Selasa, 12 April 2016

Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran PAI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang Masalah
Menurut Zakiyah Daradjat (1987;87), Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami kandungan ajaran Islam secara menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup[1].
Pendidikan merupakan kunci kemajuan dan peradaban suatu bangsa. Semakin baik kualitas pedidikan yang diselenggarakan oleh suatu masyarakat atau bangsa, maka akan diikuti dengan semakin baik pula kualitas sumber daya masyarakat atau bangsa tersebut yang kemudian melahirkan peradaban bernilai tinggi yang dibangun di atas fondasi ilmu pengetahuan.
Azizy (2002) mengemukakan bahwa esensi pendidikan, yaitu adanya proses transfer nilai, pengetahuan dan keterampilan dari generasi tua kepada generasi muda agar generasi muda mampu hidup[2], pembelajaran terkait dengan bagaimana (how to) membelajarkan siswa atau membuat siswa dapat belajar dengan mudah dan terdorong oleh kemauannya sendiri  untuk mempelajari apa (what to) yang teraktualisasikan dalam kurikulum sebagai kebutuhan peserta didik[3], karena pada dasarnya tugas seorang guru yaitu bagaimana caranya membuat siswa mau belajar, tentunya dengan kesadaran dirinya.
Dalam proses pembelajaran pendidikan Agama Islam, pemilihan dan penggunaan metode serta tekhnik yang digunakan seorang pengajar harus tepat dan sesuai sehingga pembelajaran pendidikan Agama Islam dapat berhasil dan menghasilkan out put yang diharapkan. Keberhasilan tersebut tentunya tidak terlepas dari beberapa faktor yang saling mempengaruhi dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam, yang akan kami bahas dalam makalah ini.
1.2.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun masalah-masalah yang ingin digali dalam pembuatan makalah ini seperti terangkum dalam pertanyaan-pertanyaan berikut:
1.    Apa yang dimaksud dengan  pembelajaran?
2.    Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pembelajaran Pendidikan Agama Islam?
1.3.       Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang diharapkan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui arti pembelajaran.
2.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran Pendidikan Agama Islam.







BAB II
PEMBAHASAN
2.1.       Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah kegiatan yang bertujuan untuk membelajarkan siswa[4]. pembelajaran diartikan sebagai acara dari peristiwa eksternal yang dirancang oleh guru guna mendukung terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan siswa. Kegiatan pembelajaran lebih menekankan kepada semua peristiwa yang dapat berpengaruh secara langsung kepada efektivitas belajar siswa, dengan kata lain pembelajaran adalah upaya guru agar terjadi peristiwa belajar yang dilakukan siswa[5].
Pembelajaran berasal dari kata “belajar” yang berarti adanya perubahan pada diri seseorang[6]. Perubahan yang dimaksudkan adalah perubahan pada segi Kognitif, Afektif, dan psikomotorik[7]. Dengan demikian, pembelajaran adalah proses yang dirancang untuk mengubah diri seseorang, baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat belajar secara aktif dan kreatif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar untuk peserta didik agar mencapai tujuan yang diinginkan.
Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan anak didik dengan bahan pelajaran sebagai perantaranya. Guru yang mengajar, anak didik yang belajar. Gaya mengajar guru mempengaruhi gaya belajar anak didik.
Ada 3 aspek yang dapat dilihat dari kegiatan pengajaran untuk keberhasilan belajar mengajar yaitu:[8].
1.      Gaya mengajar guru
a.       Gaya mengajar klasik
b.      Gaya mengajar teknologis.
c.       Gaya mengajar personalisasi dan
d.       Gaya mengajar interaksional
2.      Pendekatan guru
a.       Pendekatan individual
Guru berusaha memahami anak didik dengan segala persamaan dan perbedaannya dengan melihat peserta didik dengan melakukan pendekatan dan memahami kepribadian masing-masing karena mereka mempunyai kepribadian masing-masing dan tidak sama antara saru dengan yang lainnya. Sehingga pendekatan sangat penting sekali karena untuk mengetahui perkembangan peserta didiknya.
b.      Pendekatan kelompok
Berusaha memahami anak didik sebagai mahluk sosial. Perpaduan kedua pendekatan ini akan menghasilkan hasil belajar mengajar yang lebih baik. Sehingga disini pengajar juga memberikan pelajaran bagi siswa untuk saling menghargai antar sesama dan untuk dapat bersosial dengan baik dalam kehidupannya sehari-hari.
2.1.       Faktor-Faktor  Yang Mempengaruhi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
 Hasil belajar yang dicapai Pendidikan Agama Islam siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dalam diri siswa itu sendiri dan faktor yang datang dari luar diri siswa dan dangat besar sekali pengaruhnya yakni faktor lingkungan. Faktor yang ada pada diri siswa adalah kemampuan yang ada pada dirinya sendiri, dan sangat besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Seperti apa yang telah dikemukakan oleh Clark bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70%  dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan[9]
Ada tiga faktor yang mempengaruhi pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang akan kami bahas dalam makalah ini. Di mana ketiga faktor tersebut saling terkait satu dengan yang lainnya sehingga kehilangan salah satu dari faktor ini bisa menyebabkan tidak tercapainya pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang berhasil. Ketiga faktor tersebut antara lain[10]
1.    Kondisi pembelajaran pendidikan agama islam
Kondisi pembelajaran pendidikan agama islam dapat di klasifikasikan menjadi :
a.    Tujuan pembelajaran pendidikan agama islam
Tujuan pembelajaran menggambarkan bentuk tingkah laku atau kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki siswa setelah proses pembelajaran. Rumusan tujuan pembelajaran dapat dibuat dalam berbagai macam cara. Seringkali terjadi, rumusan itu menggambarkan apa yang akan dilakukan guru dalam proses pembelajaran. Jika rumusan semacam ini dibuat, tidak memberi tuntutan kepada siswa untuk belajar sehingga memperoleh hasil tertentu. Dengan singkat dapat dikemukakan bahwa rumusan tujuan harus menggambarkan bentuk hasil belajar yang ingin dicapai siswa melalui proses pembelajaran dilaksanakan.
Di tinjau dari aspek tujuan pendidikan agama islam yang akan dicapai adalah mengantarkan peserta didik mampu memilih Al-Qur’an sebagai pedoman hidup (kognitif), mampu menghargai Al-Qur’an sebagai pilihannya yang paling benar (afektif), serta mampu bertindak dan mengamalkan pilihannya (Al-Qur’an sebagai pedoman hidup) dalam kehidupan sehari-hari (psikomotorik).
Tujuan pembelajaran ini bisa bersifat umum, umum-khusus dan khusus. Tujuan pendidikan agama islam yang bersifat umum tercermin dalam GBPP mata pelajaran pendidikan agama islam, yaitu : “meningkatkan keimanan, penghayatan, dan pengamalan siswa terhadap agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah serta beragkhlak mulia dalamkehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi”(GBPP 1994). Tujuan dalam kontinum umum-khusus misalnya siswa memiliki kesadaran dan bertanggung jawab terhadap lingkungan serta terbiasa menampilkan perilaku agamis dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan tujuan yang lebih khusus misalnya ; Peserta didik dapat memilih lingkungan yang bersih, sehat, indah dan agamis Peserta didik dapat menghargai lingkungan yang sehat, indah, agamis dan Peserta didik dapat berperilaku menjaga lingkungan yang sehat, indah, dan agamis dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan pendidikan jangka panjang yang dirumuskan sebagai pendekatan diri kepada Allah, dapat dicapai dengan melaksanakan ibadah wajib dan sunnah serta mengkaji ilmu-ilmu fardhu ‘ain seperti ilmu syariah. Sementara, orang-orang yang hanya menekuni ilmu fardhu kifayat sehingga memperoleh profesi-profesi tertentu dan akhirnya mampu melaksanakan tugas-tugas keduniaan dengan hasil yang optimal sekalipun, tetapi tidak disertai dengan hidayah al-din, maka orang tersebut tidak akan semakin dekat dengan Allah.
Tujuan pendidikan jangka pendek menurut al-Ghazali adalah diraihnya profesi manusia sesuai dengan bakat dan kemampuannya dengan mengembangkan ilmu pengetahuan yang fardhu ‘ain dan fardhu kifayat. Masalah kemuliaan duniawi bukanlah tujuan dasar dari seseorang yang melibatkan diri dalam dunia pendidikan. Seorang penuntut ilmu seperti siswa, mahasiswa, guru, atau dosen, akan memperoleh derajat, pangkat, dan segala macam kemuliaan lain yang berupa pujian, kepopularitasan, dan sanjungan manakala ia benar-benar mempunyai motivasi hendak meningkatkan kualitas dirinya melalui ilmu pengetahuan untuk diamalkan. Sebab itulah, al-Ghazali menegaskan bahwa langkah awal seseorang dalam proses pembelajaran adalah untuk menyucikan jiwa dari kerendahan budi dan sifat-sifat tercela, dan motivasi pertama adalah untuk menghidupkan syariat dan misi Rasulullah.
Dari beberapa pendapat tentang tujuan pendidikan Islam diatas, kiranya bisa diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah melahirkan manusia paripurna, terbaik, insan kamil atau manusia yang bertaqwa yaitu sosok manusia yang memahami peran dan fungsinya dalam kehidupan serta mendasarkan semuanya pada ajaran dan hukum Allah juga Rasul-Nya.
b.    Karakteristik bidang studi pendidikan agama islam
Aspek-aspek suatu bidang study yang terbangun dalam struktur isi dan konstruk atau tipe isi bidang study pendidikan agama islam berupa fakta, hukum atau dalil, konsep, prinsip atau kaidah, prosedur dan keimanan yang menyajikan kebenaran Al-Qur’an sebagai pedoman hidup manusia. Serta menanamkan jiwa dengan akhlakul karimah sebagai landasan hidupnya dan dengan tujuan agar siswa mampu berlaku sopan dan santun terhadap sesama dalam bergaul.
Bidang studi yang ada dalam pendidikan agama islam diantaranya adalah, akidah dan akhlak yakni mempelajari tentang keesan Allah serta mengajari akhlak-akhlak mahmudah, dengan tujuan untuk memberikan binaan keyakinan tentang ketauhidan atau keEsaan Allah merupakan asal-usul dan tujuan hidup manusia, dan mengarahkan siswa agar memiliki akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari dengan siapa pun dan dimanapun. Sejarah kebudayaan Islam yakni menyiapkan peserta didik agar mempunyai pemahaman terhadap apa yang telah diperbuat oleh orang-orang muslim sebagai katalisator, dan membawa perubahan sesuai dengan tahapan kehidupan mereka. Qur’an Hadist yakni pelajaran yang mempelajari ayat-ayat alqur’an dan hadist dengan tujuan agar peserta mampu membaca dengan fasih yang sesuai dengan tajwidnya. Fiqh yakni mempelajari tentang hukum-hukum islam.
c.    Kendala pembelajaran
Namanya kendala tentunya pasti ada misalnya ; keterbatasan sumber belajar yang ada, keterbatasan alokasi waktu dan keterbatasan dana yang tersedia. Sehingga ini dapat menghambat dalam proses pembelajaran. Kendala yang paling utama yang dihadapi pembelajaran pendidikan agama islam adalah proses pembelajarannya, karena pendidikan agama islam masuk dalam mata pelajaran sehingga cara pembelajarannya hanya transfer of knowledge, dan penerapannya sangat kurang sekali, sehingga siswa yang mendapat pelajaran pendidikan agama islam namun tingkah lakunya tidak mencerminkan Pendidikan agama islamnya, ini disebabkan karena kurangnya pantauan dari orang tua serta peran guru dalam proses pembelajarannya.
d.    Karakteristik peserta didik
Adalah kualitas perseorangan peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda seperti, bakat gaya belajar, perkembangan moral, perkembangan kognitif, social budaya, dan sebagainya. Karakteristik peserta didik adalah kualitas perseorangan peserta didik, seperti bakat, kemampuan awal yang dimiliki, motivasi belajar dan kemungkinan hasil belajar yang akan dicapendidikan agama islam.
Tujuan dan karakteristik bidang studi dihipotesiskan memiliki pengaruh utama pada pemilihan strategi pengorganisasiam isi pembelajaran. Kendala dan karakteristik bidang studi mempengaruhipemilihan strategi pemilihan penyampendidikan agama islaman, dan karakteristik peserta didik akan mempengaruhi strategi pengelolaan pembelajaran. Namun perlu diingat, pada tingkat tertentu, dimungkinkan suatu kondisi pembelajaran akan mempengaruhi setiap komponen pemilihan metode pembelajaran seperti karakteristik siswa dapat mempengaruhi pemilihan strategi pengorganisasian isi dan strategi penyampaian agama islam.
