BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Konsep kurikulum berkembang sejalan
dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan
aliran atau teori pendidikan yang dianutnya. Menurut pandangan lama, kurikulum
merupakan kumpulan mata-mata pelajaran yang harus disampaikan guru atau
dipelajari oleh siswa.
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral
dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas
pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Menurut Mauritz Johnson
(1967, hlm.130) kurikulum “prescribes (or at least anticipates) the result
of instruction”. Kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan,
memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta
proses pendidikan. disamping itu juga kurikulum merupakan suatu bidang studi,
yang ditekuni oleh para ahli atau spesialis kurikulum, yang menjadi sumber
konsep-konsep atau memberikan landasan-landasan teoretis bagi pengembangan
kurikulim berbagai instirusi pendidikan.
Mengenai konsep kurikulum, ternyata
kurikulum memiliki berbagai macam konsep yang dapat digunakan dalam proses
pengajaran, maka dari itu, pembuatan makalah ini difokuskan pada konsep-konsep
kurikulum, yang mana hal ini menjadi bagian penting dari kurikulum itu sendiri.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, Adapun
masalah-masalah yang ingin di gali dalam pembuatan makalah ini yaitu seperti
terangkum dalam pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Apa saja model konsep kurikulum ?
2. Apa saja isi dari konsep kurikulum itu sendiri ?
3. Apa tujuan konsep kurikulum itu ?
4. Bagaimana pendekatan konsep kurikulum itu ?
5. Bagaimana evaluasi konsep kurikulum itu ?
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka
tujuan yang diharapkan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa saja model konsep kurikulum.
2. Untuk mengetahui isi dari
konsep kurikulum itu sendiri
3. Untuk mengetahui apa tujuan konsep kurikulum itu
4. Untuk mengetahui bagaimana pendekatan konsep kurikulum itu
5. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi konsep kurikulum itu
BAB 11
PEMBAHASAN
2.1. Kurikulum Humanistik
2.2. Kurikulum Subjek Akademik
2.3. Kurikulum Rekontruksi Sosial
2.4. Kurikulum Teknologi
Abad dua puluh
ditandai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan
teknologi mempengaruhi setiap bidang dan aspek kehidupan , termasuk bidang
pendidikan. Sejak dahulu teknologi telah diterapkan dalam pendidikan, tetapi
yang digunakan adalah teknologi yang sederhana, seperti penggunaan papan tulis
dan kapur, pena dan tinta, sabak dan grip, dan lain-lain.
Kemajuan dalam
teknologi menghasilkan sejumlah alat-alat, termasuk elektronik, yang kian lama
kian banyak dimanfaatkan dalam pendidikan seperti proyektor, TV, radio,
taperecorder, film, computer, film slide, CD-rom, internet dan sebagainya,
alat-alat ini lazim disebut ‘hardware” atau perangkat keras dalam pendidikan.
Banyaknya alat-alat serupa itu yang digunanakan menimbulkan istilah teknologi
pendidikan .
Sejalan dengan
perkembangan ilmu dan teknologi, di bidang pendidikan pula berkembang pula
teknologi pendidikan. Aliran ini ada persamaannya dengan pendidikan klasik,
yaitu menekankan isi kurikulum, tetapi diarahkan bukan pada pemeliharaan dan
pengawetan ilmu tersebut, tetapi pada penguasaan kompetensi. Suatu kompetensi
yang besar diuraikan menjadi kompetensi yang lebih sempit/khusus dan akhirnya
menjadi perilaku-perilaku yang dapat diamati dan diukur.
Teknologi
pendidikan berusaha agar teknik mengajar ini dapat dikuasai sepenuhnya sehingga
dapat dijamin hasil yang sama lepas dari factor kepribadian guru atau murid.
Teknologi pendidikan bermaksud memberikan dasar ilmiah dan empiris kepada
proses belajar mengajar.
Penerapan
teknologi dalam bidang pendidikan khususnya kurikulum adalah dalam dua bentuk,
yaitu bentuk perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).
Penerapan teknologi perangkat keras dalam pendidikan dikenal sebagai teknologi
alat (tools technology), sedangkan teknologi perangkat lunak disebut
juga dengan teknologi system (system technologi).
A. Tujuan Kurikulum Teknologi
Tujuan dari adanya teknologi dalam kurikulum pendidikan,
yaitu agar terarahnya penguasaan teknologi, yang dirumuskan pada bentuk
perilaku. Tujuan-tujuan yang bersifat umum, yaitu kompetensi, dirinci menjadi
tujuan-tujuan khusus, yang disebut objektif atau tujuan-tujuan instruksional.
Objek ini menggambarkan perilaku, perbuatan atau kecakapan keterampilan yang
dapat diamati dan diukur.
B. Isi Kurikulum Teknologi
Teknologi pendidikan dalam arti teknologi alat, lebih menekankan kepada
pengunaan alat-alat teknologis untuk menunjang efisiensi dan efektivitas
pendidikan. Kurikulumnya berisi rencana-rencana penggunaan berbagai alat dan
media, juga model-model pengajaran yang dapat melibatkan penggunaan alat.
Contoh-contoh model pengajaran tersebut adalah; pengajaran dengan bantuan film
dan video, pengajaran berprogram, mesin pengajaran, pengajaran modul.
Pengajaran dengan bantuan computer dll.
Dalam arti teknologi system, teknologi pendidikan menekankan kepada
penyusunan program atau rencana pengajaran, dengan menggunakan pendekatan system.
Program pengajaran ini bisa semata-mata program system, bisa program system
yang ditunjang dengan alat dan media. Dan bisa juga program system yang
dipadukan dengan alat dan media pengajaran.
Bahan ajar/ isi kurikulum banyak diambil dari disiplin ilmu, tetapi
telah diramu sedemikian rupa, sehingga mendukung penggunaan suatu kompetensi.
Kompetensi yang luas dirinci menjadi bagian-bagian atau kompetensi yang lebih
kecil, yang menggambarkan objektif. Urutan dari objektif-objektif ini pada
dasarnya menjadi inti organisasi bahan.
C. Pendekatan Kurikulum Teknologi
Teknologi yang dimaksud disini
adalah suatu pendekatan system dam memecahkan masalah-masalah praktis dalam
kehidupan. Konsep ini memandang bahwa kurikulum merupakan suatu system yang
dikembangkan dengan pendekatan system. Sebagai suatu system kurikulum mempunyai
sejumlah komponen yang merupakan saling ketergantungan dan keterkaitan dalam
mengefektifkan pencapaian tujuan. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum yang
menggunakan pendekatan system dimulai dari perumusan tujuan yang akan dicapai.
Berdasarkan tujuan, disumuskan alat untuk mengukur keberhasilan pencapaiannya.
Selanjutnya dirumuskan bahan-bahan pelajaran, dan kegiatan-kegiatan apa yang
perlu dilakukan, seperti metode dan alat yang dipandang dapat mengantarkan
siswa mencapai tujuan.
Konsep kurikulum teknologis tidak
melahirkan suatu bentuk kurikulum tertentu, seperti kurikulum yang berpusat
pada anak atau kurikulum kegiatan. Konsep ini lebih menekankan pada perancangan
system belajar mengajar berdasarkan pendekatan system. Penerapannya dalam
praktek pendidikan tercermin pada penerapan system pengajaran individual.
D. Evaluasi Kurikulum Teknologi
Kegiatan evaluasi dilakukan pada
setiap saat, pada akhir suatu pelajaran, suatu unit ataupun semester. Fungsi
evaluasi ini bermacam-macam, sebagai umpan balik bagi siswa dalam penyempurnaan
penguasaan suatu satuan pelajaran (evaluasi formatif), umpan balik bagi siswa
pada akhir program atau semester (evaluasi sumatif). Juga dapat menjadi umpan
balik bagi guru dan pengembangan kurikulum untuk penyempurnaan kurikulum.
Evaluasi yang mereka gunakan umumnya berbentuk tes objektif. Sesuai dengan
landasan pemikiran mereka, bahwa model pengajarannya menekankan sifat ilmiah,
bentuk tes ini dipandang yang paling cocok.
Meskipun memiliki
kelebihan-kelebihan, kurikulum teknologis tidak terlepas dari beberapa
keterbatasan atau kelemahan. Model ini terbatas kemampuannya untuk mengajarkan
bahan ajar yang kompleks atau membutuhkan penguasaan tingkat tinggi (analisis, sintetis,
evaluasi) juga bahan-bahan ajar yang bersifat efektif.
E. Pengembangan Kurikulum Teknologi
Pengembangan kurikulum teknologis
berpegang pada beberapa kriteria, yaitu: 1) Prosedur pengembangan kurikulum
dinilai dan disempurnakan oleh pengembangan kurikulum yang lain, 2) Hasil
pengembangan terutama yang berbentuk model
adalah yang bisa diuji coba ulang, dan hendaknya memberikan hasil yang
sama.
Inti dari pengembangan kurikulum
teknologi adalah penekanan pada kompetensi. Pengembangan dan penggunaan alat
dan media pengajaran bukan hanya sebagai alat bantu tetapi dersatu dengan
program pengajaran dan ditujukan pada penguasaan kompetensi tertentu.
Pengembangan kurikulum ini
membutuhkan kerjasama dengan para penyusun program dan penerbit media
elektronik dan media cetak. Pengembangan
pengajaran yang betul-betul berstruktur dan bersatu dengan alat dan media,
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Inilah hambatan utama pengembangan
kurikulum teknologi ini. Terutama bagi sekolah didaerah-daerah yang kemampuan finansialnya
masih rendah.
Pemecahan masih dapat dilakukan dengan
menerapkan model kurikulum teknologi yang lebih menekankan pada teknologi
system dan kurang menekankan pada teknologi alat. Dengan pendekatan ini biaya
dapat lebih ditekan, disamping memberi kesempatan pada pelaksana pengajaran,
terutama guru-guru untuk mengembangkan sendiri program pengajarannya. Model ini
dikenal di Indonesia dengan nama Satuan Palajaran dalam lingkungan Pendidikan
Dasar dan Menengah atau Satuan Acara Perkuliahan pada Perguruan Tingga, sebagai
bagian dari Sistem Instruksional atau Desain Intruksional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar