Sabtu, 29 September 2018

Konsep Islam Tentang Pendidikan Pranatal


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang
Islam memandang bahwa proses pendidikan anak bukan dimulai sejak anak itu dilahirkan, tetapi proses pendidikan itu dimulai sejak dalam kandungan (pranatal). Bahkan proses pendidikan itu akan lebih baik jika dipersiapkan sejak pemilihan pasangan hidup, yakni ketika pemilihan jodoh, sebagi calon suami dan istri. Hal ini karena factor keturunan akan sangat berpengaruh dalam tumbuh kembang anak selanjutnya[1]. Rasulullah SAW bersabda:
”Perempuan dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, kecantikannya, nasabnya, dan agamanya. Maka pilihlah perempuan yang beragama maka engkau akan bahagia.” (HR. Ibnu Majah)[2]
Karena seorang istri merupakan madrasah/sekolah pertama bagi anak-anaknya kelak, bahkan ketika sang bayi masih berada didalam kandungan (pranatal). Pendidikan pranatal juga telah dilakukan sejak lama bahkan pada zaman Nabi Zakariya a.s yang dapat menjadi sebuah teladan dalam pendidikan pranatal.
Maka dari itu penting bagi calon orang tua, suami dan istri untuk memerhatikan calon anaknya yang masih didalam kandungan (pranatal), karena selama dalam kandungan, otak dan indra pendengar anak sudah mulai berkembang, mereka dapat merasakan apa yang terjadi didalam kehidupan mereka, sementara yang dapat memengaruhi otak dan indra pendengar bayi didalam kandungan antara lain yaitu emosi dan kejiwaan ibu[3], maka dari itu orang tua harus benar-benar memerhatikan tumbuh kembang anaknya ketika masih berada didalam kandungn.  Oleh karena itu, maka dalam makalah ini penulis akan membahas materi tentang Konsep Islam Tentang Pendidikan Pranatal.

1.2.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yang ingin digali dalam makalah ini yaitu seperti terangkum dalam pertanyaan dibawah ini:
1.    Apa yang dimaksud dengan  pendidikan anak pranatal ?
2.    Apa tujuan dari pendidikan anak pranatal ?
3.    Bagaimana prinsip-prinsip pendidikan anak pranatal ?
4.    Apa saja materi pendidikan anak pranatal ?
5.    Apa saja metode  pendidikan anak pranatal ?
6.    Bagaimana mengetahui tanda-tanda kehamilan ?
7.    Bagaimana peran suami pada saat kehamilan ?
8.    Bagaimana periode-periode perkembangan anak pranatal ?

1.3.       Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1.    Untuk mengetahui pengertian  pendidikan anak pranatal.
2.    Untuk mengetahui tujuan pendidikan anak pranatal.
3.    Untuk mengetahui prinsip-prinsip pendidikan anak pranatal.
4.    Untuk mengetahui materi pendidikan anak pranatal.
5.    Untuk mengetahui metode  pendidikan anak pranatal.
6.    Untuk mengetahui tanda-tanda kehamilan.
7.    Untuk mengetahui peran suami pada saat kehamilan
8.    Untuk mengetahui periode-periode perkembangan anak pranatal.




BAB II
PEMBAHASAN
2.1.       Pengertian Pendidikan Anak Pranatal
Pendidikan atau dikenal juga dengan pedagogi, berasal dari yunani (pedagogia) yang berarti pergaulan dengan anak-anak. Istilah yang sering digunakan istilah pedagogos yang berasal dari kata paedos (anak) agoge (membimbing, memimpin)[4].
Dalam makna luas pendidikan melahirkan dua konsep yaitu long-life Education, pendidikan adalah bagian dari kehidupan itu sendiri. Pengalaman belajar berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hayat. Pendidikan adalah segala sesuatu dalam kehidupan yang mempengaruhi pembentukan berfikir dan bertindak individu[5]
Pranatal berasal dari kata pre yang berarti sebelum, dan natal berarti lahir, jadi pranatal adalah sebelum kelahiran, yang berkaitan atau keadaan sebelum melahirkan. Menurut pandangan psikologi pranatal ialah aktifitas-aktifitas manusia sebagai calon suami istri yang berkaitan dengan hal-hal sebelum melahirkan yang meliputi sikap dan tingkah laku dalam rangka untuk memilih pasangan hidup agar lahir anak sehat jasmani dan rohani[6]
Pendidikan pranatal ialah usaha sadar orang tua (suami-istri) untuk mendidik anaknya yang masih dalam kandungan istri. Usaha sadar khusus ditujukan kepada kedua orang tua karena anak dalam kandungan memang belum mungkin didik, apalagi diajar, kecuali oleh orang tuanya sendiri[7], yaitu berupa pemberian stimulus kepada anak melalui berbagai aktivitas berupa sifat-sifat moral dan spiritual yang dilakukan ibu secara sadar dalam rangka menanamkan dasar-dasar kebahagiaan yang diyakini dapat diturunkan kepada janin yang sedang dikandungnya. Selain itu, janin juga responsive terhadap berbagai stimulus yang diberikan kepadanya[8].
2.2.       Tujuan Pendidikan Anak Pranatal
Tujuan anak pranatal menurut Islam harus mendorong semua kesempurnaan hidup berdasarkan nilai-nilai Islam. Begitu juga dalam program dan langkah-langkah pendidikan anak dalam kandungan hendaklah diarahkan kepada tujuan, antara lain[9]:
1.    Memperkenalkan nilai-nilai ajaran agama, social, budaya, dan ilmu pengetahuan yang dimiliki orang tuanya dan sekaligus mengajak bersama anak dalam kandungannya melakukan refleksi nilai-nilai tersebut.
2.    Melatih kecenderungan anak dalam kandungan tentang nilai tersebut dan sekaligus melatih keterampilan amaliah sesuai dengan yang diajarkannya, setelah ia dilahirkan dan dewasa nanti.
3.    Melatih kekuatan dan potensi fisik dan psikis anak dalam kandungan.
4.    Membangun prokesadaran bahasa dan komunikasi (antara anak dalam kandungan dan orang luar rahim)
5.    Meningkatkan tentang konsentrasi, dan kecerdasan  anak dalam kandungan.
2.3.       Prinsip-Prinsip Pendidikan Pranatal
Terdapat delapan prinsip dasar yang membentuk filosofis dan prosedur pendidikan anak pranatal yang dimukakan oleh Rene and Marc. Dengan memahami kedelapan prisip ini dapat membantu untuk lebih mengoptimalkan potensi bayi dalam kandungan untuk belajar[10]
1.    Prinsip Kerjasama
Prinsip kerjasama bertujuan untuk mencapai kesejahteraan bayi sebelum lahir, caranya dengan melakukan permainan belajar dan latihan stimulasi yang dilakukan oleh orang tua.
2.    Prinsip Ikatan Cinta Pralahir
Menurut James W Prascott, bahwa stimulus gerakan dan sentuhan akan membantu bayi belajar memberi dan menerima kasih sayang.
3.    Prinsip Stimulasi Pralahir
Seorang bayi belajar dari stimulasi, stimulasi indra peraba seperti genetic, stimulasi indra pendengar seperti suara ibu, dan stimulasi indra penglihatan seperti gerakan dan warna-warna yang menjadi kesukaan sang bayi. Latihan stimulasi pralahir memberikan stimulasi sistematis bagi otak dan perkembangan syaraf bayi sebelum dilahirkan.
4.    Prinsip Kesadaran Pralahir
Latihan-latihan pendidikan pralahir memiliki potensi mengajarkan bayi untuk menyadari bahwa tindakannya mempunyai efek.
5.    Prinsip Kecerdasan
Program pendidikan pranatal mencakup latihan-latihan untuk menarik minat bayi yang sedang berkembang terhadap sensasi dan urutan yang dapat dipahami sebelum kelahiran. Setelah lahir bayi akan mungkin lebih penuh perhatian, artinya ia sudah mulai mengembangkan kecerdasannya.
6.    Prinsip Mengembangkan Kebiasaan-Kebiasaan Baik
Disini orang tua mulai mengembangkan kebiasaan baik seperti berbicara dengan jelas kepada bayi, mengharapkan sang bayi menanggapi, dan mengulang latihan-latihan pendidikan pralahir dengan perasaan senang. Kebiasaan-kebiasaan ini kemudian dengan mudah diteruskan setelah bayi lahir.
7.    Prinsip Melibatkan Kakak-Kakak Sang Bayi
Dengan ikut serta dalam latihan-latihan pendidikan pranatal, anak-anak yang lain akan merasa penting dan tidak diabaikan.
8.    Prinsip Peran Penting Sang Ayah dalam Masa Kehamilan
Hubungan yang baik antara ayah dan baik sangat berkaitan dengan kemampuan social

2.4.       Materi Pendidikan Anak Pranatal
Materi pelajaran bagi anak dalam kandungan sangat bergantung kepada tingkat potensi, kemampuan dan background (latar belakang) orang tuanya. Hal ini akan terefleksi dalam hal mengarahkan dan mendidik anak dalam kandungan si Ibu. Adapun muatan-muatan materi menurut Ubes Nur Islam, yaitu[11]:
1.    Doa
Materi doa terbagi pada tiga tahapan, antara lain:
a.    Doa pada saat menanamkan benih nuthfah (sperma dan ovum), diantaranya doa ketika akan bergaul dan berhubungan biologis antara suami istri
b.    Doa pada saat benih sperma telah tertanam diruang uretus/Rahim, diantaranya doa ingin dikaruniai keturunan yang baik dan teladan bagi umatnya serta selalu berbakti kepada Allah swt
c.    Doa pada saat nuthfah telah menjadi janin, diantaranya doa ingin dikaruniai anak yang shaleh dan dilindungi oleh Allah swt.
2.    Praktek Ibadah Shalat
Ibadah shalat adalah ibadah mahdhah, ada dua jenis ibadah, yaitu wajib dan sunnah. Keduanya bisa dijadikan materi pelajaran pokok bagi anak dalam kandungan.
Materi ibadah ini diajarkan kepada anak dalam kandungan melalui ibunya atau ibunya itu yang mendidik atau mengajarkannya dengan cara merangsangkannya. Rangsangan kepada anak dalam kandungan berproses melalui pembinaan lingkungan Islami melalui mendirikan shalat dan mengajarkannya mendirikan shalat bersama.
3.    Bahasa
Belajar bahasa bagi anak dalam kandungan adalah belajar konsep kata-kata sederhana dan mudah diterima anak dalam kandungan hanya kata-kata utama, yang memiliki konsekuensi fenomenologis, sebagaimana yang dialami dan dipahaminya.
Menurut Rene Van De Carr (1999-129) ada beberapa kata yang dapat dijadikan kata-kata utama dalam melakukan pelaksanaan pendidikan. Kata-kata itu meliputi 26 kata yang diasosiasikan dengan sensasi yang diperlukan, antara lain sebagaimana yang tertera dalam tabel berikut:
Sentuhan
Gerakan
Bunyi-Bunyi
Biologis
Penglihatan
temperatur
Perbuatan bunyi
Hentikan tindakan
Tepuk
Berdiri
Music
Batuk
Terang
Dingin
Tending
Tidak
Usap
Duduk
Keras
Bersin
Gelap
Panas
Dorong

Tekan
Ayun
Bising
Cekukan


Putar

Belai
Guncang

Tangis




Ketuk
Goyang

Tawa





4.    Membaca Al-Quran
Membaca al-Quran merupakan materi pelajaran yang sangat relevan. Anak dalam kandungan harus sudah direspon (diajar) membaca al-Quran oleh ibu atau ayahnya. Suami merespon dengan membaca al-Quran didekat istrinya yang sedang mengandung. Istri meresponnya dengan membacakannya sendiri secara langsung dan mengajak bayinya untuk membaca bersamanya.
Selanjutnya dalam acara empat bulanan atau tujuh bulanan, dibacakan ayat-ayat al-Quran, diantaranya surat Yusuf dengan harapan mudah-mudahan diwarisi akhlak Nabi Yusuf a.s, dan surat Maryam, surat Luqman, surat Yasiin dll.
5.    Akhlak (moralitas)
Suatu kesempurnaan manusia dilihat dari nilai akhlak atau moralnya. Allah swt berfirman :
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS. Al-Ahzab; 21)
Berdasarkan ayat tersebut, jika dikaitkan dengan anak didalam kandungan, maka kedua orang tuanyalah menjadi tauladan utama bagi anaknya. Dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang terpuji, dengan demikian orangtua telah merangsang (mengajar) bayi dalam kandungan akhlak mulia melalui orangtuanya terutama ibunya.
Menurut Elizabeth B. Hurlock (1980:30) menjelaskan bahwa peristiwa penting yang pertama pada saat kehamilan menentukan sifat bawaan individu yang baru diciptakan. Sifat bawaan itu diperoleh dari orang tua dan dari nenek dari pihak ibu maupun pihak ayah. Oleh karenanya kebiasaan yang positif termasuk berakhlak mulia akan mewariskan kepada anaknya meskipun sang anak masih dalam kandungan.
6.    Akidan dan Tauhid
Perkara pertama yang berkenaan dengan fitrah manusia menurut pandangan Islam adalah mengenai Allah swt.
Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Ar-Rum; 30)
Kaitan ayat tersebut dengan pendidikan anak dalam kandungan yaitu bahwa materi akidah dan tauhid merupakan mata pelajaran yang signifikan yang harus diajarkan sejak dini. Hal ini didasarkan bahwa anak dalam kandungan telah menyadari keyakinan tauhid dengan pertolongan cahaya Ilahiyah langsung dari Allah swt.
Adapun cara mengajarkan materi akidah dan tauhid kepada anak dalam kandungan yaitu dengan cara sang suami mengajarkannya (merangsang) kepada anak dalam kandungan melalui istri yang sedang mengandungnya. Yang diajarkan misalnya tentang wujud dan ke Esaan Allah dll.
7.    Ilmu Pengetahuan
Yang dimaksud ilmu pengetahuan disini ialah yang tanda-tandanya sederhana dan menyenangkan serta mudah diserap oleh sang istri yang sedang mengandung. Adapun cara yang bisa dilakukan yaitu dengan mengajarkan atau mempercakapkan kepada ibu yang sedang mengandungnya.
8.    Lagu dan Cerita
Menurut Rene Van De Carr (1999: 132) menjelaskan bahwa lagu dan cerita adalah program pendidikan bagi bayi dalam kandungan. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan membaca cerita dan menyanyi untuk anak dalam kandungan oleh ibunya. Lagu dan cerita dalam hal ini harus mencerminkan nilai-nilai yang Islami atau yang mengandung unsur pendidikan yang baik.
2.5.       Metode Pendidikan Anak Pranatal
Adapun metode yang diperlukan ibu agar merangsang dan direspon oleh anak dalam kandungan, adalah sebagai berikut[12]:
1)   Metode Kasih Sayang
Kasih sayang termasuk kebutuhan jiwa yang terpokok bagi kebutuhan manusi. Menurut Zakiyah Darajat ada enam kebutuhan jiwa yang terpokok, yaitu : (1) kebutuhan akan rasa kasih sayang, (2) kebutuhan akan rasa aman, (3) kebutuhan akan rasa harga diri, (4) kebutuhan akan rasa bebas, (5) kebutuhan akan rasa sukses, (6) kebutuhan akan rasa tahu atau mengenal.
Dari keenam kebutuhan tersebut salah satunya yang diperlukan oleh anak dalam kandungan adalah kasih sayang. Dalam upaya mendidik anak dalam kandungan, bisa dilakukan dengan cara suami haruslah mengasihi dan menyayangi istrinya yang sedang mengandung, karena hal itu akan membuat istrinya merasa tenang dan tentram. Kondisi ketenangan dan ketentraman itu akan membuat situasi rumah tangga menjadi rukun. Dan kasih sayang dan kerukunan itu dengan sendirinya menjadi rangsangan edukatif yang sangat positif bagi anak yang sedang dikandungnya.
2)   Metode Beribadah
Termasuk langkah mendidik anak dalam kandungan adalah dengan melaksanakan ibadah. Besar sekali pengaruh yang dilakukan ibu dengan melakukan metode-metode ibadah bagi anak dalam kandungannya, selain melatih kebiasaan-kebiasaan aplikasi kegiatan ibadah, juga menguatkan mental, spiritual dan keimanan anak setelah lahir, tumbuh dan berkembang dewasa.
Hal ini didasarkan karena orang tua adalah pusat kehidupan rohani  anak dan sebagai penyebab berkenalannya dengan alam luar, maka setiap reaksi, emosi anak dan pemikirannya dikemudian hari, terpengaruh oleh sikapnya terhadap orang tuanya dipermulaan hidupnya dahulu.
Sebagai pusat kehidupan rohani anak, orang tua harus menerapkan metode ibadah yang disesuaikan dengan lingkungan perkembangan anak dalam kandungan. Menurut Nur Islam, ada tiga tahapan perkembangan anak, antara lain sebagai berikut:
a.    Pada periode pembentukan zigot, yaitu melakukan shalat hajat dan dzikir serta dihubungkan dengan doa-doa tertentu.
b.    Pada periode embrio, yaitu sama dengan tahapan pertama
c.    Pada periode fetus, periode inilah yang lebih konkrit, artinya segala aktivitas ibadah  sang Ibu haruslah menggabungkan diri dengan anak dalam kandungannya.
3)   Metode Membaca Al-Quran
Kaitannya membaca al-Quran dengan metode mendidik anak dalam kandungan menurut Baihaqi AK, bahwa membaca al-Quran merupakan metode mendidik anak dalam kandungan yang sangat relevan. Kerelevanan ini didasarkan pada keagungan al-Quran itu sendiri yang mengandung keberkahan bagi yang membacanya. Oleh karena itu istri yang sedang mengandung haruslah banyak membaca al-Quran, karena manurut hasil penelitian sang bayi sangat responsive terhadap semua rangsangan dari lingkungnnya.
4)   Metode Mengikuti Pengajian dan Dzikir
Metode menghadiri pengajian merupakan metode yang sangat relevan bagi pendidikan anak dalam kandungan. Hal ini didasarkan bahwa ketenangan yang diperoleh oleh seorang istri yang sedang mengandung dari manfaat dzikir, berada di majlis ta’lim juga direspon oleh bayi dalam kandungannya.
5)   Metode Penghargaan Dengan Ucapan
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Rene Van De Carr, menjelaskan bahwa anak yang masih dalam kandungan dapat belajar, merasa, dan mengetahui perbedaan antara terang dan gelap pada saat kandungan berusia lima bulan (20 minggu), kemampuan sang bayi untuk merasakan stimulus telah berkembang dengan cukup baik.
Dengan demikian, kaitannya dengan metode penghargaan dengan ucapan bagi anak dalam kandungan menurut Baihaqi AK, bahwa cara ini bisa dilakukan dengan cara melalui istri yang mengandung. Misalnya, jika istri merasakan bayinya bergerak lalu ia berkata: “Alhamdulillah bayiku sehat dan aktif”.
6)   Metode Bercerita dan Lagu
Metode bercerita dapat dilakukan bagi anak yang masih dalam kandungan. Caranya yaitu dengan menceritakan cerita-cerita atau kisah-kisah orang yang shaleh. Metode ini sangat bermanfaat bagi sang bayi, karena selain dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik dan saling mengenal dengan mereka yang berada di luar rahim. Jauh dari itu, sang bayi akan tumbuh dan berkembang dengan merasakan perhatian, rasa cinta, kasih dan sayang kepada mereka.
7)   Metode Berdiskusi
Metode ini bisa disebut sebagai metode interaktif antara anak dalam kandungan dan orang-orang diluar rahim, seperti ayah, ibu, saudara-saudara bayi, diharapkan seluruh anggota keluarga dapat dilibatkan untuk melakukan interaksi, yakni menjalin dan mengajak berkomunikasi secara dialogis dengan anak dalam kandungannya.
8)   Metode Aktivitas Bersama
Metode ini dimaksudkan sebagai suatu cara dimana seorang Ibu setiap langkah dan tindakannya hendaklah mengikutsertakan dan mengajak anak dalam kandungan bersama-sama untuk beraktivitas juga.
Metode aktivitas ini menekankan pada kegiatan yang mengajak anak dalam kandungan sesuai dengan kata-kata yang dikondisikan dengan kegiatan alamiah ibunya.
9)   Metode Kondusif Alamiah
Metode kondusif alamiah artinya adalah metode mengenalkan suasana dan kondisi alam yang berubah-ubah, seperti perubahan cuaca dingin, panas, terang, gelap. Tujuan metode ini agar sang anak dalam kandungan tidak terkejut oleh perubahan-perubahan yang terjadi karena ia telah mengenal dan merasakan suasana-suasana tersebut dengan kondisi sikap yang terang.
2.6.       Tanda-Tanda Kehamilan
Mengetahui tanda-tanda kehamilan adalah hal yang sangat penting, terutama bagi pasangan pengantin baru. Tujuan dari mengatahui ini agar suami istri lebih mempersiapkan diri dalam menyambut kehamilan anaknya, baik secara fisik maupun psikis. Diantara tanda-tanda kehamilan tersebut yaitu[13]:
1)   Bercak Merah Jambu
Umumnya terjadi sekitar 8-10 hari setelah ovulasi (keluarnya sel telur dari indung telur), terjadi karena benih tertanam (implasi) dilapisan uterus (rahim), tidak seperti haid, bercak ini biasanya sedikit, dan datangnya lebih awal ketimbang jadwal haid.
2)   Ngidam
Sejak awal kehamilan, kebiasaan ngidam atau dorongan untuk ngemil atau makan makanan tertentu (ngidam) sering muncul pada orang tertentu. Kebutuhan untuk ngemil mungkin saja muncul karena kebutuhan tubuh untuk makan sedikit demi sedikit namun sering.
3)   Terjadi Perubahan Pada Payudara
Payudara dan putting jadi lebih lembut sekitar tiga minggu setelah pembuahan terjadi (ketika haid terlambat sekitar seminggu). Dan kadang-kadang payudara terasa membengkak, mirip menjelang haid. Membesarnya payudara ini karena kelenjar-kelenjar air susu membesar dan menabung lemak sebagai persiapan menyusui. Selanjutnya putting payudara dan daerah sekitarnya berwarna lebih gelap.
4)   Mual dan Muntah
Tanda-tanda ini lazim disebut morning sickness. Padahal kondisi yang dirasakan oleh sekitar 50 % ibu hamil ini bisa muncul kapan saja, bukan cuma dipagi hari. Kebiasaan ini bisa dipicu oleh beberapa hal, misalnya terpicu hanya karena mencium bau makanan atau parfum tertentu. Hal ini terjadi karena perubahan hormon dalam tubuh. Mual dan muntah biasanya hanya berlangsung selama 3 bulan pertama kehamilan, dan berhenti begitu masuk bulan ke-4.
5)   Terjadi Kram Perut
Sering juga terasa pada awal kehamilan, serta akan terus berlangsung sampai letak uterus mapan di tengah dan disangga dengan baik oleh tulang panggul (pada trimester ke-2). Selanjutnya kontraksi rahim sering terjadi secara teratur, seiring dengan meningkatnya olahraga yang dilakukan selama hamil, orgasme yang terjadi selama berhubungan intim, atau karena perubahan posisi dari tidur ke berdiri.
6)   Sering Buang Air Kecil
Begitu haid terlambat 1-2 minggu, biasanya ada dorongan untuk buang air kecil. Hal ini terjadi karena meningkatnya sirkulasi darah ketika hamil dan tekanan pada saluran kemih akibat membesarnya uterus. Oleh karena itu, jangan batasi asupan cairan.
7)   Terjadi Sembelit
Ekstra hormone yang terbentuk selama kehamilan akan menyebabkan usus lebih relaks bekerja, namun kurang efisien, sehingga dorongan untuk mengeluarkan sisa kotoranpun agak terlambat.
2.7.       Peran Suami Pada Saat Kehamilan
Sebagai calon ayah bagi anak yang sedang dikandung oleh istrinya, suami dapat berperan banyak. Dukungan dan peran suami dalam masa kehamilan istrinya akan memberikan kesiapan  yang lebih bagi istri yang sedang hamil. Berikut ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh suami saat membantu berperan serta dalam kehamilan istrinya[14]
a.    Trimester Pertama
Masa ini termasuk masa yang penuh gejolak emosi. Selama hamil ada begitu banyak perubahan pada tubuh istri, dan yang paling menonjol adalah perubahan keadaan emosinya. Karena kadar hormone estrogen dan progesterone di dalam tubuhnya berubah. Maka tidaklah mengherankan bila moodnya berubah-ubah. Oleh karena itu sebagai seorang suami harus standbye apabila sewaktu-waktu dipanggil sebagai teman curhat. Para trimester pertama ini, biasanya istri yang hamil akan mengalami:
1.    Sering mual-mual dan muntah, terutama pada pagi hari, karena dia mengalami morning sickness
2.    Cepat lelah dan mudah mengantuk
3.    Tiba-tiba menginginkan sesuatu yang aneh
4.    Emosinya cepat sekali berubah, terkadang tampak gembira, namun dalam beberapa detik bisa mendadak menangis tersedu-sedu, merasa tertekan dan sedih tanpa sebab yang jelas, atau karena hal sepele.
Jika demikian, maka suami dapat berperan sebagai berikut:
1.    Membawakan kue kering dan air putih atau jus buah ke tempat tidur, sehingga begitu dia bangun dan morning sickness mendera, keluhan yang dirasakannya langsung hilang, berkat perhatian dan kasih sayang suami.
2.    Buatlah istri merasa nyaman, sehingga ia dapat beristirahat dan tidur dengan cukup.
3.    Bersiaplah menghadapi ujian untuk mengukur seberapa besar cinta suami padanya. Maka jangan kaget jika istri menginginkan sesuatu yang aneh ditengah malam.
4.    Tunjukanlah rasa bahagia dan antusias terhadap janin yang ada dalam kandungan istri.
b.    Trimester Kedua
Pada trimester kedua ini masuk pada masa-masa bahagia. Inilah saatnya istri menikmati masa-masa kehamilan. Pada masa trimester kedua ini, biasanya istri yang sedang hamil mengalami:
1.    Emosi cenderung lebih stabil dan keluhan morning sickness juga sudah berkurang
2.    Janin yang ada dalam kandungan istri sudah mulai beraksi
3.    Merasa bahagia dengan kehamilannya, sehingga lebih bersemangat melakukan latihan (olahraga ringan sesuai anjuran dokter) serta beraktivitas
4.    Cukup nyaman dengan keadaannya, sehingga mulai timbul keinginan untuk menikmati hubungan seks
Dalam trimester kedua ini, seorang suami dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
1.    Tetap menunjukkan pengertian dan pemahaman terhadap perubahan emosi yang cepat serta perasaan lebih peka yang dialaminya, sebab ini wajar dan alami terjadi pada ibu hamil
2.    Tetap siaga mendamping dan mengantarkan istri setiap kali berkunjung ke dokter kandungan untuk memeriksakan kandungannya.
3.    Selalu mendampingi dan berpartisipasi secara aktif dikelas senam hamil, jika istri menginginkannya.
4.    Jika memungkinkan ajaklah istri untuk kembali menikmati hubungan seks. Bagaimanapun kebutuhan biologis yang satu ini harus tetap tersalurkan. Karena hubungan seks tidak menyakitkan maupun membahayakan janin
c.    Trimester Ketiga
Pada trimester ketiga ini termasuk masa-masa takut dan cemas menghadapi hari-H (kelahiran). Masa ini merupakan masa-masa penantian yang melelahkan, perjalanan menuju persalinan tinggal hitungan hari saja. Itu sebabnya suami akan lebih banyak berperan pada masa-masa ini. Terdapat beberapa hal yang dirasakan oleh istri ketika masa ini:
1.    Semakin dekat dengan hari H, biasanya dia merasa semakin takut dan cemas
2.    Merasa penampilannya tidak menarik karena perubahan bentuk fisiknya
3.    Sering mengeluh sakit, pegal, ngilu, dan berbagai rasa tidak nyaman pada tubuhnya, terutama pada punggung dan panggul, karena bayi sudah semakin besar dan sudah menyiapkan diri untuk lahir.
4.    Mengeluh sulit tidur karena perutnya yang semakin membesar, yang akan membuatnya tidak nyaman ketika berbaring
Maka pada trimester ketiga ini, suami dapat berperan dalam hal:
1.    Membantu istri untuk mengatasi rasa cemas dan takut dalam menghadapi proses persalinan, misalnya dengan memberikan nasihat-nasihat, mengajaknya shalat malam bersama dan berdoa kepada Allah swt, agar persalinannya dilancarkan, atau dapat pula dengan mengalihkan perhatiannya dengan cara mengajaknya berbelanja kebutuhan bayinya kelak.
2.    Berilah pujian, kalau dia tetap cantik dan menarik. Katakanlah bahwa perubahan fisik yang terjadi pada istri, tidak sedikitpun mengurangi kadar cinta suami padanya.
3.    Bantulah meringankan berbagai keluhan, misalnya dengan memijat pegal-pegal dibelakang tubuhnya.

2.8.       Periode-Periode Perkembangan Anak Pranatal
1.    Periode Perkembangan Anak Pranatal Menurut Pandangan Islam
Menurut Maurice Bucaile, penjelasan dalam al-Quran mengenai reproduksi janin (perkembangbiakan janin), yaitu sebagai berikut[15]:
1.    Pertama, sebuah cairan yang dibutuhkan untuk pembuahan, Allah swt berfirman:
“Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata”. (QS. An-Nahl: 4)
Makna sejumlah kecil (sperma) pada ayat diatas adalah nuthfah. Setetes mani itu adalah cairan yang dibutuhkan untuk pembuahan-pembuahan setelah gen-gen yang terkandung didalam sel reproduksi wanita membentuk factor-faktor yang akan menentukan kekhasan calon manusia.
2.    Kedua, kompleksitas cairan pembuahan. Cairan ini terdiri atas keluaran-keluaran getah dan kelenjar-kelenjar berupa buah pelir, buah benih (mani) dan kelenjar-kelenjar pada saluran kencing. Allah swt berfirman:  
“kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina”. (QS. As-Sajdah; 8)
3.    Ketiga, dari penanaman sel telur dalam organ-organ kemaluan wanita. Allah swt berfirman:
“Bukankah Dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim). Kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya” (QS. Al-Qiyamah: 37-38)
4.    Keempat, evolusi embrio di dalam rahim. Sampai kira-kira hari ke dua puluh, ketika itu mulai secara bertahap mengambil bentuk manusia. Jaringan-jaringan dan tulang-belulang mulai tampak dalam embrio secara berurutan diliputi otot-otot. Gagasan ini diungkap dalam al-Quran sebagai berikut:  
“kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik”. (QS. Al-Mukminun: 14)
Adapun masalah peniupan roh  berdasarkan hadits yang yang diriwayatkan Bukhori-Muslim, bahwa roh ditiupkan pada janin pada periode mudhgon. Pada periode ini Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh, sehingga janin yang ada dalam rahim mulai ada kehidupan. Menurut Nu’aim Yasin, periode mudghoh itu adalah ketika janin berusia 120 hari, yaitu empat bulan penuh dan masuk bulan kelima.
Baqir Hujjati menjelaskan bahwa proses perkembangan janin secara fisik diawali pada saat ovum yang telah dibuahi dan berada di rahim wanita, serta mulai tumbuh dan berkembang, yang disebut dengan janin. Dihari ke 20 setelah pembuahan, ukuran janin mencapai 4,5 milimeter. Pada saat ini anggota badan dalam tubuh berwarna merah darah. Beberapa bulan kemudian ia berubah menjadi segumpal daging dan mulailah bentuk awal tulang dan otot yang diselimuti daging. Kemudian secara samar terbentuklah lidah, leher dan alat kelamin. Bagian kepala gumpalan daging ini amat besar dan hampir meliputi sepertiga ukuran tubuh.
Kemudia ia semakin tumbuh dan berkembang serta mulai tampak jelas benjolan mata, rongga dada dan bagian atas tubuhpun mulai terlihat jelas. Selanjutnya anggota tubuh yang lain mulai terlihat dan terciptalah bentuk yang baru yang bukan lagi segumpal daging. Pada bulan keempat ini, ia mirip manusia sempurna, akhirnya janin itu mulai bergerak dan beraktivitas.
Dibulan kelima , pertumbuhan terus berlangsung. Tubuh janin semakin membesar dan  kukunya mulai tumbuh. Kemudian kepalanya mulai ditumbuhi rambut, yang pada bulan keenam jumlahnya semakin lebat. Selaput testis telah tumbuh sempurna dan testispun mulai turun. Anggota tubuh mulai tampak rapi dan sempurna.
Panjang janin setelah pertumbuhan dan perkembangan sempurna adalah sekitar 40 sampai 50 cm, dengan berat antara 3000 sampai 4000 gr. Pada tahap ini kulit janin telah dilapisi bahan berlemak. Allah swt menyebut proses terakhir pertumbuhan janin didalam rahim ini dengan khalqan ‘akhar (makhluk yang berbentuk lain).
2.    Periode Perkembangan Anak Pranatal Menurut Pandangan Psikologi
Elizabeth B. Hurlock menjelaskan periode-periode perkembangan anak pranatal sebagai berikut[16]:
A.  Periode Zigot (sejak pembuahan sampai akhir minggu kedua)
·      Bentuk zigot sebesar kepala peniti, tidak berubah karena tidak mempunyai sumber makanan dari luar, hidupnya dipertahankan kuning telur.
·      Dengan berjalannya zigot dari tuba fallofi turun ke uterus, terjadi banyak pembelahan dan zigot terbagi menjadi lapisan dalam dan lapisan luar.
·      Lapisan luar kemudian menjadi placenta (ari-ari), tali pusar, dan selaput pembungkus janin, lapisan dalam berkembang menjadi manusia baru.
·      Sekitar sepuluh hari setelah pembuahan, zigot tertanam di dalam dinding uterine.
B.  Periode Embrio (akhir minggu kedua sampai akhir bulan kedua, berdasarkan perhitungan bulan)
·      Embrio berkembang menjadi manusia dalam bentuk kecil
·      Terjadi perkembangan besar, mula-mula dibagian kepala dan terakhir pada anggota tubuh.
·      Semua bagian tubuh yang penting, baik bagian dalam ataupun luar, sudah terbentuk
·      Embrio mulai bergerak di dalam uterus, dan menjadi gerakan-gerakan spontan dari anggota tubuh
·      Placenta (ari-ari) tali pusar dan selaput pembungkus janin berkembang, ketiganya melindungi dan memberi makan embrio.
·      Pada akhir bulan kedua prenatal, berat embrio rata-rata 1,4 ons dan panjangnya 1,5 inci.
C.  Periode Janin (akhir bulan kedua, perhitungan menurut bulan, sampai akhir)
·      Terjadi perubahan pada bagian-bagian tubuh yang telah terbentuk, baik dalam bentuk/rupa maupun actual, dan terjadi perubahan dalam fungsi. Tidak tampak bentuk-bentuk baru pada saat ini.
·      Pada akhir bulan ketiga, beberapa organ dalam cukup berkembang sehingga mulai dapat berfungsi. Denyut jantung janin dapat diketahui sekitar minggu kelima belas
·      Pada akhir bulan kelima, berbagai organ dalam telah menempati posisi hampir seperti posisi di dalam tubuh dewasa.
·      Sel-sel saraf, yang ada sejak minggu ketiga, jumlahnya meningkat pesat selama bulan-bulan kedua, ketiga, dan keempat. Apakah peningkatan pada saat ini akan berlangsung atau tidak, bergantung pada kondisi didalam tubuh ibu, seperti kekurangan gizi yang sebaiknya memengaruhi sel saraf terutama dalam bulan-bulan terakhir periode pranatal.
·      Biasanya gerak-gerak janin tampak pertama kali antara minggu kedelapan belas dan duapuluh, kemudian meningkat cepat sampai akhir bulan kesembilan, dimana gerak mulai berkembang karena penuhnya pembungkus janin dan tekanan pada otak janin pada saat janin mengambil posisi kepala dibawah didaerah pinggul dalam persiapan untuk lahir. Gerak-gerak janin ini berlainan macamnya, yaitu mengelinding dan menendang, gerak pendek atau cepat.
·      Pada akhir bulan ketujuh, janin sudah cukup berkembang dan dapat hidup bila lahir sebelum waktunya.
·      Pada akhir bulan kedelapan, tubuh janin sudah lengkap berbentuk, meskipun lebih kecil dibandingkan dengan bayi normal yang cukup bulannya.

BAB III
PENUTUP
3.1.       Simpulan
Pendidikan pranatal ialah usaha sadar orang tua (suami-istri) untuk mendidik anaknya yang masih dalam kandungan, yaitu berupa pemberian stimulus kepada anak melalui berbagai aktivitas berupa sifat-sifat moral dan spiritual yang dilakukan ibu secara sadar. Yang bertujuan untuk mendorong semua kesempurnaan hidup berdasarkan nilai-nilai Islam
Terdapat delapan prinsip dasar yang membentuk filosofis dan prosedur pendidikan anak pranatal yang dimukakan oleh Rene and Marc. Dengan memahami tersebut diharapkan dapat membantu untuk lebih mengoptimalkan potensi bayi dalam kandungan untuk belajar. Adapun materi pelajaran bagi anak dalam kandungan sangat bergantung kepada tingkat potensi, kemampuan dan background (latar belakang) orang tuanya, diantaranya doa, praktek ibadah shalat, bahasa, membaca Al-Quran, akhlak (moralitas), akidan dan tauhid, ilmu pengetahuan, serta lagu dan cerita
Terdapat beberapa metode yang diperlukan ibu agar merangsang dan direspon oleh anak dalam kandungan, adalah : Metode kasih sayang, Metode beribadah, Metode membaca Al-Quran, Metode mengikuti pengajian dan dzikir, Metode penghargaan dengan ucapan, Metode bercerita dan lagu, Metode berdiskusi, Metode aktivitas bersama, Metode kondusif alamiah
Adapun periode-periode perkembangan anak pranatal menurut pandangan Islam terdapat dalam QS. Al-Mukminun ayat 14. Sedangkan menurut ilmu sains, Elizabeth B. Hurlock menjelaskan periode-periode perkembangan anak pranatal yaitu terbagi kedalam tiga periode, yaitu : (1) Periode Zigot (sejak pembuahan sampai akhir minggu kedua), (2) Periode Embrio (akhir minggu kedua sampai akhir bulan kedua, berdasarkan perhitungan bulan), (3) Periode Janin (akhir bulan kedua, perhitungan menurut bulan, sampai akhir).


DAFTAR PUSTAKA
Ihsan, Fuad, 2008, “Dasar-dasar Kependidikan”, Jakarta: Rineka Cipta
Soyomukti, Nurari, 2010, “Teori-teori Pendidikan: Tradisional, (Neo) Liberal, Marxis-Sosialis, Postmodern”, Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA
Mansur, 2006, “Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan”, Yogyakarta: Mitra Pustaka
Islam, Ubes Nur, 2004, “Mendidik Anak dalam Kandungan: Optimalisasi Potensi Anak Sejak Dini”, Jakarta: Gema Insani
Syukur, Abd. Rahmat, 2006. “Konsep Islam Tentang Pendidikan Pranatal”, Jakarta: Diadit Media
Mahmud dkk, 2013, “Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga”, Jakarta: Akademia Permata
Syarbini, Amirullah dan Heri Gunawan, 2014,“Mencetak Anak Hebat”, Jakarta: PT Alex Media Komputindo
Mursid, 2010, “Kurikulum dan Pendidikan Anak Usia Dini”, Semarang: AKFI Media




[1] Amirullah Syarbini dan Heri Gunawan, “Mencetak Anak Hebat”, (Jakarta: PT Alex Media Komputindo, 2014) hlm. 73
[2] Mursid, Kurikulum dan Pendidikan Anak Usia Dini, (Semarang: AKFI Media, 2010), hlm, 72
[3] Amirullah Syarbini dan Heri Gunawan, loc. Cit. hlm 85
[4] Fuad Ihsan, “Dasar-dasar Kependidikan”, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 1
[5] Nurari Soyomukti, “Teori-teori Pendidikan: Tradisional, (Neo) Liberal, Marxis-Sosialis, Postmodern”, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2010), hlm, 28-29
[6] Mansur, “Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan”, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2006), hlm. 16
[7] Ubes Nur Islam, “Mendidik Anak dalam Kandungan: Optimalisasi Potensi Anak Sejak Dini” (Jakarta: Gema Insani, 2004), hlm, 10.
[8] Abd. Rahmat Syukur. “Konsep Islam Tentang Pendidikan Pranatal” (Jakarta: Diadit Media. 2006), hlm. 41
[9] Ibid, hlm.43-44
[10] Ibid, hlm. 62-64
[11] Ibid, hlm. 44-55
[12] Ibid, hlm.55-62
[13] Mahmud dkk, “Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga”, (Jakarta: Akademia Permata, 2013), hlm 83-85
[14] Ibid, hlm 85-87
[15] Abd. Rahmat Syukur. Op. cit. hlm. 79-84
[16] Ibid, hlm. 84-86

Tidak ada komentar:

Posting Komentar