BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia
adalah adanya perubahan-perubahan tuntutan masyarakat terhadap kualitas dan
kuantitas pendidikan itu sendiri. Sebagai seorang guru di sebuah lembaga
pendidikan yang memiliki tanggung jawab yang besar terhadap anak-anak didiknya,
tentunya harus bisa mengatasi setiap permasalahan yang terjadi pada peserta
didiknya, dan juga harus bisa menjawab akan tuntutan-tuntutan masyarakat akan
kualitas dan kuantitas pendidikan.
Tentunya untuk mengatasi itu
semua, seorang guru harus memiliki kompetensi yang harus dikuasai, diantaranya
yaitu evaluasi pembelajaran. Kompetensi ini tentunya sejalan dengan tugas dan
tanggung jawab guru dalam pembelajaran, yaitu mengevaluasi pembelajaran,
termasuk di dalamnya melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar.
Kompetensi tersebut sejalan pula dengan instrument penilaian kemampuan
guru, yang salah satu indikatornya adalah melakukan evaluasi pembelajaran, yang
mana hal ini merupakan kemampuan dasar yang mutlak harus dimiliki dan dikuasai
oleh setiap guru atau calon guru. Oleh sebab itu wajar jika semua mahasiswa
program studi kependidikan, di lingkungan Universitas di Indonesia, khususnya di
Fakultas Tarbiyah, harus mempelajari mata kuliah evaluasi pembelajaran.
1.2.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, Adapun
masalah-masalah yang ingin di gali dalam pembuatan makalah ini yaitu seperti
terangkum dalam pertanyaan-pertanyaan berikut:
1.
Apa yang dimaksud dengan tujuan ?
2.
Apa yang dimaksud dengan evaluasi ?
3.
Apa tujuan dari evaluasi pembelajaran ?
1.3. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, maka tujuan yang diharapkan dalam pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui pengertian tujuan
2. Untuk
mengetahui pengertian evaluasi
3. Untuk
mengetahui tujuan evaluasi pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
1.1. Pengertian Tujuan
Tujuan (a goal) merupakan hasil akhir yang ingin dicapai
individu ataupun kelompok yang sedang bekerja. Secara ideal, tujuan merupakan
hasil yang diharapkan menurut nilai orang-orang atau sekelompok orang. Tujuan
kelompok disusun berdasarkan mayoritas individu yang bekerja untuk mencapai
tujuan bersama. Tujuan terdiri dari tujuan jangka pendek (short - range
goals) yang merupakan batu loncatan untuk tujuan jangka panjang (long-range
goals).
Tujuan
merupakan pedoman dalam pencapaian program dan aktivitas serta memungkinkan
untuk terukurnya efektivitas dan efisiensi kelompok. Komitmen anggota akan
tergantung kepada ketertarikannya terhadap kelompok dan tujuan kelompok.
Tingkat resiko dalam pencapaian tujuan kelompok harus ditetapkan dan dipantau
secara hati-hati, karena resiko kegagalan yang moderat lebih memotivasi.
1.2. Pengertian Evaluasi
Evaluasi berasal dari kata evaluation yang berarti
sesuatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sesuatu, apakah
sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak. Evaluasi artinya penilaian terhadap
tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah
program. Padanan kata evaluasi adalah assseement yang menurut Tardif
(1989) berarti proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai
seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Selain kata
evaluasi dan assesement ada pula kata lain yang berarti dan relative lebih
masyhur dalam dunia pendidikan yakni kata tes, ujian, dan ulangan.
Pengukuran, penilaian, dan evaluasi ketiganya saling
berkaitan dalam proses belajar mengajar dan dalam pelaksanaannya harus
dilakukan secara berurutan. Evaluasi itu meliputi pengukuran dan penilaian.
Pengukuran berkaitan dengan ukuran kuantitatif, sedangkan penilaian berkaitan
dengan kualitas. Adapun pengertian evaluasi menurut para ahli :
1. Norman E. Grounloud : Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan
berkesinambungan untuk mengetahui efisiensi kegiatan belajar mengajar dan
efektifitas dari pencapaian tujuan instruksi yang telah ditetapkan.
2. Edwin Wond dan Gerold W.Brown : Evaluasi adalah proses untuk menentukan
nilai dari segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan.
3. Suharsimi Arikunto : Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang
bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan alternative yang tepat dalam mengambil keputusan.
4. Djemari Mardapi : Evaluasi adalah proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui
pencapaian belajar kelas atau kelompok.
5. Carl H.Witherington (1952) : an evaluation is a decralation that
something has or does not have value.
6. Wand and Brown (1957) : refer to the act or process to determining the
value of something.
Dapat disimpulkan bahwa evaluasi itu
adalah suatu proses untuk menggambarkan peserta didik dan menimbangnya dari
segi nilai dan arti. Di dalam pembelajaran, evaluasi pembelajaran berarti
persiapan dan pemikiran guru tentang pengukuran dan penilaian proses dan hasil
kegiatan belajar mengajar.
