Senin, 26 November 2018

Kontribusi Pendidikan Islam terhadap Kemajuan Ilmu Pengetahuan di Eropa


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Islam dalam misi penyebarannya berkembang cukup luas dan memiliki dampak yang signifikan terhadap kemajuan dunia. Dari pusat munculnya di Jazirah Arab sampai ke seluruh negara dibelahan bumi, diantaranya Eropa dan Amerika. Namun, perlu diketahui bahwa mayoritas penduduk di dua benua tersebut beragama Nasrani dan Yahudi.
Sejak Islam memasuki wilayah Andalusia pada masa Dinasti Umayyah menjadi pintu masuk berkembangnya Islam di benua Eropa, bahkan sampai ke benua Amerika.Muslim Spanyol merupakan perwujudan atas persaingan politik antara Umayyah dan Abbasiyyah. Sehingga sangat mudah bagi para mubaligh menyampaikan risalah Islam atas kebijakan-kebijakan dari pusat pemerintahan Islam.
Eropa pada saat itu mengalami masa kegelapan. Dengan datangnya Islam, keadaan ini menjadikan Eropa memasuki Renaissance atau masa pencerahan. Islam membawa ilmu pengetahuan yang mengubah pola pikir masyarakat Eropa pada saat itu yang masih terbelenggu dan terkekang oleh otoritas gereja-gereja kerajaan.
Pemikiran orang Barat kemudian mulai terbuka dan mereka melihat kenyataan bahwa apa yang dipropagandakan gereja bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Pertentangan antara ilmu berlangsung cukup lama. Persoalan ini berakhir dengan kemenangan ilmu, setelah para ilmuwan Barat melihat kenyataan kemajuan peradaban Islam jauh meninggalkan peradaban mereka. Maka mulai saat itu orang-orang Barat berhubungan dengan umat Islam di Andalusia, Shiqillah (Sicilia), Syiria, dan lain-lain. Dengan adanya kesadaran dan hubungan-hubungan tersebut, memeberikan kontribusi yang sangat besar bagi kemajuan Eropa pada masa sesudahnya. Kemajuan tersebut ada dalam beberapa aspek, antara lain aspek keilmuan/ sains, fiqh, sejarah/geografi, filsafat, sastra, bahkan bangunan/arsitektur.
Peninggalan-peninggalan peradaban Islam di Eropa dan Amerika menjadi bukti bahwa Islam pernah memiliki masa kejayaan atau keemasan. Maka dari itu sangat diperlukan pengetahuan tentang sejarah perkembangan Islam di Eropa dan Amerika. Karena pentingnya nilai-nilai Islam dalam menyikapi berbagai permasalahan dunia.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar belakang masalah di atas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana latar belakang terjadinya perpindahan ilmu Islam ke Eropa ?
2.    Bagaimana cara yang dilakukan untuk perpindahan ilmu Pengetahuan Islam ke Eropa ?
3.    Bagaimana dampak perpindahan ilmu pengetahuan Islam ke Eropa ?
C.    Tujuan
Berdasarkan  rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.    Untuk mengetahui latar belakang terjadinya perpindahan ilmu Islam ke Eropa
2.    Untuk mengetahui cara yang dilakukan untuk perpindahan ilmu pengetahuan Islam ke Eropa
3.    Untuk mengetahui dampak perpindahan ilmu pengetahuan Islam ke Eropa




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Latar Belakang Terjadinya Perpindahan Ilmu Islam ke Eropa
Terdapat dua faktor yang mendukung terjadinya proses perpindahan ilmu Islam ke Eropa, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internalnya adalah sifat inklusifitas umat Islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Artinya umat Islam tidak hanya mengembangkan ilmu pengetahuan terbatas untuk umat Islam saja, tetapi juga kepada siapa saja yang memiliki keinginan untuk belajar dan mengembangkan pengetahuan tersebut, termasuk dari kalangan pelajar Barat.
Adapun dari segi eksternalnya, menurut Nakosteen menyatakan bahwa setidaknya ada empat faktor yang ikut mendukung terjadinya penyebaran klasik ke dunia Islam yang kemudian di transformasi lagi ke dunia Barat. Keempat faktor tersebut adalah[1] :
1.    Terpecahnya dengan gereja induk Kristen Ortodoks sekte Nestorian dan Monophysite dengan  gereja induk, dengan alasan perbedaan doctrinal. Akibatnya, banyak kaum intelektual kedua sekte tersebut dikucilkan dan bahkan terlempar dari unsur kegerejaan. Sehingga mereka harus mencari kebudayaan yang lebih bersahabat dan kondusif dalam mengayomi ide dinamis mereka. Satu-satunya alternatif adalah dunia Islam. Dari ilmuwan kedua sekte ini, umat Islam kemudian mengenal ilmu pengetahuan Helenisti, terutama ilmu kedokteran, matematika, astronomi, teknologi, dan filsafat.
2.    Penaklukan Alexander Agung juga ikut menjadi penyebab tersebarnya ilmu pengetahuan dan kebudayaan Yunani ke Persia dan India yang kemudian kedua Negara ini akhirnya menjadi wilayah kekuasaan Islam.
3.    Adanya pengembangan kurikulum studi yang mampu mengakomodif seluruh ilmu pengetahuan era Universitas Alexandria oleh kekaisaran Persia di Akademi Jundi Shapur. Akademi ini selama abad keenam mampu memadukan ilmu pengetahuan India, Grecian, Syiria, Helenistik, Hebrew, dan Zoroastrian. Termasuk menerjemahkan ilmu pengetahuan dan filsafat klasik Yunani ke dalam bahasa Pahlevi dan Syiria yang kemudian disebarkan ke dunia Islam dan Barat, sampai tugas ini diambil alih oleh Baghdad di Islam Timur dan Sisilia serta Cordova di Islam Barat.
4.    Adanya peranan para penerjemah Hebrew (Yahudi) yang telah menerjemahkan karya-karya Yunani ke dalam bahasa Hebrew dan Arab. Sebaliknya setelah Islam memiliki kebudayaan yang demikian tinggi, mereka menjadi transmisi alih ilmu pengetahuan dari dunia Islam ke dunia Barat.
Sejak pertama kali Islam menginjakkan kaki di tanah Spanyol, Islam memainkan peran yang sangat besar. Islam di Spanyol sangat berkuasa selama tujuh setengah abad. Sejarah Islam di Spanyol dapat dibagi menjadi enam periode, yaitu[2]:
1.    Periode Pertama (711-755)
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna, berbagai gangguan masih terjadi baik yang datang dari luar maupun dari dalam.
Gangguan yang datang dari dalam yaitu berupa perselisihan antara elite penguasa. Dan gangguan yang datang dari luar yaitu datangnya dari sisa-sisa musuh Islam Spanyol yang tinggal di desa pegunungan.
2.    Periode Kedua (755-912)
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama adalah Abdurrahman 1 yang memasuki Spanyol, tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Abdurrahman Ad-Dakhil. Keturunan dari Bani Umayyah yang berhasil lolos dari kerajaan Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah berhasil menaklukan Bani Umayyah di Damaskus. Dan Ad-Dahil mendirikan Dinasti Umayyah di Spanyol.
Pada periode ini, umat Islam Spanyol mengalami kemajuan, baik dalam politik maupun peradaban. Dan Abdurrahman mendirikan Masjid Cordova dan sekolah di kota besar Spanyol.
3.    Periode Ketiga (912-1013)
Periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abdurrahman III yang bergelar “An-nasir” sampai munculnya “raja-raja kelompok”. Pada periode ini Spanyol di perintah oleh penguasa dengan gelar khalifah. Pada periode ini umat Islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi daulah Abbasiyah di Baghdad. Abdurrahman An-Nasir mendirikan Universitas Cordova. Perpustakaannya memiliki ratusan ribu buku. Pada masa ini, masyarakat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi.
4.    Periode Keempat (1013-1086 M)
Pada periode ini, Spanyol sudah terpecah-pecah menjadi beberapa Negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu. Bahkan pada Spanyol terpecah menjadi lebih dari 30 Negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-mulukuth thawaif yang berpusat di suatu kota seperti Sevilla, Cordova, Toledo, dan sebagainya. Pada periode ini umat Islam di Spanyol kembali memasuki pertikaian intern.
5.    Periode kelima (1086-1248 M)
Pada periode ini, Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa Negara, tetapi terdapat suatu kekuatan yang dominan, yakni kekuasaan Dinasti Murabitun (1086-1235 M). Dinasti Murabitun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf bin Tasyifin di Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakasy. Dan akhirnya dapat memasuki Spanyol dan menguasainya.
6.    Periode Keenam (1248-1492 M)
Pada periode ini, Islam hanya berkuasa di Granada di bawah Dinasti Ahmar (1232-1492). Peradaban kembali mengalami kemajuan di zaman Abdurrahman An-Nasir, akan tetapi secara politik dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan.

