BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Islam memandang bahwa proses pendidikan anak bukan dimulai
sejak anak itu dilahirkan, tetapi proses pendidikan itu dimulai sejak dalam
kandungan (pranatal). Bahkan proses pendidikan itu akan lebih baik jika
dipersiapkan sejak pemilihan pasangan hidup, yakni ketika pemilihan jodoh,
sebagi calon suami dan istri. Hal ini karena factor keturunan akan sangat
berpengaruh dalam tumbuh kembang anak selanjutnya[1].
Rasulullah
SAW bersabda:
”Perempuan
dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, kecantikannya, nasabnya, dan
agamanya. Maka pilihlah perempuan yang beragama maka engkau akan bahagia.”
(HR. Ibnu Majah)[2]
Karena
seorang istri merupakan madrasah/sekolah pertama bagi anak-anaknya kelak,
bahkan ketika sang bayi masih berada didalam kandungan (pranatal). Pendidikan
pranatal juga telah dilakukan sejak lama bahkan pada zaman Nabi Zakariya a.s yang
dapat menjadi sebuah teladan dalam pendidikan pranatal.
Maka
dari itu penting bagi calon orang tua, suami dan istri untuk memerhatikan calon
anaknya yang masih didalam kandungan (pranatal), karena selama dalam kandungan,
otak dan indra pendengar anak sudah mulai berkembang, mereka dapat merasakan
apa yang terjadi didalam kehidupan mereka, sementara yang dapat memengaruhi
otak dan indra pendengar bayi didalam kandungan antara lain yaitu emosi dan
kejiwaan ibu[3],
maka dari itu orang tua harus benar-benar memerhatikan tumbuh kembang anaknya
ketika masih berada didalam kandungn.
Oleh karena itu, maka dalam makalah ini penulis akan membahas materi
tentang Konsep Islam Tentang Pendidikan Pranatal.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun
rumusan masalah yang ingin digali dalam makalah ini yaitu seperti terangkum
dalam pertanyaan dibawah ini:
1. Apa
yang dimaksud dengan pendidikan anak pranatal
?
2. Apa
tujuan dari pendidikan anak pranatal ?
3. Bagaimana
prinsip-prinsip pendidikan anak pranatal ?
4. Apa
saja materi pendidikan anak pranatal ?
5. Apa
saja metode pendidikan anak pranatal ?
6. Bagaimana
mengetahui tanda-tanda kehamilan ?
7. Bagaimana
peran suami pada saat kehamilan ?
8. Bagaimana
periode-periode perkembangan anak pranatal ?
1.3.
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Untuk
mengetahui pengertian pendidikan anak pranatal.
2. Untuk
mengetahui tujuan pendidikan anak pranatal.
3. Untuk
mengetahui prinsip-prinsip pendidikan anak pranatal.
4. Untuk
mengetahui materi pendidikan anak pranatal.
5. Untuk
mengetahui metode pendidikan anak pranatal.
6. Untuk
mengetahui tanda-tanda kehamilan.
7. Untuk
mengetahui peran suami pada saat kehamilan
8. Untuk
mengetahui periode-periode perkembangan anak pranatal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pendidikan Anak Pranatal
Pendidikan
atau dikenal juga dengan pedagogi, berasal dari yunani (pedagogia)
yang berarti pergaulan dengan anak-anak. Istilah yang sering digunakan istilah pedagogos
yang berasal dari kata paedos (anak) agoge (membimbing,
memimpin)[4].
Dalam
makna luas pendidikan melahirkan dua konsep yaitu long-life Education, pendidikan
adalah bagian dari kehidupan itu sendiri. Pengalaman belajar berlangsung dalam
segala lingkungan dan sepanjang hayat. Pendidikan adalah segala sesuatu dalam
kehidupan yang mempengaruhi pembentukan berfikir dan bertindak individu[5]
Pranatal
berasal
dari kata pre yang berarti sebelum, dan natal berarti lahir, jadi
pranatal adalah sebelum kelahiran, yang berkaitan atau keadaan sebelum
melahirkan. Menurut pandangan psikologi pranatal ialah
aktifitas-aktifitas manusia sebagai calon suami istri yang berkaitan dengan
hal-hal sebelum melahirkan yang meliputi sikap dan tingkah laku dalam rangka
untuk memilih pasangan hidup agar lahir anak sehat jasmani dan rohani[6]
Pendidikan
pranatal ialah usaha sadar orang tua (suami-istri) untuk mendidik anaknya yang
masih dalam kandungan istri. Usaha sadar khusus ditujukan kepada kedua orang
tua karena anak dalam kandungan memang belum mungkin didik, apalagi diajar,
kecuali oleh orang tuanya sendiri[7],
yaitu berupa pemberian stimulus kepada anak melalui berbagai aktivitas berupa
sifat-sifat moral dan spiritual yang dilakukan ibu secara sadar dalam rangka
menanamkan dasar-dasar kebahagiaan yang diyakini dapat diturunkan kepada janin
yang sedang dikandungnya. Selain itu, janin juga responsive terhadap berbagai
stimulus yang diberikan kepadanya[8].
2.2.
Tujuan
Pendidikan Anak Pranatal
Tujuan
anak pranatal menurut Islam harus mendorong semua kesempurnaan hidup
berdasarkan nilai-nilai Islam. Begitu juga dalam program dan langkah-langkah
pendidikan anak dalam kandungan hendaklah diarahkan kepada tujuan, antara lain[9]:
1. Memperkenalkan
nilai-nilai ajaran agama, social, budaya, dan ilmu pengetahuan yang dimiliki
orang tuanya dan sekaligus mengajak bersama anak dalam kandungannya melakukan
refleksi nilai-nilai tersebut.
