpecah menjadi lebih dari
30 Negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-mulukuth
thawaif yang berpusat di suatu kota seperti Sevilla, Cordova, Toledo, dan
sebagainya. Pada periode ini umat Islam di Spanyol kembali memasuki pertikaian
intern.
5. Periode kelima (1086-1248 M)
Pada
periode ini, Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa Negara,
tetapi terdapat suatu kekuatan yang dominan, yakni kekuasaan Dinasti Murabitun
(1086-1235 M). Dinasti Murabitun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang
didirikan oleh Yusuf bin Tasyifin di Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia
berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakasy. Dan akhirnya
dapat memasuki Spanyol dan menguasainya.
6. Periode Keenam (1248-1492 M)
Pada
periode ini, Islam hanya berkuasa di Granada di bawah Dinasti Ahmar
(1232-1492). Peradaban kembali mengalami kemajuan di zaman Abdurrahman
An-Nasir, akan tetapi secara politik dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang
kecil. Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini
berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan.
B. Cara Transmisi Ilmu
Pengetahuan Islam ke Eropa
Transmisi
ilmu pengetahuan Islam ke Eropa terjadi melalui beberapa jalur, jalur-jalur
tersebut adalah melalui Perang Salib, Negeri Sicilia, dan Spanyol (Andalusia).
1. Melalui Perang Salib
Perang
Salib terjadi pada tahun 1096-1273 M (489-666 H) adalah antara umat Kristen
Eropa Barat ke tanah Timur khususnya Palestina yang dikuasai daulah Islam.
Perang ini dinamakan perang salib karena tentara Kristen memakai tanda salib
saat peperangan terjadi.
Dengan
adanya perang salib, banyak membawa keuntungan bagi benua Eropa. Secara
sederhana dampak Perang Salib dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Perang Salib yang berlangsung antara Bangsa
Timur dengan Barat menjadi penghubung bagi Bangsa Eropa khususnya untuk
mengenali dunia Islam secara lebih dekat lagi. Ini memiliki arti yang cukup
penting dalam kontak peradaban antara Bangsa Barat dengan peradaban Timur yang
lebih maju dan terbuka. Kontak peradaban ini berdampak kepada pertukaran ide
dan pemikiran kedua wilayah tersebut. Bangsa Barat melihat kemajuan ilmu
pengetahuan dan tata kehidupan di Timur dan hal
ini menjadi daya dorong yang cukup kuat bagi Bangsa Barat dalam
pertumbuhan intelektual dan tata kehidupan Bangsa Barat di Eropa. Interaksi ini
sangat besar andilnya dalam gerakan renaissance di Eropa. Sehingga dapat
dikatakan kemajuan Eropa adalah hasil transformasi peradaban dari Timur.
2) Pra Perang Salib masyarakat Eropa belum
melakukan perdagangan ke Bangsa Timur, namun setelah Perang Salib interaksi
perdaganganpun dilakukan. Sehingga pembauran peradabanpun tidak dapat
dihindarkan, terlebih lagi setelah Bangsa Barat mengenal tabiat serta kemajuan
Bangsa Timur. Perang Salib membawa perubahan yang cukup signifikan terhadap
perkembangan ekonomi Bangsa Eropa. Kehidupan lama Bangsa Eropa yang berdasarkan
ekonomi semata sudah berkembang dengan berdasarkan mata uang yang cukup kuat.
Dengan kata lain Perang Salib mempercepat proses transformasi perekonomian
Eropa.
3) Perang Salib sebagai sarana mengalirnya ilmu
pengetahuan dari Timur ke Barat. Pasca penyerbuan yang berlangsung lebih dari 2
abad, para tentara Barat mulai menyesuaikan diri denga kehidupan Bangsa Timur.
Mereka melihat ketinggian peradaban dan budaya Islam dalam berbagai aspek
kehidupan, yakni, makanan, pakaian, alat-alat rumah tangga, musik, alat-alat
perang, obat-obatan, ilmu pengetahuan, perekonomian, irigasi, tanam-tanaman,
sastra, ilmu militer, pertambangan, pemerintahan, pelayaran (navigasi) dan
lain-lain. Tentara Salib (crusaders) membawa berbagai keilmuan ke negara mereka
dengan kata lain terjadi transformasi budaya (culture) dan peradaban
(civilazation) dari Timur ke Barat.
4) Bangsa Barat melakukan penyelidikan terhadap seni dan
budaya (art and culture) serta pengetahuan (knowledge) dan berbagai penemuan
ilmiyah yang ada di Timur. Hal ini meliputi sistem pertanian, sistem industri
Timur yang sudah berkembang dan maju serta alat-alat teknologi yang dihasilkan
Bangsa Timur seperti kompas kelautan, kincir angin dan lain-lain. Setelah
kembali ke negerinya Bangsa Eropa menyadari betapa pentingnya memasarkan
produk-produk Timur yang lebih maju, mereka mendirikan sistem-sistem pemasaran
produk Timur. Maka semakin pesatlah perkembangan perdagangan antara Timur
dengan Barat.
5) Perang Salib yang meluluh-lantakkan infra dan
suprastruktur terutama di negara-negara Timur berakibat tertanamnya rasa
kebencian antara Timur dan Barat. Di benak Kristen Eropa diyakini sangat
membenci warga Negara Timur baik yang beragama Kristen, Yahudi terutama
terhadap muslim. Tentunya hal ini jika tidak disikapi dengan bijaksana akan
menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja.
2. Melalui Negeri Sicilia
Sicilia adalah sebuah pulau di laut tengan,
letaknya berada di sebelah selatan semenanjung Italia, dipisahkan oleh selat
Messina. Pulau ini bentuknya menyerupai segitiga dengan luas 25.708 km persegi.
Sebelah utara terdapat teluk Palermo dan sebelah timur terdapat teluk Catania.
Pulau ini di sebelah barat dan selatannya adalah kawasan laut Mediterranian,
sebelah utara berbatasan dengan laut Tyrrhenian dan sebelah timurnya berbatasan
dengan laut Ionian.
Pulau Sisilia bergunung gunung dan sangat
indah, iklimnya yang baik, tanahnya subur, dan penuh dengan kekayaan alamnya.
Pulau ini di bagi menjadi tiga bagian : Val di Mazara di sebelah barat, Val di
Noto di sebelah tenggara dan Val Demone di bagian timur laut . Islam hanya
menjadi agama resmi di Val di Mazara sedangkan di bagian yang lainnya mayoritas
beragama kristen.
Sementara itu penaklukan umat Islam atas
kepulauan Sisiliamerupakan buih terakhir dari gelombang serbuan yang dibawa
bangsa Arab ke Afrika Utara dan Andalusia. Karena masuknya Islam di Sisilia
sangat terkait dengan masuknya Islam di Andalusia, bahkan disinyalir apa yang
dicapai oleh dunia Eropa diabad modern sekarang ini tidak lain adalah warisan
umat Islam di Andalusia dan Sisilia.
Sisilia adalah sebuah pulau subur di Italia
Selatan pernah dikuasai oleh bangsa Yunani, Romawi, Byzantium, Arab dan
akhirnya jatuh ke dalam kerajaan Kristen Normandia serta kini menjadi bagian
dari Italia.
Kita mengetahui bahwa bangsa Arab
menaklukan Sisilia di masa akhir dinasti Aghalibah yang berdiri di Afrika
(Sekarang Tunisia dan Al-Jazair) di era Abbasiah yaitu di pertengahan abad 3
hijriah atau 10 Masehi dan paska Romawi menyerang daerah-daerah Islam. Ketika
datang bangsa Fatimiah dan membangun kekuasaannya di Barat, mereka juga
menguasai Sisilia bagian dari dinasti Aghalibah serta menguasai Selatan Italia
sampai Roma.
Penguasaan bangsa Arab terhadap
daerah-daerah Italia menyebabkan peradaban Islam menjadi luas, daerah-daerah
seperti Palermo, Messine, Siracusaa, Bari selanjutnya menjadi pusat peradaban
Islam di Italia. Dunia Kristen latin ini merasakan pengaruh Muslim melalui
Sisilia. Serangan pertama ke Sisilia tahun 652, ketika kota Siracusa dimasuki,
orang-orang Arab memiliki angkatan perang yang mampu menandingi angkatan perang
Bizantium.
Pendudukan Arab atas Sisilia tidak berlangsung
lama seperti pendudukan atas Spanyol. Pada pertengahan abad ke-18, ksatria
Norman melihat bahwa mereka hidup dengan baik di Italia bagian selatan, sebagai
pedagang atau sebagai pengusaha militer independen. Efesiensi kemiliteran
mereka sedemikian rupa sehingga beberapa ratus ksatria di bawah pimpinan Robert
Guiscard telah berhasil mengalahkan Bizantium dan mendirikan kerajaan Norman.
Pada tahun 1060, saudaranya Roger memimpin
invasi ke Sisilia dan berhasil merebut Messina dan berlanjut dengan pendudukan
seluruh wilayah tersebut sampai 1091. Dengan demikian, kehadiran
orang-orang Arab di Spanyol dan Sisilia, keunggulan Arab secara perlahan
menemukan jalur masuknya ke Eropa Barat. Meskipun Eropa Barat telat menjalin
hubungan dengan Imperium Bizantium, ia jauh lebih banyak mengambil alih
kebudayaan orang-orang Arab ketimbang orang-orang Bizantium.
3. Melalui Andalusia (Spanyol)
Sebagian besar pengaruh kebudayaan Islam
atas Eropa terjadi akibat pendudukan kaum muslimin atas Spanyol dan
Sisilia. Bangsa arab selama 8 abad lamanya menempati daerah ini. Karenanya
peradaban Islam menyebar di pusat-pusat tempat yang berbeda. Seperti: di
Kordova, Sevilla, Granada, Toledo.
Penduduk Andalusia (Spanyol) mayoritas
menganut ajaran masehi, yang kemudian terpecah dengan datangnya peradaban arab.
Bahkan mereka ganti bahasa mereka dengan berbicara dengan bahasa arab. Mereka
mengenal istilah Mozabarabes, kata ini yang dalam bahasa arab disebut
musta’rib. Untuk itu pula para pendeta nasrani melakukan terjemahan injil ke dalam
bahasa Arab.
Sebagaimana disebutkan syalabi bahwa orang
Spanyol telah meninggalkan bahasa latin dan melupakannya, Seorang pendeta di
Cordova mengeluh, hampir di kalangan mereka tidak ada yang mampu membaca kitab
suci yang berbahasa latin. Bahkan cendekiawan muda hanya mengetahui dan
memahami bahasa Arab.Islam memainkan peranan yang sangat besar selama hampir 8
abad. Dari Spanyolah peradaban Islam pindah ke Eropa[3].
C. Dampak Transmisi Ilmu Pengetahuan Islam ke Eropa
Dalam masa lebih dari tujuh abad, kekuasaan
Islam di Spanyol telah mencapai kejayaannya. Banyak prestasi yang mereka
peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan dunia kepada kemajuan yang lebih
kompleks[4].
Kemajuan Islam di Spanyol sangat menonjol
dalam berbagai bidang, baik dalam bidang intelektual yang menyebabkan
kebangkitan Eropa saat ini, di bidang kebudayaan dalam hal bangunan fisik atau
arsitektur, maupun dalam bidang-bidang lainnya. Puncak kemajuan peradaban Islam
di Spanyol berdampak bagi kemajuan peradaban di Eropa, diantaranya:
1. Kemajuan Intelektual
a. Filsafat
Islam di Spanyol telah mencatat satu
lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan
sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani Arab ke
Eropa pada abad ke-12, minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai
dikembangkan pada abad ke-9 M, selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang
ke-5, Muhammad bin Abd Al-Rahman (832-886 M)[5].
Perkembangan filsafat di Andalusia dimulai
sejak abad ke-8 hingga abad ke-10. Tokoh utama dalam sejarah filsafat Arab
Spanyol adalah Abu Bakar Muhammad bin As-Sayigh yang dikenal dengan Ibnu Bajjah[6].
b. Sains
Ilmu-ilmu kedokteran, fisika, matematika,
astronomi, kimia dan ilmu lainnya juga berkembang dengan baik. Dalam bidang
sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak pemikiran
terkenal. Dalam bidang matematika, pakar yang sangat terkenal adalah Ibn Sina,
selain ahli dalam bidang tersebut, ia juga dikenal sebagai seorang teknokrat
dan ahli ekologi.[7]
Dalam bidang fisika dikenal dengan seorang
tokoh Ar-Razi. Dialah yang meletakkan dasar ilmu kimia dan menolak kegunaan
yang bersifat takhayul. Dia juga yang menemukan rumusan klasifikasi binatang,
tumbuhan dan numerial. Ar-Razi membuat substansi dan proses kimiawi,
diantaranya seperti distilasi dan kristalisasi yang sekarang digunakan[8].
c. Bahasa dan Sastra
Pada masa Islam di Spanyol banyak yang ahli
dalam Bahasa Arab. Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam
pemerintahan Islam di Spanyol. Hal itu dapat diterima oleh orang-orang Islam
dan non-Islam. Bahkan penduduk asli Spanyol menomor duakan bahasa asli mereka.
Mereka juga banyak ahli dan mahir dalam Bahasa Arab, baik dalam keterampilan
berbicara maupun tata bahasa. Mereka adalah: Ibn Sayyidih, Ibn Malik, pengarang
Alfiyah, Ibn Khuruf, Ibn Al-Hajj, dan lain-lain.
Seiring dengan kemajuan Bahasa Arab, dalam
bidang sastra banyak juga bermunculan, seperti Al-Aqh Al-Farid karya Ibn
Rabbih, Adz-Dzakirah fi Mahasin Ahl Al-Jazirah karya Ibnu Bassam, Kitab
Al-Qalaid karya Al-Fath bin Khaqan, dan lain-lain[9].
d. Musik dan Kesenian
Musik dan kesenian pada masa Islam di
Spanyol sangat masyhur. Musik dan seni banyak memperoleh apresiasi dari tokoh
penguasa istana. Tokoh seni dan musik antara lain: al-Hasan bin Nafi yang
mendapat gelar Zaryab. Zaryab juga terkenal sebagai pencipta lagu-lagu[10].
2. Bidang Ilmu Keagamaan
a. Tafsir
Salah satu mufasir yang terkenal dari
Andalusia adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar bin Farh
Al-Khazraji Al-Andalusia (wafat 1275 M), adapun karyanya dalam bidang tafsir
adalah Al-Jami’un li ahkam Al-Quran, kitab tafsir yang terdiri dari 20 jilid
dikenal dengan nama tafsir Al-Qurtubi
b. Fiqih
Dalam bidang fiqih, Spanyol Islam dikenal
sebagai pusat penganut mazhab Maliki, adapun yang memperkenalkan mazhab ini di
Spanyol adalah Ziyad bin Abd Ar-Rahman, perkembangan selanjutnya ditentukan
oleh Ibnu Yahya yang menjadi qadhi pada masa Hisam bin Abdurrahman, para ahli
fiqih lainnya adalah Abu Bakar bin Al-Quthiyah.
3. Kemajuan di Bidang Arsitektur
Kemegahan bangunan fisik Islam Spanyol
sangat maju, dan mendapat perhatian umat dan penguasa. Pada umumnya
bangunan-bangunan di Andalusia memiliki nilai arsitektur yang tinggi.
Jalan-jalan sebagai alat transportasi dibangun, pasar-pasar dibangun untuk
membangun ekonomi. Demikian pula dam-dam, saluran air, dan jembatan-jembatan.
a. Cordova
Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum
Islam yang kemudian diambil alih oleh Dinasti Umayyah. Kota Cordova oleh
penguasa muslim dibangun dan diperindah. Diantara kebanggaan kota Cordova
lainnya adalah masjid Cordova, kota Cordova memiliki 491 masjid.
b. Granada
Granada
adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol, disini
berkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam, posisi Cordova diambil
alih oleh Granada dimasa akhir kekuasaan Islam di Spanyol,
arsitektur-arsitektur bangunannya terkenal di seluruh Eropa.
c. Sevilla
Kota Sevilla dibangun pada masa
pemerintahan Al-Muwahidin, Sevilla pernah menjadi ibukota yang indah dan
bersejarah, semula kota ini adalah rawa-rawa. Pada masa Romawi kota ini bernama
Romula Agusta, kemudian diubah menjadi Asyibiliyah (Sevilla). Sevilla telah
berada di bawah kekuasaan Islam selama kurang lebih 500 tahun.
d. Toledo
Toledo merupakan kota penting di Andalusia
sebelum dikuasai oleh Islam. Kota Romawi menguasai kota Toledo, kota ini
dijadikan ibu kota kerajaan. Dan ketika Thariq bin Ziyad menguasai Toledo tahun
712 M, kota ini dijadikan pusat kegiatan umat Islam, terutama dibidang ilmu
pengetahuan dan penerjemahan. Toledo jatuh dari tangan umat Islam setelah
direbut Raja Alfonso VI Castilia. Beberapa peninggalan bangunan masjid di
Toledo kini dijadikan gereja oleh umat Kristen.
Banyak faktor yang mendukung kemajuan Islam
di Spanyol, antara lain didukung oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan
berwibawa, yang mampu mempersekutukan kekuatan umat Islam, seperti Abdurrahman
Ad-Dakhil, Abdurrahman Al-Wasith, dan Abdurrahman An-Nashir.
Keberhasilan politik para pemimpin tersebut
ditunjang oleh kebijaksanaan para penguasa lainnya yang mempelopori kegiatan
ilmiah. Diantara mereka penguasa Dinasti Umayyah di Spanyol yang berjas adalah
Muhammad bin Abdurrahman (852-886 M), dan Al-Hakam II Al-Muntshir (962-976 M).
Di samping itu, toleransi ditegakkan oleh para penguasa terhadap penganut agama
Kristen dan yahudi, sehingga mereka ikut berpartisipasi mewujudkan peradaban
Islam di Spanyol.
Diantara beberapa kontribusi Islam di Eropa
juga melingkupi aspek-aspek sejarah, geografi dan astronomi. Dalam bidang ini,
Eropa khususnya Spanyol, Andalusia telah banyak melahirkan penulis terkenal
seperti Ibn Zubair dari Valencia, yang telah menulis sejarah tentang negeri-negeri
muslim Mediterania serta Sisillia. Ibn Khathib (1317-1375 M) telah menyusun
sejarah tentang Granada, Ibn Khaldun dari Tunis adalah seorang perumus filsafat
sejarah. Para sejarawan tersebut semula bertempat tinggal di Spanyol dan
kemudian berpindah ke Afrika.
Contoh lain dalam bidang ini adalah Tarikh
Iftitah Al-Andalus, sebuah karya besar yang ditulis oleh Ibn Qutyah (w. 977
M), ia dilahirkan dan dibesarkan di Cordoba. Selain itu juga ada Hayyan yang
buah karyanya masih eksis sampai saat ini, yaitu Al-Muqrobis fi Tarikh Ar-Rizal
Al-Andalus[11].
Ahli astronomi terkenal seperti Az-Zarqali
di Toledo dan Abd Qasim Maslama Ibn Ahmad al-Farabi al-Hasib al-Majriti (w.
1007 M) di Cordoba sebagai ilmuwan angkatan pertama. Di Sevilla muncul Jabir
Ibn Aflah Abu Muhammad (w.1204 M) dengan karyanya Kitab al-Hai’a yang memuat angka –angka trigonometri yang
masih digunakan sampai sekarang dan Nuruddin Abu Ishaq al-Bitruji (w. 1204 M)
dengan karyanya Kitab al-Hai’a. Muhammad Ibn Ali Az-Zuhri menulis
risalah teori geografi setelah tahun 1140 M. Al-Mazinni di Granada menulis geografi
Islam Timur dan daerah Volga yang didasarkan atas perjalanannya. Karya-karya
para astronom Muslim ini telah banyak menyumbangkan istilah yang berasal dari
bahasa Arab ke dalam pembendaharaan ilmu astronomi dan matematika[12].
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari penjelasan-penjelasan di atas, dapat
diambil kesimpulan diantaranya: Kemajuan-kemajuan dunia barat dalam berbagai
bidang ilmu pengetahuan yang sekarang ini kita rasakan tidak terlepas dari
kontribusi para ilmuan muslim pada masa kejayaan islam. Hal ini
dilalui dengan berbagai cara diantaranya, melalui perang salib, Negeri Sicillia
dan Andalusia (Spanyol).
Kontribusi intelektual Islam dalam hal keilmuan tidak
terbatas di dalam bidang pendidikan saja. Kontribusi intelektual Islam
juga meliputi bidang-bidang keilmuan lainnya seperti: astronomi, matematika,
fisika, kimia, kedokteran, sastra, geografi, sejarah, sosiologi, ilmu politik,
arsitektur dan seni rupa.
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini, bukan berarti seluruh
pembahasan mengenai kontribusi ilmu
pendidikan Islam terhadap kemajuan ilmu pengetahuan di Eropa telah selesai
dibahas tuntas. Makalah ini hanya sebagian kecil, bukanlah penyempurna
dari berbagai literatur yang membahas tentang kontribusi ilmu pendidikan Islam terhadap kemajuan ilmu pengetahuan di
Eropa
Kepada pembaca yang merasa tertarik untuk membahas materi tentang kontribusi ilmu pendidikan Islam terhadap
kemajuan ilmu pengetahuan di Eropa guna
menindak lanjuti dan memperdalam materi ini lebih lengkap lagi dengan senang hati
kami mempersilahkannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/35118832/Transmisi_Ilmu_Pengetahuan_Islam_Ke_Eropa.docx
https://youchenkymayeli.blogspot.com/2012/05/sejarah-islam-pertengahan-transmisi.html
Nata, Abuddin, 2012, “Sejarah Pendidikan Islam
pada Periode Klasik dan Pertengahan”, Jakarta: Rajawali Pers
Nizar, Samsul, 2007, “Sejarah Pendidikan
Islam: Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah sampai Indonesia”. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Ramayulis, 2011, “Sejarah Pendidikan Islam:
Perubahan Konsep Filsafat dan Metodologi dari Era Nabi SAW sampai Ulama
Nusantara”, Jakarta: Kalam Mulia
Supriadi,
Dedi, 2008, “Sejarah Peradaban islam”, Bandung: CV Pustaka Setia
Yatim, Badri,
2010, “Sejarah Peradaban Islam”, Jakarta: Raja Grapindo Persada
[1] Samsul Nizar, 2007, Sejarah
Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah sampai
Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, hlm. 139-140
[2] Abuddin Nata, 2012, Sejarah
Pendidikan Islam pada Periode Klasik dan Pertengahan, Jakarta: Rajawali
Pers, hlm. 259-263
[3]https://youchenkymayeli.blogspot.com/2012/05/sejarah-islam-pertengahan-transmisi.html
[4] Badri Yatim, 2010, “Sejarah
Peradaban Islam”, Jakarta: Raja Grapindo Persada, hlm. 100
[5] Ramayulis, 2011, “Sejarah
Pendidikan Islam: Perubahan Konsep Filsafat dan Metodologi dari Era Nabi SAW
sampai Ulama Nusantara”, Jakarta: Kalam Mulia, hlm.101
[6] http://www.academia.edu/35118832/Transmisi_Ilmu_Pengetahuan_Islam_Ke_Eropa.docx
[7] Dedi Supriyadi, 2008, “Sejarah
Peradaban islam”, Bandung: CV Pustaka Setia, hlm. 121
[8] Ibid, hlm. 121
[9] Ramayulis, loc.cit., hlm.
100-101
[10] Ibid., hlm. 101
[11] Dedi Supriyadi, Op. Cit.,
hlm. 122
[12] Ramayulis. Op. Cit., hlm.
109
Tidak ada komentar:
Posting Komentar