Evaluasi merupakan suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan
penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang
suatu system pembelajaran.
Ulangan dan ulangan umum yang dulu disebut THB (Tes Hasil Belajar) dan
TPB (Tes Prestasi Belajar) adalah alat-alat ukur yang banyak digunakan untuk
menentukan taraf keberhasilan sebuah proses belajar-mengajar atau untuk menentukan
taraf keberhasilan sebuah program pengajaran. sementara itu, istilah evaluasi
biasanya dipandang sebagai ujian untuk menilai hasil pembelajaran para siswa
pada akhir jenjang pendidikan tertentu. Di Indonesia ujian seperti ini disebut
Ujian Akhir Nasional (UAN) yang kini disebut UN.
Proses dan hasil evaluasi sangat dipengaruhi oleh
beragam pengamatan, latar belakang dan pengalaman praktis evaluator itu
sendiri. Pada hakikatnya evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan
berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu,
berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan
keputusan. Berdasarkan pengertian ini, ada beberapa hal yang perlu dijelaskan
lebih lanjut, yaitu:
1. Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil
(produk). Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas sesuatu,
baik yang menyangkut tentang nilai atau arti, sedangkan kegiatan untuk sampai
pada pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi. Membahasa tentang evaluasi
berarti mempelajari bagaimana proses pemberian pertimbangan mengenai kualitas
sesuatu. Gambaran kualitas yang dimaksud merupakan konsekuensi logis dari
proses evaluasi yang dilakukan. Proses tersebut tentu dilakukan secara
sistematis dan berkelanjutan, dalam arti terencana, sesuai dengan prosedur dan
prinsip serta dilakukan secara terus menerus.
2. Dalam proses evaluasi harus ada pemberian
pertimbangan (judgement), pemeberian pertimbangan ini pada dasarnya
merupakan konsep dasar evaluasi. Melalui pertimbangan inilah ditentukan nilai
dan arti/makna (worth and merit) dari sesuatu yang sedang dievaluasi. Tanpa
pemberian pertimbangan, suatu kegiatan bukanlah termasuk kategori kegiatan
evaluasi.
3. Pemberian pertimbangan tentang nilai dan arti
haruslah berdasarkan kriteria tertentu.
Tanpa kriteria yang jelas, pertimbangan nilai dan arti yang diberikan bukanlah
suatu proses yang dapat di klasifikasikan sebagai evaluasi. Kriteria yang
digunakan dapat saja berasal dari apa yang dievaluasi itu sendiri (internal),
tetapi bisa juga berasal dari luar apa yang dievaluasi (eksternal), baik yang
bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Jika yang dievaluasi itu adalah proses
pembelajaran, maka kriteria yang dimaksud bisa saja dikembangkan dari
karakteristik proses pembelajaran itu sendiri, tetapi dapat pula dikembangkan
kriteria umum tentang proses pembelajaran. Kriteria ini penting dibuat oleh
evaluator dengan pertimbangan (a) hasil evaluasi dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah, (b) evaluator lebih percaya diri, (c) menghindari adanya unsur
subjektivitas, (d) memungkinkan hasil evaluasi akan sama sekalipun dilakukan
pada waktu dan orang yang berbeda, (e) memberikan kemudahan bagi evaluator
dalam melakukan penafsiran hasil evaluasi.
Kriteria sangat diperlukan untuk menentukan pencapaian indikator hasil
belajar peserta didik yang sedang diukur. Dalam pengembangan kriteria untuk
menentukan kualitas jawaban peserta didik, ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan, antara lain : (a) kriteria harus meluas, tetapi tidak memakan waktu
sehingga sulit dilaksanakan, (b) dapat dipahami dengan jelas oleh peserta
didik, orang tua dan guru, (c) mencerminkan keadilan, (d) tidak merefleksikan
variabel yang bias, latar belakang budaya, sosial, ekonomi, ras dan gender.
Dengan demikian, pengertian evaluasi pembelajaran
adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh
dalam rangka pengendalian, penjaminan, dan penetapan kualitas (nilai dan arti)
pembelajaran terhadap berbagai komponen pembelajaran, berdasarkan pertimbangan
dan kriteria tertentu, sebagai bentuk pertanggungjawaban guru dalam
melaksanakan pembelajaran, sedangkan penilaian hasil belajar adalah suatu
proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menilai pencapaian proses dan hasil
belajar peserta didik.
1.3.
Tujuan
Evaluasi Pembelajaran
Dalam setiap kegiatan evaluasi, langkah pertama yang
harus diperhatikan adalah tujuan evaluasi. Penentuan tujuan evaluasi sangat
bergantung pada jenis evaluasi yang digunakan. Tujuan evaluasi ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus.
Jika tujuan evaluasi masih bersifat umum, maka tujuan tersebut perlu diperinci
menjadi tujuan khusus, sehingga dapat menuntun guru dalam menyusun soal atau
mengembangkan instrument evaluasi lainnya.
Ada dua cara yang dapat ditempuh guru untuk
merumuskan tujuan evaluasi yang bersifat khusus, pertama, melakukan
perincian ruang lingkup evaluasi, kedua melakukan perincian proses
mental yang akan dievaluasi. Cara pertama berhubungan dengan luas pengetahuan
sesuai dengan silabus mata pelajaran, dan cara kedua berhubungan dengan jenjang
pengetahuan.
Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui
keefektifan dan efisien system pembelajaran, baik yang menyangkut tentang
tujuan, materi, metode, sumber belajar, lingkungan maupun system penilaian itu
sendiri. Tujuan khusus evaluasi pembelajaran disesuaikan dengan jenis evaluasi
pembelajaran itu sendiri, seperti evaluasi perencanaan dan pengembangan,
evaluasi monitoring, evaluasi dampak, evaluasi efisiensi-ekonomis, dan evaluasi
program komprehensif.
Chittenden (1994) mengemukakan tujuan penilaian,
seperti yang dikutip oleh Zainal Arifin (2014 ;15)
1. Keeping track, yaitu untuk menelusuri dan melacak
proses belajar peserta didik sesuai dengan rencana palaksanaan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Untuk itu guru harus mengumpulkan data dan informasi
dalam kurun waktu tertentu melalui berbagai jenis dan teknik penilaian untuk
memperoleh gambaran tentang pencapaian kemajuan belajar peserta didik.
2. Checking-up, yaitu untuk mengecek ketercapaian
kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan
peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. Dengan kata lain, guru
perlu melakukan penilaian untuk mengetahui
bagian mana dari materi yang sudah dikuasai dan belum dikuasai oleh
peserta didik.
3. Finding-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan
mendeteksi kekurangan, kesalahan, atau kelemahan peserta didik dalam proses
pembelajaran, sehingga guru dapat dengan cepat mencari alternative solusinya.
4. Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat
penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil
penyimpulan ini dapat digunakan guru untuk menyusun laporan kemajuan belajar ke
berbagai pihak yang berkepentingan.
Adapun tujuan hasil penilaian belajar adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik
terhadap materi yang telah diberikan
2. Untuk mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat,
dan sikap peserta didik terhadap program pembelajaran
3. Untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil
belajar peserta didik dengan standar kompetensi dasar yang telah ditetapkan
4. Untuk mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta
didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Keunggulan peserta didik dapat
dijadikan dasar bagi guru untuk memberikan pembinaan dan pengembangan lebih
lanjut, sedangkan kelemahannya dapat dijadikan acuan untuk memberikan bantuan
atau bimbingan.
5. Untuk seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta
didik yang sesuai dengan jenis pendidikan tertentu
6. Untuk menentukan kenaikan kelas
7. Untuk menempatkan peserta didik sesuai dengan
potensi yang dimilikinya.
Seorang guru perlu mengetahui tingkat kemajuan
peserta didik, sebab pengetahuan mengenai kemajuan peserta didik mempunyai
bermacam-macam kegunaan.
Pertama, melalui pengetahuan itu kita dapat mengetahui kedudukan peserta didik
dalam kelompoknya. Kita dapat mempraktikannya apakah peserta didik dalam
kelompoknya dapat dimasukan kedalam golongan anak yang biasa atau yang luar
biasa, dalam arti supergenius atau lambat majunya. Berdasarkan pengetahun ini
pula kita dapat mengadakan perencanaan
yang realistis mengenai masa depan anak. Hal ini penting, karena
keberhasilan peserta didik sebagai anggota masyarakat di kelak kemudian hari
akan ditentukan oleh ada tidaknya perencanaan masa depan yang realistis ini.
Kedua, apabila
pengetahuan tentang kemajuan peserta didik tadi digabungkan dengan pengetahuan
tentang kapasitas (kemampuan dasar) peserta didik, maka ia dapat dipergunakan
sebagai petunjuk mengenai kesungguhan usaha anak dalam menempuh program
pendidikannya. Melalui petunjuk ini pula kita dapat membantu peserta didik
sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Tujuan
(a goal) merupakan hasil akhir yang ingin dicapai individu ataupun
kelompok yang sedang bekerja, dan tujuan itu dapat dicapai melalui suatu proses.
Sedangkan evaluasi merupakan proses
pengukuran dan penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai
seseorang,
dan suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan
penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam
merancang suatu system pembelajaran. Yang bertujuan untuk mengetahui keefektifan dan efisien system
pembelajaran, baik yang menyangkut tentang tujuan, materi, metode, sumber
belajar, lingkungan maupun system penilaian itu sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2014. “Evaluasi Pembelajaran”.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Hasanah, Aan, dkk. 2014. “Inovasi
Pengelolaan Pendidikan”. Pemalang: STIT Pemalang Press.
Syah, Muhibbin. 2014. “Psikologi Pendidikan”. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar