BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Didalam
psikolog pendidikan ada tiga ranah
perkembangan psiko-fisik yang dipandang memiliki keterkaitan langsung dengan kegiatan belajar
siswa. Proses-proses perkembangan tersebut meliputi:
1. Perkembangan motorik
(motor development)
2. Perkembangan kognitif
(cognitive development)
3. Perkembangan sosial dan
moral anak (social and moral developmentt)
Namun, pada pendidikan
sekarang ini, pendidik lebih cenderung memperhatikan perkembangan motorik dan
kognitif saja tanpa memperhatikan pentingnya perkembangan sosial dan moral
anak. Padahal perkembangan sosial dan moral anak sama pentingnya seperti
perkembangan motorik dan perkembangan kognitif.
Perkembangan sosial dan
moral adalah proses perkembangan yang harus dilalui oleh peserta didik, karena
proses sosial dan moral yang akan menentukan bagaimana anak bisa berinteraksi
dengan lingkungannya dan dapat diterima sebagai individu maupun kelompok
masyarakat. Oleh karena itu, perkembangan sosial dan moral memiliki arti
penting dalam proses belajar. Berdasarkan pemaparan diatas, penulis akan
membahasnya dalam makalah yang berjudul: Arti penting perkembangan sosial dan
moral bagi proses belajar agama.
ARTI PENTING
PERKEMBANGAN SOSIAL DAN MORAL BAGI PROSES BELAJAR AGAMA
A. Pengertian Perkembangan Sosial dan Moral
Menurut
Muhibbin Syah (2013:36) pendidikan, ditinjau dari sudut psikososial (kejiwaan
kemasyaraktan), adalah upaya penumbuh kembangan sumber daya manusia melalui
proses hubungan interpersonal (hubungan antar pribadi) yang berlangsung dalam
lingkungan masyarakat yang terorganisasi, dalam hal ini masyarakat pendidikan
dan keluarga.
Menurut Hartono (2002: 126-171)
dalam aspek sosial, dikenal adanya istilah perkembangan sosial, yaitu sebuah
proses sosialisasi (penyesuaian diri terhadap lingkungan kehidupan sosial)
dalam berintegrasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Proses ini sangat
bergantung pada faktor intelektual dan emosional. Adapun dari aspek moral
dikenal istilah perkembangan moral yaitu sebuah proses untuk memperoleh
kemampuan membedakan antara perbuatan yang benar dengan yang salah (kendali
dalam bertingkah laku) berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku
dalam kehidupannya.
Perkembangan
sosial dan moral (social and moral development), yakni proses perkembangan
mental yang berhubungan dengan perubahan-perubahan cara anak berkomunikasi
dengan orang lain, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok.
B.
Perkembangan Sosial dan
Moral Siswa
Menurut
Muhibbin Syah (2014:74) pendidikan baik yang berlangsung secara formal di sekolah
maupun yang berlangsung secara informal dilingkungan keluarga memiliki peranan
penting dalam perkembangan psikososial siswa. Perkembangan psikososial siswa
adalah proses perkembangan kepribadian siswa selaku seorang anggota masyarat
dalam berhubungan dengan orang lain.
Seperti
dalam proses perkembangan lainnya, proses perkembangan sosial dan moral siswa juga selalu berkaitan
dengan proses belajar. Kosekuensinya, kualitas hasil perkembangan sosial siswa
sangat bergantung pada kualitas proses belajar (khususnya belajar sosial).
Seperti hadis Rasulullah saw yang
artinya : Dari Al-Aswady ibn Sari’ berkata, Rasulullah SAW
Bersabda: Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka orangtuanyalah yang
menjadikannya yahudi, nasrani, dan majusi (HR. Abu Ya’la, Ath-Thabrani dan Baihaqi).
Peran orangtua sangat penting
dalam memberikan pendidikan agama pada anaknya dan membimbing anaknya
kepada kebaikan dengan berpedoman pada ajaran agama, dalam hal ini lingkungan
menjadi faktor utama pembentukan agama pada diri anak. Guru agama sebagai orang
yang ditunjuk oleh orangtua (salah satu upaya melaksanakan kewajibannya
memberikan pendidikan agama pada anak), memiliki kewajiban untuk mengajari anak
belajar agama dengan metode yang tepat di lingkungan sekolah sesuai dengan tingkat
perkembangan sosial dan moral anak.
Menurut
Muhibbin Syah (2014:74-75) dalam dunia psikolog belajar terdapat aneka ragam
mazhab (aliran pemikiran) yang berhubungan dengan perkembangan sosial. Diantara
ragam mazhab, perkembangan sosial ini yang paling menonjol dan layak dijadikan
rujukan ialah, 1) aliran teori cognitive psychology dengan tokoh utama Jean
Piaget dan Lawrence Kohelbergh ; 2) Aliran teori social learning dengan tokoh
utama Albert Bandura dan R.H Walters. Tokoh-tokoh psikologi tersebut telah
banyak melakukan penelitian dan pengkajian sosial perkembangan anak usia
sekolah dasar dan menengah dengan penekanan khusus pada perkembangan moralitas
mereka.
Perkembangan
sosial hampir dapat dipastikan sama dengan perkembangan moral, sebab perilaku
moral pada umumnya merupakan unsur fundamental dalam bertingkah laku sosial.
Piaget
and kohelberg menekankan bahwa pemikiran moral seorang anak terutama ditentukan
oleh kematangan kapasitas kognitifnya.