B.     Cara Transmisi Ilmu Pengetahuan Islam ke Eropa
Transmisi ilmu pengetahuan Islam ke Eropa terjadi melalui beberapa jalur, jalur-jalur tersebut adalah melalui Perang Salib, Negeri Sicilia, dan Spanyol (Andalusia).
1.    Melalui Perang Salib
Perang Salib terjadi pada tahun 1096-1273 M (489-666 H) adalah antara umat Kristen Eropa Barat ke tanah Timur khususnya Palestina yang dikuasai daulah Islam. Perang ini dinamakan perang salib karena tentara Kristen memakai tanda salib saat peperangan terjadi.
Dengan adanya perang salib, banyak membawa keuntungan bagi benua Eropa. Secara sederhana dampak Perang Salib dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)   Perang Salib yang berlangsung antara Bangsa Timur dengan Barat menjadi penghubung bagi Bangsa Eropa khususnya untuk mengenali dunia Islam secara lebih dekat lagi. Ini memiliki arti yang cukup penting dalam kontak peradaban antara Bangsa Barat dengan peradaban Timur yang lebih maju dan terbuka. Kontak peradaban ini berdampak kepada pertukaran ide dan pemikiran kedua wilayah tersebut. Bangsa Barat melihat kemajuan ilmu pengetahuan dan tata kehidupan di Timur dan hal  ini menjadi daya dorong yang cukup kuat bagi Bangsa Barat dalam pertumbuhan intelektual dan tata kehidupan Bangsa Barat di Eropa. Interaksi ini sangat besar andilnya dalam gerakan renaissance di Eropa. Sehingga dapat dikatakan kemajuan Eropa adalah hasil transformasi peradaban dari Timur.
2)   Pra Perang Salib masyarakat Eropa belum melakukan perdagangan ke Bangsa Timur, namun setelah Perang Salib interaksi perdaganganpun dilakukan. Sehingga pembauran peradabanpun tidak dapat dihindarkan, terlebih lagi setelah Bangsa Barat mengenal tabiat serta kemajuan Bangsa Timur. Perang Salib membawa perubahan yang cukup signifikan terhadap perkembangan ekonomi Bangsa Eropa. Kehidupan lama Bangsa Eropa yang berdasarkan ekonomi semata sudah berkembang dengan berdasarkan mata uang yang cukup kuat. Dengan kata lain Perang Salib mempercepat proses transformasi perekonomian Eropa.
3)   Perang Salib sebagai sarana mengalirnya ilmu pengetahuan dari Timur ke Barat. Pasca penyerbuan yang berlangsung lebih dari 2 abad, para tentara Barat mulai menyesuaikan diri denga kehidupan Bangsa Timur. Mereka melihat ketinggian peradaban dan budaya Islam dalam berbagai aspek kehidupan, yakni, makanan, pakaian, alat-alat rumah tangga, musik, alat-alat perang, obat-obatan, ilmu pengetahuan, perekonomian, irigasi, tanam-tanaman, sastra, ilmu militer, pertambangan, pemerintahan, pelayaran (navigasi) dan lain-lain. Tentara Salib (crusaders) membawa berbagai keilmuan ke negara mereka dengan kata lain terjadi transformasi budaya (culture) dan peradaban (civilazation) dari Timur ke Barat.
4)   Bangsa Barat melakukan penyelidikan terhadap seni dan budaya (art and culture) serta pengetahuan (knowledge) dan berbagai penemuan ilmiyah yang ada di Timur. Hal ini meliputi sistem pertanian, sistem industri Timur yang sudah berkembang dan maju serta alat-alat teknologi yang dihasilkan Bangsa Timur seperti kompas kelautan, kincir angin dan lain-lain. Setelah kembali ke negerinya Bangsa Eropa menyadari betapa pentingnya memasarkan produk-produk Timur yang lebih maju, mereka mendirikan sistem-sistem pemasaran produk Timur. Maka semakin pesatlah perkembangan perdagangan antara Timur dengan Barat.
5)   Perang Salib yang meluluh-lantakkan infra dan suprastruktur terutama di negara-negara Timur berakibat tertanamnya rasa kebencian antara Timur dan Barat. Di benak Kristen Eropa diyakini sangat membenci warga Negara Timur baik yang beragama Kristen, Yahudi terutama terhadap muslim. Tentunya hal ini jika tidak disikapi dengan bijaksana akan menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja.

2.    Melalui Negeri Sicilia
Sicilia adalah sebuah pulau di laut tengan, letaknya berada di sebelah selatan semenanjung Italia, dipisahkan oleh selat Messina. Pulau ini bentuknya menyerupai segitiga dengan luas 25.708 km persegi. Sebelah utara terdapat teluk Palermo dan sebelah timur terdapat teluk Catania. Pulau ini di sebelah barat dan selatannya adalah kawasan laut Mediterranian, sebelah utara berbatasan dengan laut Tyrrhenian dan sebelah timurnya berbatasan dengan laut Ionian.
Pulau Sisilia bergunung gunung dan sangat indah, iklimnya yang baik, tanahnya subur, dan penuh dengan kekayaan alamnya. Pulau ini di bagi menjadi tiga bagian : Val di Mazara di sebelah barat, Val di Noto di sebelah tenggara dan Val Demone di bagian timur laut . Islam hanya menjadi agama resmi di Val di Mazara sedangkan di bagian yang lainnya mayoritas beragama kristen. 
Sementara itu penaklukan umat Islam atas kepulauan Sisiliamerupakan buih terakhir dari gelombang serbuan yang dibawa bangsa Arab ke Afrika Utara dan Andalusia. Karena masuknya Islam di Sisilia sangat terkait dengan masuknya Islam di Andalusia, bahkan disinyalir apa yang dicapai oleh dunia Eropa diabad modern sekarang ini tidak lain adalah warisan umat Islam di Andalusia dan Sisilia. 
Sisilia adalah sebuah pulau subur di Italia Selatan pernah dikuasai oleh bangsa Yunani, Romawi, Byzantium, Arab dan akhirnya jatuh ke dalam kerajaan Kristen Normandia serta kini menjadi bagian dari Italia.
Kita mengetahui bahwa bangsa Arab menaklukan Sisilia di masa akhir dinasti Aghalibah yang berdiri di Afrika (Sekarang Tunisia dan Al-Jazair) di era Abbasiah yaitu di pertengahan abad 3 hijriah atau 10 Masehi dan paska Romawi menyerang daerah-daerah Islam. Ketika datang bangsa Fatimiah dan membangun kekuasaannya di Barat, mereka juga menguasai Sisilia bagian dari dinasti Aghalibah serta menguasai Selatan Italia sampai Roma. 
Penguasaan bangsa Arab terhadap daerah-daerah Italia menyebabkan peradaban Islam menjadi luas, daerah-daerah seperti Palermo, Messine, Siracusaa, Bari selanjutnya menjadi pusat peradaban Islam di Italia. Dunia Kristen latin ini merasakan pengaruh Muslim melalui Sisilia. Serangan pertama ke Sisilia tahun 652, ketika kota Siracusa dimasuki, orang-orang Arab memiliki angkatan perang yang mampu menandingi angkatan perang Bizantium.
Pendudukan Arab atas Sisilia tidak berlangsung lama seperti pendudukan atas Spanyol. Pada pertengahan abad ke-18, ksatria Norman melihat bahwa mereka hidup dengan baik di Italia bagian selatan, sebagai pedagang atau sebagai pengusaha militer independen. Efesiensi kemiliteran mereka sedemikian rupa sehingga beberapa ratus ksatria di bawah pimpinan Robert Guiscard telah berhasil mengalahkan Bizantium dan mendirikan kerajaan Norman.
Pada tahun 1060, saudaranya Roger memimpin invasi ke Sisilia dan berhasil merebut Messina dan berlanjut dengan pendudukan seluruh wilayah tersebut sampai 1091. Dengan demikian, kehadiran orang-orang Arab di Spanyol dan Sisilia, keunggulan Arab secara perlahan menemukan jalur masuknya ke Eropa Barat. Meskipun Eropa Barat telat menjalin hubungan dengan Imperium Bizantium, ia jauh lebih banyak mengambil alih kebudayaan orang-orang Arab ketimbang orang-orang Bizantium.

3.    Melalui Andalusia (Spanyol)
Sebagian besar pengaruh kebudayaan Islam atas Eropa terjadi akibat pendudukan kaum muslimin atas Spanyol dan Sisilia. Bangsa arab selama 8 abad lamanya menempati daerah ini. Karenanya peradaban Islam menyebar di pusat-pusat tempat yang berbeda. Seperti: di Kordova, Sevilla, Granada, Toledo. 
Penduduk Andalusia (Spanyol) mayoritas menganut ajaran masehi, yang kemudian terpecah dengan datangnya peradaban arab. Bahkan mereka ganti bahasa mereka dengan berbicara dengan bahasa arab. Mereka mengenal istilah Mozabarabes, kata ini yang dalam bahasa arab disebut musta’rib. Untuk itu pula para pendeta nasrani melakukan terjemahan injil ke dalam bahasa Arab.
Sebagaimana disebutkan syalabi bahwa orang Spanyol telah meninggalkan bahasa latin dan melupakannya, Seorang pendeta di Cordova mengeluh, hampir di kalangan mereka tidak ada yang mampu membaca kitab suci yang berbahasa latin. Bahkan cendekiawan muda hanya mengetahui dan memahami bahasa Arab.Islam memainkan peranan yang sangat besar selama hampir 8 abad. Dari Spanyolah peradaban Islam pindah ke Eropa[3].

C.    Dampak Transmisi Ilmu Pengetahuan Islam ke Eropa
Dalam masa lebih dari tujuh abad, kekuasaan Islam di Spanyol telah mencapai kejayaannya. Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan dunia kepada kemajuan yang lebih kompleks[4].
Kemajuan Islam di Spanyol sangat menonjol dalam berbagai bidang, baik dalam bidang intelektual yang menyebabkan kebangkitan Eropa saat ini, di bidang kebudayaan dalam hal bangunan fisik atau arsitektur, maupun dalam bidang-bidang lainnya. Puncak kemajuan peradaban Islam di Spanyol berdampak bagi kemajuan peradaban di Eropa, diantaranya:



1.    Kemajuan Intelektual
a.    Filsafat
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani Arab ke Eropa pada abad ke-12, minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M, selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad bin Abd Al-Rahman (832-886 M)[5].
Perkembangan filsafat di Andalusia dimulai sejak abad ke-8 hingga abad ke-10. Tokoh utama dalam sejarah filsafat Arab Spanyol adalah Abu Bakar Muhammad bin As-Sayigh yang dikenal dengan Ibnu Bajjah[6].

b.    Sains
Ilmu-ilmu kedokteran, fisika, matematika, astronomi, kimia dan ilmu lainnya juga berkembang dengan baik. Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak pemikiran terkenal. Dalam bidang matematika, pakar yang sangat terkenal adalah Ibn Sina, selain ahli dalam bidang tersebut, ia juga dikenal sebagai seorang teknokrat dan ahli ekologi.[7]
Dalam bidang fisika dikenal dengan seorang tokoh Ar-Razi. Dialah yang meletakkan dasar ilmu kimia dan menolak kegunaan yang bersifat takhayul. Dia juga yang menemukan rumusan klasifikasi binatang, tumbuhan dan numerial. Ar-Razi membuat substansi dan proses kimiawi, diantaranya seperti distilasi dan kristalisasi yang sekarang digunakan[8].

c.    Bahasa dan Sastra
Pada masa Islam di Spanyol banyak yang ahli dalam Bahasa Arab. Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Hal itu dapat diterima oleh orang-orang Islam dan non-Islam. Bahkan penduduk asli Spanyol menomor duakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak ahli dan mahir dalam Bahasa Arab, baik dalam keterampilan berbicara maupun tata bahasa. Mereka adalah: Ibn Sayyidih, Ibn Malik, pengarang Alfiyah, Ibn Khuruf, Ibn Al-Hajj, dan lain-lain.
Seiring dengan kemajuan Bahasa Arab, dalam bidang sastra banyak juga bermunculan, seperti Al-Aqh Al-Farid karya Ibn Rabbih, Adz-Dzakirah fi Mahasin Ahl Al-Jazirah karya Ibnu Bassam, Kitab Al-Qalaid karya Al-Fath bin Khaqan, dan lain-lain[9].

d.   Musik dan Kesenian
Musik dan kesenian pada masa Islam di Spanyol sangat masyhur. Musik dan seni banyak memperoleh apresiasi dari tokoh penguasa istana. Tokoh seni dan musik antara lain: al-Hasan bin Nafi yang mendapat gelar Zaryab. Zaryab juga terkenal sebagai pencipta lagu-lagu[10].

2.    Bidang Ilmu Keagamaan
a.    Tafsir
Salah satu mufasir yang terkenal dari Andalusia adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar bin Farh Al-Khazraji Al-Andalusia (wafat 1275 M), adapun karyanya dalam bidang tafsir adalah Al-Jami’un li ahkam Al-Quran, kitab tafsir yang terdiri dari 20 jilid dikenal dengan nama tafsir Al-Qurtubi

b.    Fiqih
Dalam bidang fiqih, Spanyol Islam dikenal sebagai pusat penganut mazhab Maliki, adapun yang memperkenalkan mazhab ini di Spanyol adalah Ziyad bin Abd Ar-Rahman, perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibnu Yahya yang menjadi qadhi pada masa Hisam bin Abdurrahman, para ahli fiqih lainnya adalah Abu Bakar bin Al-Quthiyah.
3.    Kemajuan di Bidang Arsitektur
Kemegahan bangunan fisik Islam Spanyol sangat maju, dan mendapat perhatian umat dan penguasa. Pada umumnya bangunan-bangunan di Andalusia memiliki nilai arsitektur yang tinggi. Jalan-jalan sebagai alat transportasi dibangun, pasar-pasar dibangun untuk membangun ekonomi. Demikian pula dam-dam, saluran air, dan jembatan-jembatan.
a.    Cordova
Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam yang kemudian diambil alih oleh Dinasti Umayyah. Kota Cordova oleh penguasa muslim dibangun dan diperindah. Diantara kebanggaan kota Cordova lainnya adalah masjid Cordova, kota Cordova memiliki 491 masjid.

b.    Granada
Granada  adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol, disini berkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam, posisi Cordova diambil alih oleh Granada dimasa akhir kekuasaan Islam di Spanyol, arsitektur-arsitektur bangunannya terkenal di seluruh Eropa.

c.    Sevilla
Kota Sevilla dibangun pada masa pemerintahan Al-Muwahidin, Sevilla pernah menjadi ibukota yang indah dan bersejarah, semula kota ini adalah rawa-rawa. Pada masa Romawi kota ini bernama Romula Agusta, kemudian diubah menjadi Asyibiliyah (Sevilla). Sevilla telah berada di bawah kekuasaan Islam selama kurang lebih 500 tahun.

d.   Toledo
Toledo merupakan kota penting di Andalusia sebelum dikuasai oleh Islam. Kota Romawi menguasai kota Toledo, kota ini dijadikan ibu kota kerajaan. Dan ketika Thariq bin Ziyad menguasai Toledo tahun 712 M, kota ini dijadikan pusat kegiatan umat Islam, terutama dibidang ilmu pengetahuan dan penerjemahan. Toledo jatuh dari tangan umat Islam setelah direbut Raja Alfonso VI Castilia. Beberapa peninggalan bangunan masjid di Toledo kini dijadikan gereja oleh umat Kristen.

Banyak faktor yang mendukung kemajuan Islam di Spanyol, antara lain didukung oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersekutukan kekuatan umat Islam, seperti Abdurrahman Ad-Dakhil, Abdurrahman Al-Wasith, dan Abdurrahman An-Nashir.
Keberhasilan politik para pemimpin tersebut ditunjang oleh kebijaksanaan para penguasa lainnya yang mempelopori kegiatan ilmiah. Diantara mereka penguasa Dinasti Umayyah di Spanyol yang berjas adalah Muhammad bin Abdurrahman (852-886 M), dan Al-Hakam II Al-Muntshir (962-976 M). Di samping itu, toleransi ditegakkan oleh para penguasa terhadap penganut agama Kristen dan yahudi, sehingga mereka ikut berpartisipasi mewujudkan peradaban Islam di Spanyol.
Diantara beberapa kontribusi Islam di Eropa juga melingkupi aspek-aspek sejarah, geografi dan astronomi. Dalam bidang ini, Eropa khususnya Spanyol, Andalusia telah banyak melahirkan penulis terkenal seperti Ibn Zubair dari Valencia, yang telah menulis sejarah tentang negeri-negeri muslim Mediterania serta Sisillia. Ibn Khathib (1317-1375 M) telah menyusun sejarah tentang Granada, Ibn Khaldun dari Tunis adalah seorang perumus filsafat sejarah. Para sejarawan tersebut semula bertempat tinggal di Spanyol dan kemudian berpindah ke Afrika.
Contoh lain dalam bidang ini adalah Tarikh Iftitah Al-Andalus, sebuah karya besar yang ditulis oleh Ibn Qutyah (w. 977 M), ia dilahirkan dan dibesarkan di Cordoba. Selain itu juga ada Hayyan yang buah karyanya masih eksis sampai saat ini, yaitu Al-Muqrobis fi Tarikh Ar-Rizal Al-Andalus[11].
Ahli astronomi terkenal seperti Az-Zarqali di Toledo dan Abd Qasim Maslama Ibn Ahmad al-Farabi al-Hasib al-Majriti (w. 1007 M) di Cordoba sebagai ilmuwan angkatan pertama. Di Sevilla muncul Jabir Ibn Aflah Abu Muhammad (w.1204 M) dengan karyanya Kitab al-Hai’a  yang memuat angka –angka trigonometri yang masih digunakan sampai sekarang dan Nuruddin Abu Ishaq al-Bitruji (w. 1204 M) dengan karyanya Kitab al-Hai’a. Muhammad Ibn Ali Az-Zuhri menulis risalah teori geografi setelah tahun 1140 M. Al-Mazinni di Granada menulis geografi Islam Timur dan daerah Volga yang didasarkan atas perjalanannya. Karya-karya para astronom Muslim ini telah banyak menyumbangkan istilah yang berasal dari bahasa Arab ke dalam pembendaharaan ilmu astronomi dan matematika[12].


BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Dari penjelasan-penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan diantaranya: Kemajuan-kemajuan dunia barat dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan yang sekarang ini kita rasakan tidak terlepas dari kontribusi para ilmuan muslim pada masa kejayaan islam. Hal ini dilalui dengan berbagai cara diantaranya, melalui perang salib, Negeri Sicillia dan Andalusia (Spanyol).
Kontribusi intelektual Islam dalam hal keilmuan tidak terbatas di dalam bidang pendidikan saja. Kontribusi intelektual Islam juga meliputi bidang-bidang keilmuan lainnya seperti: astronomi, matematika, fisika, kimia, kedokteran, sastra, geografi, sejarah, sosiologi, ilmu politik, arsitektur dan seni rupa.
B.     Saran
Dengan selesainya makalah ini, bukan berarti seluruh pembahasan mengenai kontribusi ilmu pendidikan Islam terhadap kemajuan ilmu pengetahuan di Eropa telah selesai dibahas tuntas. Makalah ini hanya sebagian kecil, bukanlah penyempurna dari berbagai literatur yang membahas tentang kontribusi ilmu pendidikan Islam terhadap kemajuan ilmu pengetahuan di Eropa
Kepada pembaca yang merasa tertarik untuk membahas materi tentang kontribusi ilmu pendidikan Islam terhadap kemajuan ilmu pengetahuan di Eropa guna menindak lanjuti dan memperdalam materi ini lebih lengkap lagi dengan senang hati kami mempersilahkannya.





DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/35118832/Transmisi_Ilmu_Pengetahuan_Islam_Ke_Eropa.docx
https://youchenkymayeli.blogspot.com/2012/05/sejarah-islam-pertengahan-transmisi.html
Nata, Abuddin, 2012, “Sejarah Pendidikan Islam pada Periode Klasik dan Pertengahan”, Jakarta: Rajawali Pers
Nizar, Samsul, 2007, “Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah sampai Indonesia”. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Ramayulis, 2011, “Sejarah Pendidikan Islam: Perubahan Konsep Filsafat dan Metodologi dari Era Nabi SAW sampai Ulama Nusantara”, Jakarta: Kalam Mulia
Supriadi, Dedi, 2008, “Sejarah Peradaban islam”, Bandung: CV Pustaka Setia
Yatim, Badri, 2010, “Sejarah Peradaban Islam”, Jakarta: Raja Grapindo Persada




[1] Samsul Nizar, 2007, Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah sampai Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, hlm. 139-140
[2] Abuddin Nata, 2012, Sejarah Pendidikan Islam pada Periode Klasik dan Pertengahan, Jakarta: Rajawali Pers, hlm. 259-263
[3]https://youchenkymayeli.blogspot.com/2012/05/sejarah-islam-pertengahan-transmisi.html
[4] Badri Yatim, 2010, “Sejarah Peradaban Islam”, Jakarta: Raja Grapindo Persada, hlm. 100
[5] Ramayulis, 2011, “Sejarah Pendidikan Islam: Perubahan Konsep Filsafat dan Metodologi dari Era Nabi SAW sampai Ulama Nusantara”, Jakarta: Kalam Mulia, hlm.101
[6] http://www.academia.edu/35118832/Transmisi_Ilmu_Pengetahuan_Islam_Ke_Eropa.docx
[7] Dedi Supriyadi, 2008, “Sejarah Peradaban islam”, Bandung: CV Pustaka Setia, hlm. 121
[8] Ibid, hlm. 121
[9] Ramayulis, loc.cit., hlm. 100-101
[10] Ibid., hlm. 101
[11] Dedi Supriyadi, Op. Cit., hlm. 122
[12] Ramayulis. Op. Cit., hlm. 109

Tidak ada komentar:

Posting Komentar