2.    Metode pembelajaran pendidikan agama islam
Metode pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi :
a.     Strategi pengorganisasian,
Strategi pengorganisasian adalah suatu metode untuk mengorganisasi isi bidang studi pendidikan agama islam yang pilih untuk pembelajaran. Pengorganisasian isi bidang studi mengacu pada kegiatan pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, skema dan sebagainya.
b.    Strategi penyampaian isi pembelajaran
Strategi penyampaian isi pembelajaran pendidikan agama islam adalah metode-metode penyampaian agama islam pembelajaran pendidikan agama islam yang dikembangkan untuk membuat siswa dapat merespon dan meneriama pelajaran pendidikan agama islam dengan mudah, cepat, dan menyenangkan. Strategi penyampaian isi pembelajaran ini berfungsi sebagai penyampaian isi pembelajaran kepada peserta didik dan menyediakan informasi yang diperlukan peserta didik untuk menampilkan unjuk kerja (hasil kerja).
Ada tiga komponen dalam strategi penyampaian  ini, yaitu:
1)      Media pembelajaran
2)      Interaksi media pembelajaran dengan peserta didik
3)       Pola atau bentuk belajar mengajar.
Pemilihan media pembelajaran pendidikan agama islam sekurang-kurangnya dapat mempertimbangkan beberapa hal yakni : kecermatan representative, tingkat interaktif yang mampu ditimbulkan, tingkat kemempuan khusus yang dimilikinya. Tingkat motivasi yang mampu ditimbulkannya dan tingkat biaya yang diperlukannya. Interaksi peserta didik dengan media berarti bagaimana peran media pembelajaran dalam meragsang kegiatan belajar peserta didik. Setiap media pembelajaran pendidikan agama islam yang direncanakan hendaknya dipilih, ditetapkan dan dikembangkan sehingga dapat meimbulkan interaksi peserta didik dengan pesan-pesan yang di bawa media pembelajaran.
c.    Strategi pengelolaan pembelajaran.
Strategi pengelolaan pembelajaran adalah metode untuk menata interaksi antara peserta didik dengan komponen-komponen metode pembelajaran lain, seperti pengorganisasian dan penyampaian isi pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat ditinjau dari segi ilmu, seni dan atau keterampilan yang digunakan pendidikan dalam upaya membantu (memotivasi, membimbing, membelajarkan, memfasilitasi) peserta didik sehingga mereka.
Pemilihan metode pembelajaran pendidikan agama islam sekurang-kurangnya dapat mempertimbangkan lima hal, yaitu:
1)      Tingkat kecermatan representasi
2)       Tingkat interaktif yang mampu ditimbulkannya
3)      Tingkat kemampuan khusus yang dimilikinya
4)      Tingkat motivasi yang mampu ditimbulkannya
5)       Tingkat biaya yang diperlukannya.

3.    Hasil pembelajaran pendidikan agama islam
Dalam hasil pembelajaran pendidikan agama islam adalah mencakup semua akibat yang dapat dijadikan indicator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran pendidikan agama islam dibawah kondisi pembelajaran yang berbeda. Hasil pembelajaran pendidikan agama islam dapat berupa hasil nyata (actual out-come) dan hasil yang di inginkan (desired out-come). Actual out-come adalah hasil belajar pendidikan agama islam yang dicapai peserta didik secara nyata karena digunakannya suatu metode pembelajaran pendidikan agama islam tertentu yang dikembangkan sesuai dengan kondisi yang ada. Sedangkan desired out-come merupakan tujuan yang ingin dicapai yang biasanya sering memepengaruhi keputusan perancang pembelajaran pendidikan agama islam dalam melakukan pilihan suatu metode pembelajaran yang paling baik untuk digunakan sesuai dengan kondisi pembelajaran yang ada.
Sedangkan indikator keberhasilan pembelajaran pendidikan agama islam dapat di klasifikasikan menjadi tiga yaitu :
1)   Keefektifan
Pembelajaran dikatakan efektif jika pembelajaran tersebut mampu memberikan atau menambah informasi atau pengetahuan baru bagi siswa. Adapun keefektifan pembelajaran dapat diukur dengan criteria :
a.       Kecermatan penguasaan kemampuan atau perilaku yang dipelajari
b.      Kecepatan unjuk kerja sebagai bentuk hasil belajar
c.       Kesesuaian dengan prosedur kegiatan belajar yang harus ditempuh
d.      Kuantitas unjuk kerja sebagai bentuk hasil belajar
e.        Kualitas hasil akhir yang dapat dicapendidikan agama islam
f.       Tingkat alih belajar
g.       Tingkat retensi belajar
2)      Efisiensi
Pembelajaran yang efisien adalah pembelajaran yang menyenangkan, menggairahkan dan mampu memberikan motivasi bagi siswa dalam belajar, sehingga pendidik harus bisa menciptakan sesuatu yang baru dalam pembelajaran agar siswa tidak merasa jenuh dalam pembelajaran.
3)      Daya Tarik
Daya tarik yang dimaksud dalam hal ini adalah pembelajaran itu diukur dengan mengamati kecendurungan peserta didik untuk berkeinginan terus belajar. Dan serta harus dimotivasi agar peserta didik dapat gemar dengan pendidikan agama islam. Karena akhir-akhir ini pendidikan agama islam dianggap kuno sehingga minat untuk belajar sangatlah kurang dan lebih memilih dengan pelajaran-pelajaran eksak yang dianggap penting dan populer saat ini dan mengabaikan pelajaran pendidikan agama islam.



BAB III
PENUTUP
3.1.       Kesimpulan
Tugas seorang guru disamping mengajar, ia juga harus mampu membuat muridnya untuk mau belajar. Dalam proses pembelajaran seorang guru sebagai pengajar harus pandai-pandai dalam mengambil langkah, baik itu metode, strategi, ataupun bahan ajar agar proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan tercapainya tujuan pendidikan.
Tercapainya tujuan pendidikan tentunya tidak terlepas dari beberapa komponen yang saling berkaitan, pun juga tidak terlepas dari factor yang dapat mempengeruhi suatu pendidikan tersebut, begitupun dengan Pendidikan Agama Islam, yang mana factor tersebut yaitu (1) Kondisi pembelajaran, yaitu semua factor yang mempengaruhi metode pembelajaran PAI, seperti tujuan, dan karakter bidang PAI, kendala dan karakter peserta didik, (2) Metode pembelajaran, seperti strategi pengorganisasian, strategi penyampaian, dan strategi pengelolaan pembelajaran, dan yang ke (3) Hasil dari pembelajaran tersebut, yang dapat diklasifikasikan menjadi keefektifan, efisiensi dan daya tarik.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen  Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2001. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. Jakarta : Balai Pustaka
Majid, Abdul. 2014. “Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”. Bandung; PT Remaja Rosdakarya  
Muhaimin. 2012. “Paradigma Pendidikan Islam”. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Purwanto, M. Ngalim. 1990. “Psikologi Pendidikan”. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya
Sanjaya, Wina. 2007. “Strategi Pembelajaran : Berorientasi Standar Proses Pendidikan”. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Shaleh, Abdur Rachman Shaleh. 2004. “Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa”. Jakarta : Raja Gratindo Persada
Sudiana, Nana. 1989. “Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar”. Bandung : PT Sinar Baru Algesindo
Usman, Moh. Uzer. 1992. “Menjadi Guru Profesional”. Bandung: Remaja Rosdakarya










[1] Majid, Abdul. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. (Bandung; PT Remaja Rosdakarya , 2014) hlm. 12
[2] Ibid. hlm 12
[3] Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2012) hlm. 145
[4] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran : Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2007) hlm. 49
[5] Abdur Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa (Jakarta : Raja Gratindo Persada, 2004) hlm. 217
[6] Departemen  Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka,2001),  hlm. 232.
[7] M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, 1990), hlm. 102
[8] Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), hlm.16-26
[9] Nana Sudiana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Sinar Baru Algesindo, 1989), hlm. 39
[10] Muhaimin, op.cit, hlm. 150-156

Tidak ada komentar:

Posting Komentar