2. Melatih
kecenderungan anak dalam kandungan tentang nilai tersebut dan sekaligus melatih
keterampilan amaliah sesuai dengan yang diajarkannya, setelah ia dilahirkan dan
dewasa nanti.
3. Melatih
kekuatan dan potensi fisik dan psikis anak dalam kandungan.
4. Membangun
prokesadaran bahasa dan komunikasi (antara anak dalam kandungan dan orang luar
rahim)
5. Meningkatkan
tentang konsentrasi, dan kecerdasan anak
dalam kandungan.
2.3.
Prinsip-Prinsip
Pendidikan Pranatal
Terdapat delapan prinsip dasar yang membentuk
filosofis dan prosedur pendidikan anak pranatal yang dimukakan oleh Rene and
Marc. Dengan memahami kedelapan prisip ini dapat membantu untuk lebih
mengoptimalkan potensi bayi dalam kandungan untuk belajar[10]
1.
Prinsip Kerjasama
Prinsip kerjasama bertujuan untuk mencapai
kesejahteraan bayi sebelum lahir, caranya dengan melakukan permainan belajar
dan latihan stimulasi yang dilakukan oleh orang tua.
2.
Prinsip Ikatan Cinta Pralahir
Menurut James W Prascott, bahwa stimulus
gerakan dan sentuhan akan membantu bayi belajar memberi dan menerima kasih
sayang.
3.
Prinsip Stimulasi Pralahir
Seorang bayi belajar dari stimulasi, stimulasi
indra peraba seperti genetic, stimulasi indra pendengar seperti suara ibu, dan
stimulasi indra penglihatan seperti gerakan dan warna-warna yang menjadi
kesukaan sang bayi. Latihan stimulasi pralahir memberikan stimulasi sistematis
bagi otak dan perkembangan syaraf bayi sebelum dilahirkan.
4.
Prinsip Kesadaran Pralahir
Latihan-latihan pendidikan pralahir memiliki
potensi mengajarkan bayi untuk menyadari bahwa tindakannya mempunyai efek.
5.
Prinsip Kecerdasan
Program pendidikan pranatal mencakup
latihan-latihan untuk menarik minat bayi yang sedang berkembang terhadap
sensasi dan urutan yang dapat dipahami sebelum kelahiran. Setelah lahir bayi
akan mungkin lebih penuh perhatian, artinya ia sudah mulai mengembangkan
kecerdasannya.
6.
Prinsip Mengembangkan Kebiasaan-Kebiasaan Baik
Disini orang tua mulai mengembangkan kebiasaan
baik seperti berbicara dengan jelas kepada bayi, mengharapkan sang bayi
menanggapi, dan mengulang latihan-latihan pendidikan pralahir dengan perasaan
senang. Kebiasaan-kebiasaan ini kemudian dengan mudah diteruskan setelah bayi
lahir.
7.
Prinsip Melibatkan Kakak-Kakak Sang Bayi
Dengan ikut serta dalam latihan-latihan
pendidikan pranatal, anak-anak yang lain akan merasa penting dan tidak diabaikan.
8.
Prinsip Peran Penting Sang Ayah dalam Masa
Kehamilan
Hubungan yang baik antara ayah dan baik sangat
berkaitan dengan kemampuan social
2.4.
Materi
Pendidikan Anak Pranatal
Materi pelajaran bagi anak dalam kandungan
sangat bergantung kepada tingkat potensi, kemampuan dan background (latar
belakang) orang tuanya. Hal ini akan terefleksi dalam hal mengarahkan dan
mendidik anak dalam kandungan si Ibu. Adapun muatan-muatan materi menurut Ubes
Nur Islam, yaitu[11]:
1.
Doa
Materi
doa terbagi pada tiga tahapan, antara lain:
a.
Doa pada saat menanamkan benih nuthfah (sperma
dan ovum), diantaranya doa ketika akan bergaul dan berhubungan biologis antara
suami istri
b.
Doa pada saat benih sperma telah tertanam
diruang uretus/Rahim, diantaranya doa ingin dikaruniai keturunan yang baik dan
teladan bagi umatnya serta selalu berbakti kepada Allah swt
c.
Doa pada saat nuthfah telah menjadi
janin, diantaranya doa ingin dikaruniai anak yang shaleh dan dilindungi oleh
Allah swt.
2.
Praktek
Ibadah Shalat
Ibadah shalat adalah ibadah mahdhah, ada dua
jenis ibadah, yaitu wajib dan sunnah. Keduanya bisa dijadikan materi pelajaran
pokok bagi anak dalam kandungan.
Materi ibadah ini diajarkan kepada anak dalam
kandungan melalui ibunya atau ibunya itu yang mendidik atau mengajarkannya
dengan cara merangsangkannya. Rangsangan kepada anak dalam kandungan berproses
melalui pembinaan lingkungan Islami melalui mendirikan shalat dan
mengajarkannya mendirikan shalat bersama.
3.
Bahasa
Belajar bahasa bagi anak dalam kandungan
adalah belajar konsep kata-kata sederhana dan mudah diterima anak dalam
kandungan hanya kata-kata utama, yang memiliki konsekuensi fenomenologis,
sebagaimana yang dialami dan dipahaminya.
Menurut Rene Van De Carr (1999-129) ada beberapa
kata yang dapat dijadikan kata-kata utama dalam melakukan pelaksanaan
pendidikan. Kata-kata itu meliputi 26 kata yang diasosiasikan dengan sensasi
yang diperlukan, antara lain sebagaimana yang tertera dalam tabel berikut:
Sentuhan
|
Gerakan
|
Bunyi-Bunyi
|
Biologis
|
Penglihatan
|
temperatur
|
Perbuatan
bunyi
|
Hentikan
tindakan
|
Tepuk
|
Berdiri
|
Music
|
Batuk
|
Terang
|
Dingin
|
Tending
|
Tidak
|
Usap
|
Duduk
|
Keras
|
Bersin
|
Gelap
|
Panas
|
Dorong
|
|
Tekan
|
Ayun
|
Bising
|
Cekukan
|
Putar
|
|||
Belai
|
Guncang
|
Tangis
|
|||||
Ketuk
|
Goyang
|
Tawa
|
4.
Membaca
Al-Quran
Membaca al-Quran merupakan materi pelajaran
yang sangat relevan. Anak dalam kandungan harus sudah direspon (diajar) membaca
al-Quran oleh ibu atau ayahnya. Suami merespon dengan membaca al-Quran didekat
istrinya yang sedang mengandung. Istri meresponnya dengan membacakannya sendiri
secara langsung dan mengajak bayinya untuk membaca bersamanya.
Selanjutnya dalam acara empat bulanan atau
tujuh bulanan, dibacakan ayat-ayat al-Quran, diantaranya surat Yusuf dengan
harapan mudah-mudahan diwarisi akhlak Nabi Yusuf a.s, dan surat Maryam, surat
Luqman, surat Yasiin dll.
5.
Akhlak
(moralitas)
Suatu kesempurnaan manusia dilihat dari nilai
akhlak atau moralnya. Allah swt berfirman :
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS. Al-Ahzab; 21)
Berdasarkan
ayat tersebut, jika dikaitkan dengan anak didalam kandungan, maka kedua orang
tuanyalah menjadi tauladan utama bagi anaknya. Dengan melakukan
perbuatan-perbuatan yang terpuji, dengan demikian orangtua telah merangsang
(mengajar) bayi dalam kandungan akhlak mulia melalui orangtuanya terutama
ibunya.
Menurut
Elizabeth B. Hurlock (1980:30) menjelaskan bahwa peristiwa penting yang pertama
pada saat kehamilan menentukan sifat bawaan individu yang baru diciptakan.
Sifat bawaan itu diperoleh dari orang tua dan dari nenek dari pihak ibu maupun
pihak ayah. Oleh karenanya kebiasaan yang positif termasuk berakhlak mulia akan
mewariskan kepada anaknya meskipun sang anak masih dalam kandungan.
6. Akidan
dan Tauhid
Perkara
pertama yang berkenaan dengan fitrah manusia menurut pandangan Islam adalah
mengenai Allah swt.
Maka
hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan
pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui. (QS.
Ar-Rum; 30)
Kaitan
ayat tersebut dengan pendidikan anak dalam kandungan yaitu bahwa materi akidah
dan tauhid merupakan mata pelajaran yang signifikan yang harus diajarkan sejak
dini. Hal ini didasarkan bahwa anak dalam kandungan telah menyadari keyakinan
tauhid dengan pertolongan cahaya Ilahiyah langsung dari Allah swt.
Adapun
cara mengajarkan materi akidah dan tauhid kepada anak dalam kandungan yaitu
dengan cara sang suami mengajarkannya (merangsang) kepada anak dalam kandungan
melalui istri yang sedang mengandungnya. Yang diajarkan misalnya tentang wujud
dan ke Esaan Allah dll.
7. Ilmu
Pengetahuan
Yang
dimaksud ilmu pengetahuan disini ialah yang tanda-tandanya sederhana dan
menyenangkan serta mudah diserap oleh sang istri yang sedang mengandung. Adapun
cara yang bisa dilakukan yaitu dengan mengajarkan atau mempercakapkan kepada
ibu yang sedang mengandungnya.
8. Lagu
dan Cerita
Menurut
Rene Van De Carr (1999: 132) menjelaskan bahwa lagu dan cerita adalah program
pendidikan bagi bayi dalam kandungan. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan
membaca cerita dan menyanyi untuk anak dalam kandungan oleh ibunya. Lagu dan
cerita dalam hal ini harus mencerminkan nilai-nilai yang Islami atau yang
mengandung unsur pendidikan yang baik.
2.5.
Metode
Pendidikan Anak Pranatal
Adapun metode yang diperlukan ibu agar
merangsang dan direspon oleh anak dalam kandungan, adalah sebagai berikut[12]:
1)
Metode
Kasih Sayang
Kasih sayang termasuk kebutuhan jiwa yang
terpokok bagi kebutuhan manusi. Menurut Zakiyah Darajat ada enam kebutuhan jiwa
yang terpokok, yaitu : (1) kebutuhan akan rasa kasih sayang, (2) kebutuhan akan
rasa aman, (3) kebutuhan akan rasa harga diri, (4) kebutuhan akan rasa bebas,
(5) kebutuhan akan rasa sukses, (6) kebutuhan akan rasa tahu atau mengenal.
Dari keenam kebutuhan tersebut salah satunya
yang diperlukan oleh anak dalam kandungan adalah kasih sayang. Dalam upaya
mendidik anak dalam kandungan, bisa dilakukan dengan cara suami haruslah
mengasihi dan menyayangi istrinya yang sedang mengandung, karena hal itu akan
membuat istrinya merasa tenang dan tentram. Kondisi ketenangan dan ketentraman
itu akan membuat situasi rumah tangga menjadi rukun. Dan kasih sayang dan
kerukunan itu dengan sendirinya menjadi rangsangan edukatif yang sangat positif
bagi anak yang sedang dikandungnya.
2)
Metode
Beribadah
Termasuk langkah mendidik anak dalam kandungan
adalah dengan melaksanakan ibadah. Besar sekali pengaruh yang dilakukan ibu
dengan melakukan metode-metode ibadah bagi anak dalam kandungannya, selain
melatih kebiasaan-kebiasaan aplikasi kegiatan ibadah, juga menguatkan mental,
spiritual dan keimanan anak setelah lahir, tumbuh dan berkembang dewasa.
Hal ini didasarkan karena orang tua adalah
pusat kehidupan rohani anak dan sebagai
penyebab berkenalannya dengan alam luar, maka setiap reaksi, emosi anak dan
pemikirannya dikemudian hari, terpengaruh oleh sikapnya terhadap orang tuanya
dipermulaan hidupnya dahulu.
Sebagai pusat kehidupan rohani anak, orang tua
harus menerapkan metode ibadah yang disesuaikan dengan lingkungan perkembangan
anak dalam kandungan. Menurut Nur Islam, ada tiga tahapan perkembangan anak,
antara lain sebagai berikut:
a.
Pada periode pembentukan zigot, yaitu
melakukan shalat hajat dan dzikir serta dihubungkan dengan doa-doa tertentu.
b.
Pada periode embrio, yaitu sama dengan tahapan
pertama
c.
Pada periode fetus, periode inilah yang lebih
konkrit, artinya segala aktivitas ibadah
sang Ibu haruslah menggabungkan diri dengan anak dalam kandungannya.
3)
Metode
Membaca Al-Quran
Kaitannya membaca al-Quran dengan metode
mendidik anak dalam kandungan menurut Baihaqi AK, bahwa membaca al-Quran merupakan
metode mendidik anak dalam kandungan yang sangat relevan. Kerelevanan ini
didasarkan pada keagungan al-Quran itu sendiri yang mengandung keberkahan bagi
yang membacanya. Oleh karena itu istri yang sedang mengandung haruslah banyak
membaca al-Quran, karena manurut hasil penelitian sang bayi sangat responsive
terhadap semua rangsangan dari lingkungnnya.
4)
Metode
Mengikuti Pengajian dan Dzikir
Metode menghadiri pengajian merupakan metode
yang sangat relevan bagi pendidikan anak dalam kandungan. Hal ini didasarkan
bahwa ketenangan yang diperoleh oleh seorang istri yang sedang mengandung dari
manfaat dzikir, berada di majlis ta’lim juga direspon oleh bayi dalam
kandungannya.
5)
Metode
Penghargaan Dengan Ucapan
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh
Rene Van De Carr, menjelaskan bahwa anak yang masih dalam kandungan dapat
belajar, merasa, dan mengetahui perbedaan antara terang dan gelap pada saat
kandungan berusia lima bulan (20 minggu), kemampuan sang bayi untuk merasakan
stimulus telah berkembang dengan cukup baik.
Dengan demikian, kaitannya dengan metode
penghargaan dengan ucapan bagi anak dalam kandungan menurut Baihaqi AK, bahwa
cara ini bisa dilakukan dengan cara melalui istri yang mengandung. Misalnya,
jika istri merasakan bayinya bergerak lalu ia berkata: “Alhamdulillah bayiku
sehat dan aktif”.
6)
Metode
Bercerita dan Lagu
Metode bercerita dapat dilakukan bagi anak
yang masih dalam kandungan. Caranya yaitu dengan menceritakan cerita-cerita
atau kisah-kisah orang yang shaleh. Metode ini sangat bermanfaat bagi sang
bayi, karena selain dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik dan saling
mengenal dengan mereka yang berada di luar rahim. Jauh dari itu, sang bayi akan
tumbuh dan berkembang dengan merasakan perhatian, rasa cinta, kasih dan sayang
kepada mereka.
7)
Metode
Berdiskusi
Metode ini bisa disebut sebagai metode interaktif
antara anak dalam kandungan dan orang-orang diluar rahim, seperti ayah, ibu,
saudara-saudara bayi, diharapkan seluruh anggota keluarga dapat dilibatkan
untuk melakukan interaksi, yakni menjalin dan mengajak berkomunikasi secara
dialogis dengan anak dalam kandungannya.
8)
Metode
Aktivitas Bersama
Metode ini dimaksudkan sebagai suatu cara
dimana seorang Ibu setiap langkah dan tindakannya hendaklah mengikutsertakan
dan mengajak anak dalam kandungan bersama-sama untuk beraktivitas juga.
Metode aktivitas ini menekankan pada kegiatan
yang mengajak anak dalam kandungan sesuai dengan kata-kata yang dikondisikan
dengan kegiatan alamiah ibunya.
9)
Metode
Kondusif Alamiah
Metode
kondusif alamiah artinya adalah metode mengenalkan suasana dan kondisi alam
yang berubah-ubah, seperti perubahan cuaca dingin, panas, terang, gelap. Tujuan
metode ini agar sang anak dalam kandungan tidak terkejut oleh
perubahan-perubahan yang terjadi karena ia telah mengenal dan merasakan
suasana-suasana tersebut dengan kondisi sikap yang terang.
2.6.
Tanda-Tanda
Kehamilan
Mengetahui tanda-tanda kehamilan adalah hal
yang sangat penting, terutama bagi pasangan pengantin baru. Tujuan dari
mengatahui ini agar suami istri lebih mempersiapkan diri dalam menyambut
kehamilan anaknya, baik secara fisik maupun psikis. Diantara tanda-tanda
kehamilan tersebut yaitu[13]:
1)
Bercak Merah Jambu
Umumnya terjadi sekitar 8-10 hari setelah
ovulasi (keluarnya sel telur dari indung telur), terjadi karena benih tertanam
(implasi) dilapisan uterus (rahim), tidak seperti haid, bercak ini biasanya
sedikit, dan datangnya lebih awal ketimbang jadwal haid.
2)
Ngidam
Sejak awal kehamilan, kebiasaan ngidam atau
dorongan untuk ngemil atau makan makanan tertentu (ngidam) sering muncul pada
orang tertentu. Kebutuhan untuk ngemil mungkin saja muncul karena kebutuhan
tubuh untuk makan sedikit demi sedikit namun sering.
3)
Terjadi Perubahan Pada Payudara
Payudara dan putting jadi lebih lembut sekitar
tiga minggu setelah pembuahan terjadi (ketika haid terlambat sekitar seminggu).
Dan kadang-kadang payudara terasa membengkak, mirip menjelang haid. Membesarnya
payudara ini karena kelenjar-kelenjar air susu membesar dan menabung lemak
sebagai persiapan menyusui. Selanjutnya putting payudara dan daerah sekitarnya
berwarna lebih gelap.
4)
Mual dan Muntah
Tanda-tanda ini lazim disebut morning
sickness. Padahal kondisi yang dirasakan oleh sekitar 50 % ibu hamil ini
bisa muncul kapan saja, bukan cuma dipagi hari. Kebiasaan ini bisa dipicu oleh
beberapa hal, misalnya terpicu hanya karena mencium bau makanan atau parfum
tertentu. Hal ini terjadi karena perubahan hormon dalam tubuh. Mual dan muntah
biasanya hanya berlangsung selama 3 bulan pertama kehamilan, dan berhenti
begitu masuk bulan ke-4.
5)
Terjadi Kram Perut
Sering juga terasa pada awal kehamilan, serta
akan terus berlangsung sampai letak uterus mapan di tengah dan disangga dengan
baik oleh tulang panggul (pada trimester ke-2). Selanjutnya kontraksi rahim
sering terjadi secara teratur, seiring dengan meningkatnya olahraga yang
dilakukan selama hamil, orgasme yang terjadi selama berhubungan intim, atau
karena perubahan posisi dari tidur ke berdiri.
6)
Sering Buang Air Kecil
Begitu haid terlambat 1-2 minggu, biasanya ada
dorongan untuk buang air kecil. Hal ini terjadi karena meningkatnya sirkulasi
darah ketika hamil dan tekanan pada saluran kemih akibat membesarnya uterus.
Oleh karena itu, jangan batasi asupan cairan.
7)
Terjadi Sembelit
Ekstra
hormone yang terbentuk selama kehamilan akan menyebabkan usus lebih relaks
bekerja, namun kurang efisien, sehingga dorongan untuk mengeluarkan sisa
kotoranpun agak terlambat.
2.7.
Peran
Suami Pada Saat Kehamilan
Sebagai calon ayah bagi anak yang sedang
dikandung oleh istrinya, suami dapat berperan banyak. Dukungan dan peran suami
dalam masa kehamilan istrinya akan memberikan kesiapan yang lebih bagi istri yang sedang hamil.
Berikut ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh suami saat membantu
berperan serta dalam kehamilan istrinya[14]
a.
Trimester Pertama
Masa ini termasuk masa yang penuh gejolak
emosi. Selama hamil ada begitu banyak perubahan pada tubuh istri, dan yang
paling menonjol adalah perubahan keadaan emosinya. Karena kadar hormone
estrogen dan progesterone di dalam tubuhnya berubah. Maka tidaklah mengherankan
bila moodnya berubah-ubah. Oleh karena itu sebagai seorang suami harus standbye
apabila sewaktu-waktu dipanggil sebagai teman curhat. Para trimester pertama
ini, biasanya istri yang hamil akan mengalami:
1.
Sering mual-mual dan muntah, terutama pada
pagi hari, karena dia mengalami morning sickness
2.
Cepat lelah dan mudah mengantuk
3.
Tiba-tiba menginginkan sesuatu yang aneh
4.
Emosinya cepat sekali berubah, terkadang
tampak gembira, namun dalam beberapa detik bisa mendadak menangis tersedu-sedu,
merasa tertekan dan sedih tanpa sebab yang jelas, atau karena hal sepele.
Jika
demikian, maka suami dapat berperan sebagai berikut:
1.
Membawakan kue kering dan air putih atau jus
buah ke tempat tidur, sehingga begitu dia bangun dan morning sickness mendera,
keluhan yang dirasakannya langsung hilang, berkat perhatian dan kasih sayang
suami.
2.
Buatlah istri merasa nyaman, sehingga ia dapat
beristirahat dan tidur dengan cukup.
3.
Bersiaplah menghadapi ujian untuk mengukur
seberapa besar cinta suami padanya. Maka jangan kaget jika istri menginginkan
sesuatu yang aneh ditengah malam.
4.
Tunjukanlah rasa bahagia dan antusias terhadap
janin yang ada dalam kandungan istri.
b.
Trimester Kedua
Pada trimester kedua ini masuk pada masa-masa
bahagia. Inilah saatnya istri menikmati masa-masa kehamilan. Pada masa
trimester kedua ini, biasanya istri yang sedang hamil mengalami:
1.
Emosi cenderung lebih stabil dan keluhan
morning sickness juga sudah berkurang
2.
Janin yang ada dalam kandungan istri sudah
mulai beraksi
3.
Merasa bahagia dengan kehamilannya, sehingga
lebih bersemangat melakukan latihan (olahraga ringan sesuai anjuran dokter)
serta beraktivitas
4.
Cukup nyaman dengan keadaannya, sehingga mulai
timbul keinginan untuk menikmati hubungan seks
Dalam trimester kedua ini, seorang suami dapat
melakukan hal-hal sebagai berikut:
1.
Tetap menunjukkan pengertian dan pemahaman
terhadap perubahan emosi yang cepat serta perasaan lebih peka yang dialaminya,
sebab ini wajar dan alami terjadi pada ibu hamil
2.
Tetap siaga mendamping dan mengantarkan istri
setiap kali berkunjung ke dokter kandungan untuk memeriksakan kandungannya.
3.
Selalu mendampingi dan berpartisipasi secara
aktif dikelas senam hamil, jika istri menginginkannya.
4.
Jika memungkinkan ajaklah istri untuk kembali
menikmati hubungan seks. Bagaimanapun kebutuhan biologis yang satu ini harus
tetap tersalurkan. Karena hubungan seks tidak menyakitkan maupun membahayakan
janin
c.
Trimester Ketiga
Pada trimester ketiga ini termasuk masa-masa
takut dan cemas menghadapi hari-H (kelahiran). Masa ini merupakan masa-masa
penantian yang melelahkan, perjalanan menuju persalinan tinggal hitungan hari
saja. Itu sebabnya suami akan lebih banyak berperan pada masa-masa ini.
Terdapat beberapa hal yang dirasakan oleh istri ketika masa ini:
1.
Semakin dekat dengan hari H, biasanya dia
merasa semakin takut dan cemas
2.
Merasa penampilannya tidak menarik karena
perubahan bentuk fisiknya
3.
Sering mengeluh sakit, pegal, ngilu, dan
berbagai rasa tidak nyaman pada tubuhnya, terutama pada punggung dan panggul,
karena bayi sudah semakin besar dan sudah menyiapkan diri untuk lahir.
4.
Mengeluh sulit tidur karena perutnya yang
semakin membesar, yang akan membuatnya tidak nyaman ketika berbaring
Maka pada trimester ketiga ini, suami dapat
berperan dalam hal:
1.
Membantu istri untuk mengatasi rasa cemas dan
takut dalam menghadapi proses persalinan, misalnya dengan memberikan
nasihat-nasihat, mengajaknya shalat malam bersama dan berdoa kepada Allah swt,
agar persalinannya dilancarkan, atau dapat pula dengan mengalihkan perhatiannya
dengan cara mengajaknya berbelanja kebutuhan bayinya kelak.
2.
Berilah pujian, kalau dia tetap cantik dan
menarik. Katakanlah bahwa perubahan fisik yang terjadi pada istri, tidak
sedikitpun mengurangi kadar cinta suami padanya.
3.
Bantulah meringankan berbagai keluhan,
misalnya dengan memijat pegal-pegal dibelakang tubuhnya.
2.8.
Periode-Periode
Perkembangan Anak Pranatal
1.
Periode
Perkembangan Anak Pranatal Menurut Pandangan Islam
Menurut Maurice Bucaile, penjelasan dalam
al-Quran mengenai reproduksi janin (perkembangbiakan janin), yaitu sebagai
berikut[15]:
1.
Pertama, sebuah cairan yang dibutuhkan untuk
pembuahan, Allah swt berfirman:
“Dia
telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata”. (QS. An-Nahl: 4)
Makna sejumlah kecil (sperma) pada ayat diatas
adalah nuthfah. Setetes mani itu adalah cairan yang dibutuhkan untuk
pembuahan-pembuahan setelah gen-gen yang terkandung didalam sel reproduksi
wanita membentuk factor-faktor yang akan menentukan kekhasan calon manusia.
2.
Kedua,
kompleksitas cairan pembuahan. Cairan ini terdiri atas keluaran-keluaran getah
dan kelenjar-kelenjar berupa buah pelir, buah benih (mani) dan
kelenjar-kelenjar pada saluran kencing. Allah swt berfirman:
“kemudian
Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina”. (QS. As-Sajdah; 8)
3.
Ketiga,
dari penanaman sel telur dalam organ-organ kemaluan wanita. Allah swt
berfirman:
“Bukankah
Dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim). Kemudian mani itu
menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya” (QS. Al-Qiyamah: 37-38)
4. Keempat,
evolusi embrio di dalam rahim. Sampai kira-kira hari ke dua puluh, ketika itu
mulai secara bertahap mengambil bentuk manusia. Jaringan-jaringan dan
tulang-belulang mulai tampak dalam embrio secara berurutan diliputi otot-otot.
Gagasan ini diungkap dalam al-Quran sebagai berikut:
“kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling
baik”. (QS.
Al-Mukminun: 14)
Adapun masalah peniupan roh berdasarkan hadits yang yang diriwayatkan
Bukhori-Muslim, bahwa roh ditiupkan pada janin pada periode mudhgon. Pada
periode ini Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh, sehingga janin yang
ada dalam rahim mulai ada kehidupan. Menurut Nu’aim Yasin, periode mudghoh itu
adalah ketika janin berusia 120 hari, yaitu empat bulan penuh dan masuk bulan
kelima.
Baqir Hujjati menjelaskan bahwa proses
perkembangan janin secara fisik diawali pada saat ovum yang telah dibuahi dan
berada di rahim wanita, serta mulai tumbuh dan berkembang, yang disebut dengan
janin. Dihari ke 20 setelah pembuahan, ukuran janin mencapai 4,5 milimeter.
Pada saat ini anggota badan dalam tubuh berwarna merah darah. Beberapa bulan
kemudian ia berubah menjadi segumpal daging dan mulailah bentuk awal tulang dan
otot yang diselimuti daging. Kemudian secara samar terbentuklah lidah, leher
dan alat kelamin. Bagian kepala gumpalan daging ini amat besar dan hampir
meliputi sepertiga ukuran tubuh.
Kemudia ia semakin tumbuh dan berkembang serta
mulai tampak jelas benjolan mata, rongga dada dan bagian atas tubuhpun mulai
terlihat jelas. Selanjutnya anggota tubuh yang lain mulai terlihat dan
terciptalah bentuk yang baru yang bukan lagi segumpal daging. Pada bulan keempat
ini, ia mirip manusia sempurna, akhirnya janin itu mulai bergerak dan
beraktivitas.
Dibulan kelima , pertumbuhan terus
berlangsung. Tubuh janin semakin membesar dan
kukunya mulai tumbuh. Kemudian kepalanya mulai ditumbuhi rambut, yang
pada bulan keenam jumlahnya semakin lebat. Selaput testis telah tumbuh sempurna
dan testispun mulai turun. Anggota tubuh mulai tampak rapi dan sempurna.
Panjang janin setelah pertumbuhan dan
perkembangan sempurna adalah sekitar 40 sampai 50 cm, dengan berat antara 3000
sampai 4000 gr. Pada tahap ini kulit janin telah dilapisi bahan berlemak. Allah
swt menyebut proses terakhir pertumbuhan janin didalam rahim ini dengan khalqan
‘akhar (makhluk yang berbentuk lain).
2.
Periode
Perkembangan Anak Pranatal Menurut Pandangan Psikologi
Elizabeth B. Hurlock menjelaskan
periode-periode perkembangan anak pranatal sebagai berikut[16]:
A. Periode Zigot
(sejak pembuahan sampai akhir minggu kedua)
·
Bentuk zigot sebesar kepala peniti, tidak
berubah karena tidak mempunyai sumber makanan dari luar, hidupnya dipertahankan
kuning telur.
·
Dengan berjalannya zigot dari tuba fallofi
turun ke uterus, terjadi banyak pembelahan dan zigot terbagi menjadi lapisan
dalam dan lapisan luar.
·
Lapisan luar kemudian menjadi placenta
(ari-ari), tali pusar, dan selaput pembungkus janin, lapisan dalam berkembang
menjadi manusia baru.
·
Sekitar sepuluh hari setelah pembuahan, zigot
tertanam di dalam dinding uterine.
B. Periode Embrio
(akhir minggu kedua sampai akhir bulan kedua, berdasarkan perhitungan bulan)
·
Embrio berkembang menjadi manusia dalam bentuk
kecil
·
Terjadi perkembangan besar, mula-mula dibagian
kepala dan terakhir pada anggota tubuh.
·
Semua bagian tubuh yang penting, baik bagian
dalam ataupun luar, sudah terbentuk
·
Embrio mulai bergerak di dalam uterus, dan
menjadi gerakan-gerakan spontan dari anggota tubuh
·
Placenta (ari-ari) tali pusar dan selaput
pembungkus janin berkembang, ketiganya melindungi dan memberi makan embrio.
·
Pada akhir bulan kedua prenatal, berat embrio
rata-rata 1,4 ons dan panjangnya 1,5 inci.
C. Periode Janin
(akhir bulan kedua, perhitungan menurut bulan, sampai akhir)
·
Terjadi perubahan pada bagian-bagian tubuh
yang telah terbentuk, baik dalam bentuk/rupa maupun actual, dan terjadi
perubahan dalam fungsi. Tidak tampak bentuk-bentuk baru pada saat ini.
·
Pada akhir bulan ketiga, beberapa organ dalam
cukup berkembang sehingga mulai dapat berfungsi. Denyut jantung janin dapat
diketahui sekitar minggu kelima belas
·
Pada akhir bulan kelima, berbagai organ dalam
telah menempati posisi hampir seperti posisi di dalam tubuh dewasa.
·
Sel-sel saraf, yang ada sejak minggu ketiga, jumlahnya
meningkat pesat selama bulan-bulan kedua, ketiga, dan keempat. Apakah
peningkatan pada saat ini akan berlangsung atau tidak, bergantung pada kondisi
didalam tubuh ibu, seperti kekurangan gizi yang sebaiknya memengaruhi sel saraf
terutama dalam bulan-bulan terakhir periode pranatal.
·
Biasanya gerak-gerak janin tampak pertama kali
antara minggu kedelapan belas dan duapuluh, kemudian meningkat cepat sampai
akhir bulan kesembilan, dimana gerak mulai berkembang karena penuhnya
pembungkus janin dan tekanan pada otak janin pada saat janin mengambil posisi
kepala dibawah didaerah pinggul dalam persiapan untuk lahir. Gerak-gerak janin
ini berlainan macamnya, yaitu mengelinding dan menendang, gerak pendek atau
cepat.
·
Pada akhir bulan ketujuh, janin sudah cukup
berkembang dan dapat hidup bila lahir sebelum waktunya.
·
Pada akhir bulan kedelapan, tubuh janin sudah
lengkap berbentuk, meskipun lebih kecil dibandingkan dengan bayi normal yang
cukup bulannya.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Simpulan
Pendidikan
pranatal ialah usaha sadar orang tua (suami-istri) untuk mendidik anaknya yang
masih dalam kandungan, yaitu berupa pemberian stimulus kepada anak melalui
berbagai aktivitas berupa sifat-sifat moral dan spiritual yang dilakukan ibu
secara sadar. Yang bertujuan untuk mendorong semua kesempurnaan hidup
berdasarkan nilai-nilai Islam
Terdapat
delapan prinsip dasar yang membentuk filosofis dan prosedur pendidikan anak
pranatal yang dimukakan oleh Rene and Marc. Dengan memahami tersebut diharapkan
dapat membantu untuk lebih mengoptimalkan potensi bayi dalam kandungan untuk
belajar. Adapun materi pelajaran bagi anak dalam kandungan sangat bergantung
kepada tingkat potensi, kemampuan dan background (latar belakang) orang tuanya,
diantaranya doa, praktek ibadah shalat, bahasa, membaca Al-Quran, akhlak
(moralitas), akidan
dan tauhid, ilmu
pengetahuan, serta lagu dan cerita
Terdapat
beberapa metode yang diperlukan ibu agar merangsang dan direspon oleh anak
dalam kandungan, adalah : Metode kasih sayang, Metode beribadah, Metode membaca
Al-Quran, Metode mengikuti pengajian dan dzikir, Metode penghargaan dengan
ucapan, Metode bercerita dan lagu, Metode berdiskusi, Metode aktivitas bersama,
Metode kondusif alamiah
Adapun
periode-periode perkembangan anak pranatal menurut pandangan Islam terdapat dalam QS. Al-Mukminun ayat 14.
Sedangkan menurut ilmu sains, Elizabeth B. Hurlock menjelaskan
periode-periode perkembangan anak pranatal yaitu terbagi kedalam tiga periode,
yaitu : (1) Periode Zigot (sejak pembuahan sampai akhir minggu kedua), (2)
Periode Embrio (akhir minggu kedua sampai akhir bulan kedua, berdasarkan
perhitungan bulan), (3) Periode Janin (akhir bulan kedua, perhitungan menurut
bulan, sampai akhir).
DAFTAR PUSTAKA
Ihsan, Fuad, 2008, “Dasar-dasar Kependidikan”,
Jakarta: Rineka Cipta
Soyomukti,
Nurari, 2010, “Teori-teori Pendidikan: Tradisional, (Neo) Liberal,
Marxis-Sosialis, Postmodern”, Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA
Mansur,
2006, “Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan”, Yogyakarta: Mitra Pustaka
Islam,
Ubes Nur, 2004, “Mendidik Anak dalam Kandungan: Optimalisasi Potensi Anak
Sejak Dini”, Jakarta: Gema Insani
Syukur,
Abd. Rahmat, 2006. “Konsep Islam Tentang Pendidikan Pranatal”, Jakarta:
Diadit Media
Mahmud
dkk, 2013, “Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga”, Jakarta: Akademia
Permata
Syarbini,
Amirullah dan Heri Gunawan, 2014,“Mencetak Anak Hebat”, Jakarta: PT Alex
Media Komputindo
Mursid,
2010, “Kurikulum dan Pendidikan Anak Usia Dini”, Semarang: AKFI Media
[1]
Amirullah Syarbini dan Heri Gunawan, “Mencetak Anak Hebat”, (Jakarta: PT
Alex Media Komputindo, 2014) hlm. 73
[2]
Mursid, Kurikulum dan Pendidikan Anak Usia Dini, (Semarang: AKFI Media,
2010), hlm, 72
[3]
Amirullah Syarbini dan Heri Gunawan, loc. Cit. hlm 85
[4]
Fuad Ihsan, “Dasar-dasar Kependidikan”, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),
hlm. 1
[5]
Nurari Soyomukti, “Teori-teori Pendidikan: Tradisional, (Neo) Liberal,
Marxis-Sosialis, Postmodern”, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2010), hlm, 28-29
[6]
Mansur, “Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan”, (Yogyakarta: Mitra
Pustaka, 2006), hlm. 16
[7]
Ubes Nur Islam, “Mendidik Anak dalam Kandungan: Optimalisasi Potensi Anak
Sejak Dini” (Jakarta: Gema Insani, 2004), hlm, 10.
[8]
Abd. Rahmat Syukur. “Konsep Islam Tentang Pendidikan Pranatal” (Jakarta:
Diadit Media. 2006), hlm. 41
[9]
Ibid, hlm.43-44
[10]
Ibid, hlm. 62-64
[11]
Ibid, hlm. 44-55
[12]
Ibid, hlm.55-62
[13]
Mahmud dkk, “Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga”, (Jakarta: Akademia
Permata, 2013), hlm 83-85
[14]
Ibid, hlm 85-87
[15]
Abd. Rahmat Syukur. Op. cit. hlm. 79-84
[16]
Ibid, hlm. 84-86
Tidak ada komentar:
Posting Komentar