Sedangkan disisi lain, lingkungan sosial merupakan pemasok materi mentah
yang akan diolah oleh ranah kognitif anak secara aktif. Dalam interaksi sosial
dengan teman-teman sepermainan sebagai contoh, terdapat dorongan sosial yang
menantang anak tersebut untuk mengubah orientasi moralnya.
Pada
tahap perkembangan kognitip yang memungkinkan sikap dan perilaku egosentrisme
seorang anak berkurang, lazimnya pertimbangan moral (moral reasoning) anak
tersebut menjadi lebih matang. Sebaliknya, anak-anak yang masih diliputi sikap
dan perilaku mementingkan diri sendiri itu akan hanya mampu memahami kaidah
sosial yang hanya menyadari kesalahan sosialnya dan sekaligus berperilaku moral
secara memadai, pengenalan mereka terhadap wewenang orang dewasa dan penerimaan
mereka terhadap aturannya perlu ditanamkan.
Menurut
Muhibbin Syah (2013 : 38-39) Ada dua macam study yang dilakukan piaget mengenai
perkembangan moral anak dan remaja yakni:
1. Melakukan
observasi terhadap sejumlah anak yang bermain kelereng dan menanyai mereka
tentang aturan yang meeka ikuti
2. Melakukan
tes dengan menggunakan beberapa kisah yang menceritakan perubahan salah dan
benar yang dilakukan anak-anak, lalu meminta responden (yang terdiri atas anak
dan remaja) untuk menilai kisah-kisah tersebut berdasarkan pertimbangan moral
mereka sendiri.
Selanjutnya,
pengikut piaget, lawrence kohelbreg menemukan tiga tingkat pertimbangan moral
yang dilalui manusia prayuwana, yuwana dan pascayuwana. Setiap perkembangan
terdiri atas dua tahap perkembangan, sehingga secara keseluruhan perkembangan
moral manusia itu terjadi dala enam tahap.
C.
Perkembangan Sosial dan
Moral Menurut Teori Belajar Sosial
Teori belajar sosial adalah sebuah teori belajar yang
relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Salah
seorang tokoh utama teori ini adalah Albert Bandura. Prinsip dasar belajar
hasil temuan bandura termasuk belajar sosial dan moral. Menurut Barlow (1985),
sebagian besar upaya belajar manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan
penyajian contoh perilaku (modeling).
Pendekatan teori belajar sosial terhadap proses
perkembangan sosial dan moral siswa ditentukan pada perlunya conditioning.
(pembiasaan merespon) dan imitation (peniruan).
D. Perkembangan Sosial dan
Moral Bagi Proses Belajar Agama
Menurut Muhibbin Syah (2010:145)
proses belajar yang harus dilalui siswa untuk pengembangan watak dan
pengetahuan siswa agar menjadi sempurna, dipengaruhi oleh beberapa faktor.
yaitu: (1) Faktor internal (keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa), (2)
faktor eksternal (kondisi lingkungan disekitar siswa) (3) Faktor pendekatan
belajar (strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi-materi pelajaran).
Faktor-faktor
di atas berkaitan dengan perkembangan sosial dan moral siswa yang mempengaruhi
proses belajar agama siswa (bersifat eksternal). Keterkaitan antara perkembangan sosial dan moral
siswa dengan proses belajar agama memberikan konsekuensi yang logis dalam hal
kualitas beragama. Ketika guru agama mampu menanamkan pemahaman agama terhadap
siswanya dengan menumbuhkan kecintaan dalam diri siswa terhadap pelajaran agama
yang disajikan olehnya, akan membantu siswa memiliki pemahaman kesadaran
beragama dan menerapkan ajaran agama yang diajarkan dalam segala aspek
kehidupannya, sehingga siswa memiliki kemampuan dalam bersikap dan berperilaku
social yang selaras dengan norma moral agama, moral tradisi, dan nmoral hukum,
dan norma moral lainnya yang berlaku dalam masyarakat siswa yang bersangkutan.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
1.
Perkembangan sosial dan moral (social and
moral developmentt), adalah proses perkembangan mental yang berhubungan
dengan perubahan-perubahan cara anak berkomunikasi dengan orang lain.
2.
Pentingnya perkembangan sosial dan moral dalam
pendidikan agar anak dapat diterima sebagai anggota masyarakat.
3.
Perkembangan sosial dan moral menurut piaget dan
kohelberg ditentukan oleh kematangan kapasitas kognitifnya. Dan perkembangan
sosial dan moral menurut teori belajar terjadi melalui peniruan (imitation) dan
contoh (modeling).
4.
Proses belajar mengajar yang harus dilalui oleh
siswa untuk pengembangan watak dan pengetahuan siswa agar menjadi sempurna
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya faktor eksternal.
B. DAFTAR PUSTAKA
Desmita. 2012. “Psikologi
Perkembangan Peserta Didik”, Bandung : PT Remaja Rosda karya
Sunarto-B. Agung Hartono, 2002, ”Perkembangan
Peserta Didik”, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan-Rineka Cipta
Syah, Muhibbin. 2014.
"Psikolog Pendidikan",
Edisi Revisi, Bandung : PT Remaja Rosda karya.
Syah, Muhibbin. 2013. "Psikologi
Belajar", Jakarta : Rajagrafindo Persada
2010.
“Psikologi Belajar”, Jakarta : Rajagrafindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar